Seorang ayah kadangkala harus berperan sebagai ibu karena berbagai sebab. Hal ini tidak aneh lagi pada sebagian masyarakat kelas menengah atas perkotaan. Eddy, seorang ayah asal Paris, Prancis ini contohnya.
 
Pembagian peran
 
Suami istri pada umumnya membagi peran dalam rumah tangga secara tradisional dan egaliter. Ada perbedaan yang mencolok dalam pembagian peran tersebut. Kita dapat menemukannya dalam kehidupan rumah tangga di depan mata.
 
Pembagian peran secara tradisional membuat ayah hanya fokus pada urusan mencari nafkah saja. Ibu mengurus rumah tangga. Ayah pergi pagi pulang malam, kejar setoran untuk mengasapkan dapur dan memenuhi aneka kebutuhan rumah tangga. Ibu mengelola dana pemberian ayah. Soal kasur-sumur-dapur, ibu semua yang menanganinya.
 
Pada pembagian peran secara egaliter, peran ayah dan ibu bersifat fleksibel. Ayah dan ibu dapat berperan mencari nafkah, sekaligus mengurus rumah tangga. Peran ayah dan ibu cenderung setara. Ayah dapat mengerjakan tugas-tugas yang dianggap feminim seperti mencuci dan memasak, ibu pun bekerja di kantor atau menekuni profesi tertentu serta mampu naik ke atap untuk membetulkan genteng bocor.

Pembagian peran secara tradisional mudah kita temukan di pedesaan.  Ayah seolah berkuasa karena mencari nafkah, sedangkan ibu bagai berada di kelas bawah ayah karena menerima setoran mingguan atau bulanan dari ayah saja.
 
Pada masyarakat perkotaan yang lebih dinamis, pembagian peran secara egaliter mudah kita temukan. Terutama pada pasangan yang keduanya bekerja mencari nafkah. Suami dan istri dapat bertukar peran mengurus rumah tangga. Sungguh merepotkan jika urusan rumah tangga tetap dibebankan kepada ibu saja.
 
Contoh dari Eddy
 
Eddy, seorang pria prancis adalah contoh ayah egaliter. Melalui akun Instagram @eddy_papeoo, Eddy berbagi kesehariannya bersama istri dan dua anaknya. Sosoknya terlihat fotogenik karena dia memang seorang model sekaligus pendiri brandpakaian Nadeoo untuk keluarga muda.
                                                      
Pada satu unggahan terlihat Eddy mengenakan pakaian feminim dan mengenakan topeng wajah istrinya. Eddy berdandan seperti itu sambil memberikan empeng pada anaknya yang masih bayi. Sang bayi mengisap empeng sambil menatap wajah bertopeng itu. Sepertinya si bayi mengira yang berada di hadapannya benar-benar ibunya.

Pada foto lain, terlihat pula, sang bayi menangis. Kemudian Eddy memakai topeng wajah istrinya. Si anak terlihat menjadi tenang sambil menatap wajah topeng sang ibu.

Berbagai foto lain memperlihatkan peran Eddy mengasuh anak-anaknya. Mereka asyik bermain di rumah maupun di alam bebas. Meski terlihat sebagai hot papa, Eddy mencitrakan diri sebagai ayah yang peduli dengan pengasuhan anak dan senang bermain dengan anak-anaknya. Meski hal itu bisa saja terkait dengan brandingperusahaan pakaiannnya.   




Egaliter Lebih Bahagia
 
Sosok ayah seperti Eddy yang mau berperan sebagai ibu semakin banyak kita temukan dalam masyarakat Urban. Tidak aneh lagi bapak-babak membawa anak ke supermarket tanpa ibu untuk belanja kebutuhan rumah tangga. Penampilan mereka pun terlihat trendi dan kekinian.

Pembagian peran secara egaliter semakin banyak menjadi pilihan karena tuntutan profesi dan pekerjaan suami-istri. Kabar baiknya, menurut penelitian oleh Olson et al. (2011) pasangan yang membagi perannya setara dan fleksibel lebih bahagia daripada pasangan yang keduanya membagi peran secara tradisional.
 
Dapat dimaklumi karena pembagian peran yang cenderung sama dan fleksibel membuat tugas dan beban pekerjaan rumah tangga terasa lebih ringan. Suami dan istri mendukung satu sama lain dalam pekerjaan dan tugas sehari-harinya. Tidak heran semakin banyak pasangan yang membagi tugasnya secara egaliter.
 
Bagaimana dengan Agan dan Sista? Masih cenderung tradisionalkah pembagian peran di rumah? Jika masih begitu, mari pelan-pelan membagi peran lebih seimbang agar kehidupan rumah tangga Agan dan Sisita lebih bahagia.




Rujukan
Penelitian
Kemenag

Foto: Instagram Eddy