perojolan13Avatar border
TS
perojolan13
Tiga Upaya Garuda Selesaikan Masalah Utang Rp70 T


PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memaparkan tiga strategi dalam menyelesaikan masalah utang perusahaan yang mencapai Rp70 triliun. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memaparkan tiga strategi dalam menyelesaikan masalah utang perusahaan yang mencapai Rp70 triliun. Ilustrasi. (AFP PHOTO / ADEK BERRY).

Jakarta, CNN Indonesia --

Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memaparkan tiga strategi dalam menyelesaikan masalah utang perusahaan. Saat ini, total utang maskapai pelat merah ini sudah tembus Rp70 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi manajemen kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/5), opsi pertama yang akan dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan lessor pesawat. Opsi kedua, melakukan restrukturisasi utang usaha, termasuk terhadap Badan usaha Milik Negara (BUMN) serta mitra usaha lainnya.

Opsi ketiga, negosiasi langkah restrukturisasi pinjaman perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Semua dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi kinerja keuangan perusahaan.

"Seluruh upaya yang dilakukan oleh perusahaan pada prinsipnya dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kondisi kinerja dan likuiditas perusahaan yang terdampak signifikan imbas situasi pandemi covid-19," ungkap manajemen.

Sementara, Garuda Indonesia juga terus melakukan optimalisasi pengelolaan sejumlah lini bisnis untuk menaikkan pendapatan perusahaan. Manajemen memiliki enam upaya untuk mendongkrak kinerja dalam jangka pendek.

Pertama, memaksimalkan kerja sama dengan mitra usaha guna mendorong pendapatan. Kedua, meluncurkan program promosi.

Ketiga, pembukaan penerbangan langsung khusus kargo untuk mendukung daya saing komoditas ekspor nasional dan pengembangan UMKM. Keempat, pengoperasian pesawat passenger freighter.

Kelima, optimalisasi layanan charter cargo. Keenam, pengembangan layanan pengiriman barang berbasis aplikasi digital.

"Perusahaan berencana untuk memperbesar porsi pendapatan usaha dari lini bisnis cargo hingga 40 persen dari sebelumnya 10 persen hingga 15 persen," kata manajemen.

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan pihaknya akan mengurangi pegawai karena tertekan pandemi covid-19. Hal ini terungkap dalam sebuah rekaman yang ditujukan untuk jajaran karyawan bahwa perusahaan sudah tidak ada pilihan lain.

"Tidak ada pilihan buat kami untuk eksekusi dan menjalankan yang tidak kami sukai dan hindari selama berbulan-bulan ini yakni upaya mengurangi pegawai," ujarnya dalam rekaman yang diterima CNNIndonesia.com.

Salah satu yang akan dilakukan adalah program pensiun dini. Program ini menurutnya bisa diikuti oleh semua karyawan.

Irfan memaparkan semua kewajiban perusahaan seperti dalam aturan perusahaan akan dibayarkan kepada karyawan yang mengambil pensiun dini.

Selain itu, perusahaan juga akan mengurangi armada pesawat dari 140-an pesawat menjadi 70 pesawat.

Irfan mengatakan utang perusahaan sudah mencapai Rp70 triliun dan bertambah Rp1 triliun setiap bulannya. Kenaikan utang ini karena pendapatan perusahaan tidak bisa menutup pengeluaran. Irfan memproyeksikan pendapatan Mei 2021 hanya sekitar US$56 juta.

Sementara, pengeluaran sewa pesawat saja sudah mencapai US$56 juta. Lalu, maintenance US$20 juta, avtur US$20 juta, pegawai US$20 juta.

Menanggapi informasi yang beredar tersebut, manajemen dalam keterangan resmi menyebutkan bahwa rekaman itu merupakan diskusi internal perusahaan.

"Rekaman audio yang beredar tersebut merupakan rekaman diskusi internal perseroan yang dilakukan manajemen bersama karyawan," ucap manajemen.

Manajemen mengungkapkan diskusi ini dilakukan secara daring (online). Hal ini demi menjalankan protokol kesehatan di seluruh aktivitas bisnis Garuda Indonesia.

"Perseroan telah mengatur secara tegas mengenai larangan penyebarluasan informasi internal mengacu kepada aturan yang berlaku di perseroan," kata manajemen.

Hanya saja, informasi internal rupanya bocor ke publik. Untuk itu, manajemen sedang melakukan penelusuran atas tersebarnya rekaman rapat tersebut.

link


Irfan mengatakan utang perusahaan sudah mencapai Rp70 triliun dan bertambah Rp1 triliun setiap bulannya. Kenaikan utang ini karena pendapatan perusahaan tidak bisa menutup pengeluaran. Irfan memproyeksikan pendapatan Mei 2021 hanya sekitar US$56 juta. Sementara, pengeluaran sewa pesawat saja sudah mencapai US$56 juta. Lalu, maintenance US$20 juta, avtur US$20 juta, pegawai US$20 juta.
Diubah oleh perojolan13 02-06-2021 13:35
nomoreliesAvatar border
nomorelies memberi reputasi
1
1.2K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan