Kehilangan adalah keniscayaan dalam hidup. Dia dapat menimpa siapa saja, orang miskin, orang kaya, orang desa, orang kota, orang jahat, orang baik, orang kecil, orang besar, pokoknya siapa saja selama nafasnya masih berhembus, niscaya dia pasti pernah mengalami rasanya kehilangan.


Biasanya, kehilangan berbanding lurus dengan kesedihan. Makin berharga atau berarti sesuatu / seseorang yang hilang itu maka akan semakin sedih rasanya, dan itu wajar, manusiawi. Karena kita punya hati, salah satu tempat bersemayamnya rasa sedih dan kita juga punya air mata untuk menumpahkan kesedihan itu.


Tetapi kadang kita merasa terlambat untuk menyadari betapa berharga dan berartinya sesuatu / seseorang yang hilang itu. Kita baru merasa menyesal telah menyia-nyiakannya setelah ia hilang atau pergi. Seoarang guru pernah berkata bahwa "kamu baru akan tahu pentingnya suatu nikmat kalau nikmat itu sudah hilang dari diri kamu".

Karena kehilangan adalah bagian dari hidup yang harus kita jalani, maka itu menjadi penting sebagai sebuah proses menuju kedewasaan kita dalam menjalani kehidupan dan memandang sebuah arti kehilangan. Setidaknya kita bisa berfikir positif dan mencari hikmah dibalik kehilangan yang kita alami. Adakah ia sebagai ujian atau cobaan, ataukah ia menjadi teguran untuk kita, semuanya tentu ada hikmah dan pelajaran yang dapat diambil.



Ada dua kata kunci yang sering disebut untuk orang yang sedang mengalami kehilangan. Kedua kata ini setidaknya dapat memberikan dorongan semangat untuk tidak terlalu larut dan terpuruk. Yang pertama sabar dan yang kedua ikhlas. Inilah kunci yang harus digenggam erat oleh orang-orang yang sedang dirundung nestapa kehilangan. Seberapa besar kehilangan yang dialami jika dihadapi dengan sabar dan ihklas maka segalanya akan terasa lebih damai dan indah, karena sejatinya tidak ada yang benar-benar milik kita di dunia ini. Semuanya dari Tuhan dan kepadanya semua akan kembali.