- Beranda
- Komunitas
- Female
- Wedding & Family
Ketahui 9 Topik Pertengkaran yang Menandakan Hubunganmu dalam Zona Bahaya
TS
elvici
Ketahui 9 Topik Pertengkaran yang Menandakan Hubunganmu dalam Zona Bahaya
Bisakah kautahu jika pertengkaran kalian berbelok ke zona berbahaya yang diidentifikasi oleh pakar mengancam sebuah hubungan? Ketahui tanda-tanda untuk peringatan--dan apa yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya.
Menunjukkan rasa tidak hormat pada pasangan
Dimulai dengan keluhan ringan seperti "Kamu tidak mencuci piring," bisa meningkat menjadi kritik seperti, "Kamu tidak membantu membereskan rumah." Lalu berevolusi menjadi penilaian menghakimi kepribadian: "Kamu egois dan pemalas.”
Ada perbedaan antara "keadaan" (tidak mencuci piring) dan "sifat" (egois dan pemalas). Egois dan malas adalah label yang sangat menyakitkan.
Ini tidak terjadi dalam semalam, tetapi secara bertahap menggerogoti fondasi hubungan. Bahasa menuding personal membuat pasangan tidak bisa mengelak melainkan dia hanya punya pilihan kembali menyerang. Tanpa sadar, rasa tidak hormat merajalela, tidak ada yang mendengar satu sama lain, dan keluhanmu yang sebenarnya tidak pernah terdengar dan tidak terselesaikan.
Saat berselisih paham, kau bersikeras bahwa kau benar
Ya, mungkin sulit untuk mengatakan, "Saya salah," tetapi dalam suatu hubungan, itu harus dilakukan. Jadi, apakah kau ingin terlihat benar atau kau ingin bahagia?
Tidak ada yang benar 100 persen. Alih-alih mencari tahu siapa yang benar, kau sebaiknya mencari tahu bagaimana membuat sesuatu berfungsi. Ketika bertengkar tentang hal-hal kecil dengan pasangan, cobalah untuk membiarkannya. Tentu saja masalah yang paling penting dapat diperdebatkan, tetapi dengan cara yang matang. Merasa paling benar sangat memengaruhi hubunganmu. "Kebutuhan untuk menjadi benar dalam suatu argumen bersifat memecah-belah dan dapat menyebabkan kebencian dalam hubungan, seiring waktu," kata Antonia Hall, psikolog. “Jika kau melupakan bahwa kalian adalah tim, akan ada perasaan terluka yang dapat menciptakan keinginan untuk berpisah."
Tidak sepakat tentang memiliki anak
Mungkin ada satu ketakutan anak-anak akan menghalangi karier atau berhenti berusaha karena masalah kesuburan. Jika kalian tidak berada dalam kesepakatan yang sama tentang memiliki anak, ini akan menyebabkan kebencian.
Menjadi orang tua adalah komitmen besar secara fisik dan emosional. Kalian harus satu kompromi atau ini tidak akan berhasil. Tidak adil untuk memaksa seseorang untuk memiliki anak atau tidak.
Mengulang konflik yang sama
"Ini dia lagi." Kau memarahinya karena meletakkan handuk basah di tempat tidur lagi, kau harus mengingatkannya untuk menelepon jika membatalkan janji acara keluarga, atau hal terakhir yang membuat kalian berdebat kembali diulang.
Menurut The Gottman Institute, mengulangi konflik dalam hubungan dapat mewakili kesimpulan tentang perbedaan gaya hidup dan kepribadian kalian.
Terkadang pasangan berdebat tentang hal sehari-hari yang pada kenyataannya mereka melepaskan ketegangan yang mungkin berasal dari konflik mendasar yang lebih besar. “Ini mungkin mengarah pada perceraian jika membiarkan pertengkaran serius meningkat, bahkan jika memilih menolak untuk berbicara, atau menyalahkan secara berlebihan,” kata Marni Feuerman, seorang psikoterapis berlisensi di Boca Raton, Florida.
Perlu kompromi dan melakukan beberapa take and giveuntuk mengakhiri pertengkaran dan perbedaan yang konstan.
Berdebat tentang seks
Salah satu dari kalian menginginkan seks dan yang lainnya tidak. Kurangnya keintiman dapat berarti kau berada dalam hubungan platonik--meskipun itu juga bisa merupakan hasil dari kecemasan, depresi, atau kondisi medis fisik. "Karena kerentanan fisik dan emosional memengaruhi seks, ini bisa menjadi rintangan yang sulit dilewati," kata Laurel House, pakar seks, "tetapi itu penting. Tanpa sentuhan fisik, kalian menimbulkan perasaan penolakan yang dapat menyebabkan rasa tidak aman, kebencian, kemarahan, dan pemberontakan."
Penelitian terbaru yang dilakukan di Universitas Toronto-Mississauga bahwa hubungan seks lebih dari sekali seminggu tidak membuat pasangan lebih bahagia. Namun, jika seks kurang sering daripada mingguan, maka kebahagiaan menurun. Studi menemukan keintiman adalah bagian penting dari hubungan yang sehat. Jika mengalami kurangnya keintiman untuk jangka waktu yang lama, itu mungkin mengarah pada putusnya hubungan.
Kau perlu berbicara dengan pasangan tentang kurangnya hubungan seks ketika sedang tenang dan berada di tempat atau suasana di mana kalian bisa saling terbuka. "Namun, jangan hanya berbicara tentang tidak berhubungan seks, bicaralah tentang mengapa kalian tidak melakukan hubungan seks," kata House. Cari tahu apakah itu kebosanan, ketidaktertarikan, gangguan, prioritas, rasa tidak aman atau mungkin masalah fisik.
Berdebat tentang keluarga
Jika kau merasa bahwa pasangan tidak menyukaikeluargamu atau sebaliknya, kalian bisa saling membenci. "Jika kau akan mengkritik atau berkomentar tentang keluarga pasangan, harus dilakukan dengan cara yang menghormati pasangan dan memperhatikan perasaannya," kata Stacey Laura Lloyd, pakar hubungan. “Hubungan keluarga bisa sangat dalam, pasangan mungkin merasa dihina atau diserang secara pribadi oleh kata-kata yang kurang baik tentang keluarganya."
Mungkin satu pasangan ingin menghabiskan banyak waktu dengan keluarganya dan yang lainnya tidak. Tidak ada benar atau salah. “Hal mengenai batas dengan orang-orang di luar hubungan kalian adalah salah satu yang harus dinegosiasikan," kata Feuerman. "Bicaralah tentang harapanmu dan apa artinya bagimu untuk memiliki waktu dengan keluarga."
Bertengkar tentang gaya hidup
Pasangan suka pergi keluar dan bersosialisasi dengan teman terus-menerus, kau adalah orang rumahan yang introver.
"Jika seseorang dalam hubungan itu masih suka berpesta dan yang lain tidak, itu kemungkinan besar akan menimbulkan masalah," kata Winston. "Pasangan yang di rumah akan dibuat merasa bahwa mereka 'tidak cukup', dan membuat pasangan yang keluar merasa bersalah."
Gaya hidup yang berbeda ini berarti bahwa kalian harus menemukan cara untuk berkompromi. Pakar menyarankan bahwa pasangan yang keluar harus membuat pasangan yang tinggal di rumah tetap bahagia.
Bertengkar tentang uang
Tidak dapat dihindari bahwa hampir setiap pasangan pernah bertengkar tentang keuangan. Ini masalah umum. Ketika kalian tidak bisa menyetujui cara menghasilkan, menyimpan, atau membelanjakan uang, hubungan memasuki wilayah berbahaya.
"Pasangan yang berpenghasilan lebih tinggi tidak harus mengambil kendali penuh atas pengeluaran," kata Winston. "Sangat penting keputusan dibuat bersama, apakah itu tempat berlibur atau berapa banyak biaya yang dihabiskan."
Dia menyarankan bahwa seorang yang berpenghasilan tinggi daripada yang lain menetapkan anggaran dan biaya, dan yang lain memutuskan bagaimana cara membelanjakannya.
Menetapkan tujuan keuangan bersama adalah salah satu resolusi hubungan yang harus dibuat setiap pasangan untuk kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat.
Berdebat tentang mengapa kalian pernah bersama
Harusnya kau memiliki perasaan hangat tentang pertama kali bertemu di toko es krim. Kau tidak ingin merenungkan saat dia terlambat satu jam untuk menjemputmu di kampus. "Jika waktu bersama dihabiskan untuk mengulangi saat-saat buruk daripada menikmati masa kini dan bersemangat tentang masa depan, kalian mungkin tidak cocok memiliki masa depan bersama," kata Lloyd. Ketika ingatan positif memudar, kalian secara emosional menjauhkan diri satu sama lain. “Sangat mudah untuk fokus pada hal negatif dalam diri pasangan ketika kau mulai menyalahkannya alih-alih menghargai dia apa adanya,” kata House. “Faktanya, kita semua memiliki hal negatif. Jika kita memilih untuk menyorotkan lampu pada hal itu, segera semua hal negatif pendukung lainnya akan diterangi juga, lantas banyak hal positif diabaikan."
Buatlah jadwal untuk menghabiskan waktu bersama-sama yang fokus mengingat kenangan indah atau peristiwa yang membuat kalian tertawa bahagia. "Ini adalah kesempatan mengingat mengapa kalian jatuh cinta satu sama lain, menghargai satu sama lain," katanya.
Menunjukkan rasa tidak hormat pada pasangan
Dimulai dengan keluhan ringan seperti "Kamu tidak mencuci piring," bisa meningkat menjadi kritik seperti, "Kamu tidak membantu membereskan rumah." Lalu berevolusi menjadi penilaian menghakimi kepribadian: "Kamu egois dan pemalas.”
Ada perbedaan antara "keadaan" (tidak mencuci piring) dan "sifat" (egois dan pemalas). Egois dan malas adalah label yang sangat menyakitkan.
Ini tidak terjadi dalam semalam, tetapi secara bertahap menggerogoti fondasi hubungan. Bahasa menuding personal membuat pasangan tidak bisa mengelak melainkan dia hanya punya pilihan kembali menyerang. Tanpa sadar, rasa tidak hormat merajalela, tidak ada yang mendengar satu sama lain, dan keluhanmu yang sebenarnya tidak pernah terdengar dan tidak terselesaikan.
Saat berselisih paham, kau bersikeras bahwa kau benar
Ya, mungkin sulit untuk mengatakan, "Saya salah," tetapi dalam suatu hubungan, itu harus dilakukan. Jadi, apakah kau ingin terlihat benar atau kau ingin bahagia?
Tidak ada yang benar 100 persen. Alih-alih mencari tahu siapa yang benar, kau sebaiknya mencari tahu bagaimana membuat sesuatu berfungsi. Ketika bertengkar tentang hal-hal kecil dengan pasangan, cobalah untuk membiarkannya. Tentu saja masalah yang paling penting dapat diperdebatkan, tetapi dengan cara yang matang. Merasa paling benar sangat memengaruhi hubunganmu. "Kebutuhan untuk menjadi benar dalam suatu argumen bersifat memecah-belah dan dapat menyebabkan kebencian dalam hubungan, seiring waktu," kata Antonia Hall, psikolog. “Jika kau melupakan bahwa kalian adalah tim, akan ada perasaan terluka yang dapat menciptakan keinginan untuk berpisah."
Tidak sepakat tentang memiliki anak
Mungkin ada satu ketakutan anak-anak akan menghalangi karier atau berhenti berusaha karena masalah kesuburan. Jika kalian tidak berada dalam kesepakatan yang sama tentang memiliki anak, ini akan menyebabkan kebencian.
Menjadi orang tua adalah komitmen besar secara fisik dan emosional. Kalian harus satu kompromi atau ini tidak akan berhasil. Tidak adil untuk memaksa seseorang untuk memiliki anak atau tidak.
Mengulang konflik yang sama
"Ini dia lagi." Kau memarahinya karena meletakkan handuk basah di tempat tidur lagi, kau harus mengingatkannya untuk menelepon jika membatalkan janji acara keluarga, atau hal terakhir yang membuat kalian berdebat kembali diulang.
Menurut The Gottman Institute, mengulangi konflik dalam hubungan dapat mewakili kesimpulan tentang perbedaan gaya hidup dan kepribadian kalian.
Terkadang pasangan berdebat tentang hal sehari-hari yang pada kenyataannya mereka melepaskan ketegangan yang mungkin berasal dari konflik mendasar yang lebih besar. “Ini mungkin mengarah pada perceraian jika membiarkan pertengkaran serius meningkat, bahkan jika memilih menolak untuk berbicara, atau menyalahkan secara berlebihan,” kata Marni Feuerman, seorang psikoterapis berlisensi di Boca Raton, Florida.
Perlu kompromi dan melakukan beberapa take and giveuntuk mengakhiri pertengkaran dan perbedaan yang konstan.
Berdebat tentang seks
Salah satu dari kalian menginginkan seks dan yang lainnya tidak. Kurangnya keintiman dapat berarti kau berada dalam hubungan platonik--meskipun itu juga bisa merupakan hasil dari kecemasan, depresi, atau kondisi medis fisik. "Karena kerentanan fisik dan emosional memengaruhi seks, ini bisa menjadi rintangan yang sulit dilewati," kata Laurel House, pakar seks, "tetapi itu penting. Tanpa sentuhan fisik, kalian menimbulkan perasaan penolakan yang dapat menyebabkan rasa tidak aman, kebencian, kemarahan, dan pemberontakan."
Penelitian terbaru yang dilakukan di Universitas Toronto-Mississauga bahwa hubungan seks lebih dari sekali seminggu tidak membuat pasangan lebih bahagia. Namun, jika seks kurang sering daripada mingguan, maka kebahagiaan menurun. Studi menemukan keintiman adalah bagian penting dari hubungan yang sehat. Jika mengalami kurangnya keintiman untuk jangka waktu yang lama, itu mungkin mengarah pada putusnya hubungan.
Kau perlu berbicara dengan pasangan tentang kurangnya hubungan seks ketika sedang tenang dan berada di tempat atau suasana di mana kalian bisa saling terbuka. "Namun, jangan hanya berbicara tentang tidak berhubungan seks, bicaralah tentang mengapa kalian tidak melakukan hubungan seks," kata House. Cari tahu apakah itu kebosanan, ketidaktertarikan, gangguan, prioritas, rasa tidak aman atau mungkin masalah fisik.
Berdebat tentang keluarga
Jika kau merasa bahwa pasangan tidak menyukaikeluargamu atau sebaliknya, kalian bisa saling membenci. "Jika kau akan mengkritik atau berkomentar tentang keluarga pasangan, harus dilakukan dengan cara yang menghormati pasangan dan memperhatikan perasaannya," kata Stacey Laura Lloyd, pakar hubungan. “Hubungan keluarga bisa sangat dalam, pasangan mungkin merasa dihina atau diserang secara pribadi oleh kata-kata yang kurang baik tentang keluarganya."
Mungkin satu pasangan ingin menghabiskan banyak waktu dengan keluarganya dan yang lainnya tidak. Tidak ada benar atau salah. “Hal mengenai batas dengan orang-orang di luar hubungan kalian adalah salah satu yang harus dinegosiasikan," kata Feuerman. "Bicaralah tentang harapanmu dan apa artinya bagimu untuk memiliki waktu dengan keluarga."
Bertengkar tentang gaya hidup
Pasangan suka pergi keluar dan bersosialisasi dengan teman terus-menerus, kau adalah orang rumahan yang introver.
"Jika seseorang dalam hubungan itu masih suka berpesta dan yang lain tidak, itu kemungkinan besar akan menimbulkan masalah," kata Winston. "Pasangan yang di rumah akan dibuat merasa bahwa mereka 'tidak cukup', dan membuat pasangan yang keluar merasa bersalah."
Gaya hidup yang berbeda ini berarti bahwa kalian harus menemukan cara untuk berkompromi. Pakar menyarankan bahwa pasangan yang keluar harus membuat pasangan yang tinggal di rumah tetap bahagia.
Bertengkar tentang uang
Tidak dapat dihindari bahwa hampir setiap pasangan pernah bertengkar tentang keuangan. Ini masalah umum. Ketika kalian tidak bisa menyetujui cara menghasilkan, menyimpan, atau membelanjakan uang, hubungan memasuki wilayah berbahaya.
"Pasangan yang berpenghasilan lebih tinggi tidak harus mengambil kendali penuh atas pengeluaran," kata Winston. "Sangat penting keputusan dibuat bersama, apakah itu tempat berlibur atau berapa banyak biaya yang dihabiskan."
Dia menyarankan bahwa seorang yang berpenghasilan tinggi daripada yang lain menetapkan anggaran dan biaya, dan yang lain memutuskan bagaimana cara membelanjakannya.
Menetapkan tujuan keuangan bersama adalah salah satu resolusi hubungan yang harus dibuat setiap pasangan untuk kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat.
Berdebat tentang mengapa kalian pernah bersama
Harusnya kau memiliki perasaan hangat tentang pertama kali bertemu di toko es krim. Kau tidak ingin merenungkan saat dia terlambat satu jam untuk menjemputmu di kampus. "Jika waktu bersama dihabiskan untuk mengulangi saat-saat buruk daripada menikmati masa kini dan bersemangat tentang masa depan, kalian mungkin tidak cocok memiliki masa depan bersama," kata Lloyd. Ketika ingatan positif memudar, kalian secara emosional menjauhkan diri satu sama lain. “Sangat mudah untuk fokus pada hal negatif dalam diri pasangan ketika kau mulai menyalahkannya alih-alih menghargai dia apa adanya,” kata House. “Faktanya, kita semua memiliki hal negatif. Jika kita memilih untuk menyorotkan lampu pada hal itu, segera semua hal negatif pendukung lainnya akan diterangi juga, lantas banyak hal positif diabaikan."
Buatlah jadwal untuk menghabiskan waktu bersama-sama yang fokus mengingat kenangan indah atau peristiwa yang membuat kalian tertawa bahagia. "Ini adalah kesempatan mengingat mengapa kalian jatuh cinta satu sama lain, menghargai satu sama lain," katanya.
Referensi: 1, 2 | Foto: google
Diubah oleh elvici 14-05-2021 09:44
NhaBoer dan 31 lainnya memberi reputasi
30
7.1K
308
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan