akunkubaikAvatar border
TS
akunkubaik
Tak Lagi Sama ( Kisah Dalam Hidup Berumahtangga )
Tak lagi sama..emoticon-Frown

Setelah merasa cukup untuk mengenal sikap, komitmen, pandangan hidupnya ke depan maka aku benar-benar mempunyai niat yang tulus untuk memintanya menjadi pendamping hidup ku untuk selamanya.


Aku berkenalan dengannya memang tidak begitu lama, bisa dibilang sekitar 1 tahun. Mungkin bagi sebagian besar orang, berpacaran dengan jangka waktu 1 tahun bukanlah waktu yang lama. Namun bagi ku pribadi, berpacaran sekitar 1 tahun sudah cukup untuk meyakinkan hati ku untuk memilihnya sebagai istri yang akan menjadi pendamping hidup ku di masa yang akan datang.

Namanya " Rahel " , ya Rahel, nama yang indah persis seperti wajah wanita cantik tersebut.Aku berkenalan dengannya pada saat melamar pekerjaan di tempat kami bekerja saat ini.

" Cinta pada pandangan pertama " bisa dibilang seperti itu. Aku dan dia satu ruangan ketika akan tes wawancara sebagai salah satu syarat untuk diterima sebagai karyawan di perusahaan ini.

" Punten teh, disini kosong gak teteh " ucap ku sambil menunjuk kursi yang kosong di sebelah dia.

Dengan senyum yang manis, aku berniat untuk duduk disampingnya. Memang sudah takdir pada saat itu kami akan berkenalan satu sama lain.

" Duduk aja disini mas, kosong kok kursinya " jawabnya seraya menghentikan kesibukannya bermain dengan handphonenya.

" Makasih loh teteh, aku agak telat nih datangnya " balas ku mencoba akrab.

Hanya senyum manis balasan dari perkataan ku dan dia kembali memainkan handphonenya.

Kalau aku ngajak ngobrol-ngobrol, takutnya malah mengganggu, jadi kurogoh kantong celana ku dan kuambil handphone ku. Kami berdua pun asyik memainkan handphone kami masing-masing.

" Bu Rahel, silahkan masuk bu untuk wawancara " kata staf perusahaan ini mempersilahkan dia untuk masuk ke ruangan yang sudah disediakan.

" Baik bu , terimakasih.. " ucap Rahel sembari membereskan barang-barangnya lalu masuk ke ruangan tersebut.

" Rahel..oh Rahel namanya, nama yang cantik " bisik ku dalam hati.

Saat Rahel berdiri, aku perhatikan benar-benar wanita tersebut dari jarak dekat karena belum pernah sebelumnya aku bisa sedekat ini dengan Rahel.

" Cantik, tinggi, berkelas, pakaiannya yang rapi ditambah dengan wajah manis serta rambut hitam bergelombang sepunggung menyempurnakan kecantikan Rahel di mata ku ".

Aku asyik saja memainkan handphone ku sambil ngesearch tips dan trik untuk lulus wawancara kerja. Walaupun sebenarnya aku sudah beberapa kali wawancara kerja dan ini adalah perusahaan ketiga yang akan menjadi tempat ku bekerja jika nanti lulus seleksi.

" Bapak Andre " terdengar seorang staff perusahaan ini memanggil nama ku.

" Iya bu, saya Andre " jawab ku dengan sopan.

" Bapak Andre silahkan masuk ke ruangan untuk tes wawancara " jawab orang tersebut mempersilahkan ku.

" Baik bu, terimakasih " ucap ku dan segera menuju ruangan yang telah disediakan.

Aku berusaha untuk menjawab pertanyaan dengan sebaik-baiknya karena sangat berharap diterima di perusahaan ini. Perusahaan ini cukup besar, berskala nasional dengan gaji yang cukup untuk kehidupan masa depan.

Tidak begitu lama tes wawancara kerja ini dan pertanyaan yang ditanyakan juga hampir sama dengan pertanyaan saat aku tes wawancara di perusahaan tempat ku bekerja sebelumnya. Aku berharap diterima bekerja disini dan berharap juga agar Rahel semoga diterima bekerja disini.

" Dah beres Rahel?? " tanya ku saat melihat Rahel yang sedang duduk di kursi yang tadi.

" Udah, ini baru aja beres " jawab Rahel dengan wajah yang lebih berbinar.

Mungkin karena sudah selesai tes wawancara, dimana tes ini adalah tes yang terakhir agar bisa diterima bekerja di perusahaan ini. Hal ini jelas memberikan kelegaan karena tinggal menunggu pengumuman aja minggu depan.

" Kamu juga udah beres " tanya Rahel santai.

" Baru juga beres, setelah kamu dipanggil, sekitar 10 menit kemudian aku dipanggil kok " jawab ku sembari duduk disampingnya Rahel.

" Tapi...kamu kok tau sih nama aku Rahel??..dukun ya kamu " penasaran Rahel tentang hal itu.

" Hahahaha emoticon-Ngakak (S), ya tau lah..siapa sih yang gak penasaran pengen tau nama wanita cantik seperti kamu " canda ku untuk mengakrabkan diri dengan Rahel.

" Idihhhh.. gombal ahh kamu, paling juga tau pas nama ku tadi dipanggil...iya kan??" Tanya Rahel memastikan.

" Oh iya...nama mas siapa?? Lanjut Rahel yang ternyata pengen tau juga nama ku.

" Perkenalkan nama ku Andre Firmansyah " jawab ku sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman.

" Rahel Octaviany " jawab Rahel singkat dan menyambut salam dari ku.

Nama yang cantik Rahel Octaviany. Kemungkinan Rahel lahir bulan Oktober makanya diberi nama Octaviany.

" Oh iya hel " ucap ku..

" Bentar-bentar deh " potong Rahel tiba-tiba dan aku belum sempat menyelesaikan ucapan ku.

" Hell..hell..hellboy?? Gak mau ahh dipanggil hell " gerutu Rahel dengan wajah cemberutnya.

" Jelek banget atuh mas dipanggil hell " tambahnya dengan masih wajah manyun.

" Panggil Raheeeelllll..Rahel aja " ucap Rahel kesal.

Rahel cantik juga kalau kesal begitu, wajahnya yang bulat dan warna kulit yang putih terlihat sedikit kemerahan-merahan ketika kesal.

" Maaf, maaf hell ehh Rahel " ucap ku memperbaiki kesalahan ku.

" Tuhh kan diulangi lagi " ucap Rahel.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 13.00 dan perut ku sudah merasakan lapar karena tadi pagi tidak sempat sarapan. Maklumlah anak kos-kosan.

" Rahel..udah jam 1 siang nih, Rahel belum lapar..kita nyari makan yuk dekat-dekat sini " ajak ku dengan penuh harap bisa makan siang bersama Rahel.

" Ehhmmmm, belum terlalu lapar sih, tapiiii boleh deh kita nyari makan dekat sini " jawab Rahel.

" Thanks God " ucap ku dalam hati sebagai rasa ucapan terimakasih ku.

( Bersambung.. ))
Diubah oleh akunkubaik 22-06-2021 11:47
aryanti.storyAvatar border
rinandyaAvatar border
makgendhisAvatar border
makgendhis dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.6K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan