GERD kepanjangan dari Gastroesophageal Reflux Disease, yakni  penyakit kronik pada sistem pencernaan, nah ketika asam lambung lagi tinggi dan naik kembali ke esofagus (kerongkongan), maka kondisi itulah yang disebut dengan GERD. Dan saya juga punya riwayat penyakit maag, oleh karena pada dasarnya GERD dan maag itu berbeda.

Penyakit ini kambuh di awali oleh kegemaran saya mengkonsumsi yang pedas-pedas, rasanya mulut hambar banget kalau makan gak pakai sambal. Biasanya yang kambuh adalah maag, tetapi jarang karena makan pedas, biasanya hanya karena jam makan yang sangat berantakan, itupun jika minum obat antasida favorit maag saya berangsur-angsur reda.

Pada hari itu, kira-kira tanggal 12 Januari lalu saya makan siang dengan sekaligus 2 varian sambal favorit yang ekstra pedas, jadi dimulut langsung 2 jenis ya gan, hahah menzolimi tubuh sekali saya ini . itupun makan siang yang udah lewat banget, kira-kira jam 14.00 dan menjadi makan pertama setelah bangun tidur, dan hari-hari lainnya memang gitu, selalu malas sarapan dan milih makan kalau udah siang banget, dan ketika makan, saya gemar banget yang berminyak-minyak, meskipun sadar itu kadang tidak terlalu bagus jika sering, tapi susah banget mau berubah.
Dan tetiba tanda-tanda sakit maag pada hari Selasa itu datang, saya emang ada stok obat antasida jadi langsung comot aja dan gak pikir apa-apa lagi selain ‘nanti juga reda’, karena biasanya juga gitu. Tetapi kali ini beda, rasa sakit maag ini kok gak hilang-hilang, selama 2 hari saya rasakan perut melilit dan sakit pada bagian ulu hati, kadang keringat keluar walau udara dingin, dan mulai merasakan cemas.

Malamnya, tetiba leher bagian kiri bawah mendadak sakit dan feeling saya itu adalah salah satu gejala dari naiknya asam lambung (soalnya saya udah pernah alamin hal ini sebelumnya). Pokoknya leher kiri bawah jadi sakit kalau dipakai menelan, dan besoknya giliran leher kanan atas yang sakit.  

Walaupun saya tidak pergi memeriksakan diri ke dokter, tetapi saya yakin banget itu karena asam lambung udah naik tinggi sampai ke tenggorokan karena dibarengi dengan dada yang kayak terbakar atau yang umum dikatakan ‘heartburn’ serta mulut rasanya gak enak banget, kayak aroma-aroma pahit dan asam dimulut.

Puncaknya pada tanggal 14 Januari kemaren, waktu itu perut masih belum reda kramnya, dan saya makan siang, usil ambil sambal dikit aja di cocolin ke lauk, tapi dikit doang, belumlah habis nasi saya di piring, sakitnya makin bertambah waduh kapok banget. Di hari itupun saya ada tugas ngetik pakai opini pribadi dan tidak boleh terlambat di stor sebelum besok pagi, maka saya gunakan gaya SKS (sistem kebut semalam), begadang ditambah kadang-kadang tres ngetik dan kelelahan pun saya rasakan.




Hampir jam 11 malam saya masi ngetik dengan kepala yang lagi pelik-peliknya sampai lupa kalau saya lagi dalam situasi heartburn, tiba-tiba ada mual dari perut dan terus naik ke leher dan mendesak ingin dimuntahkan, alhasil malam itu, dalam waktu kurang dari 2 jam saya muntah 4 kali mengeluarkan semua makan malam.
Rasanya tidak enak sekali, rasa mual dan selalu ingin muntah, perut melilit, dadas eperti terbakar karena perih, tenggorokan dan mulut asam, kepala sakit dan pusing, serta pikiran kalut, semua jadi satu.

 Dan hal pertama yang saya lakuin adalah banyak-banyak minum air putih dan tidur dengan bantal kepala yang tinggi serta menghadap ke kanan, sementara tugas itu diambil alih oleh adik saya.

Besoknya, di hari Jumat, dari bangun tidur sampai malam, saya terus mengalami gejala di atas, dan obat antasida favorit saya sama sekali tidak ada pengaruhnya. Rasa mual dan mau muntah tidak pernah hilang seharian, nafsu makan tidak ada, tetapi tetap saya paksa makan walau sedikit, jangankan makan lah minum air seteguk aja rasanya udah mau dimuntahin keluar. Dan saya mutusin buat pergi ke klinik besok jika keadaan tidak membaik.

Seharian itu saya banyak rebahan saja, soalnya badan lemas dan kepala puyeng banget, perasaan tidak enak, emm bukan tidak enak dalam arti biasanya, sejak sakit di malam Jumat sampai beberapa hari ke depan, saya seperti tidak bisa menggiring pikiran saya untuk damai, selalu merasa kesepian, takut, takut sepi, takut di kamar dan otak seperti memutar banyak kenangan bersama keluarga yang seolah-olah pakai efek sepia waduh, kacau banget, pokoknya tubuh dan pikiran sedang dalam titik paling rendah banget.

Saya banyak membaca dan searching tetang GERD, membaca pengalaman orang yang juga pernah disinggahi penyakit ini dan sedikit bersyukur karena ada juga orang lain yang pernah kena penyakit ini dengan gejala yang lebih parah dari saya dan berhasil sembuh. Serta selalu mencari tahu tips-tips kesembuhan untuk saya praktekkan sendiri.

Setelah seharian rebahan, malamnya saya makan. Sejak heartburn dan rasa mual menyerang, saya palingan mampu habisin nasi 3-4 sendok saja, itupun mesti dipaksa supaya  gak dimuntahin lagi. Kemudian saya duduk dan minum obat dan banyak melihat video-video lucu untuk ngalihin pikiran saya yang kadang kambuh sedihnya.  Dan malam itu saya baikan, sensasi heartburn dan mual berangsur-angsur berkurang meski pusing masih betah di kepala.

Dan besok harinya yakni Sabtu, saya urung untuk memeriksakan diri ke dokter karena sudah tidak terlalu merasakan tidak enak di perut serta mulut yang berbau asam hanya saja perut saya tidak mampu habiskan nasi di atas 3 sendok makan, karena perut tidak boleh kosong, maka saya sering-sering makan, entah sehari bisa berapa kali

Malamnya, tetiba saya rasakan sakit di dada sebelah kiri dan dibarengi dengan sesak atau seperti dada ada yang tertindih, napas pun tidak bisa panjang dan pokoknya benar-benar tidak nyaman. Saya kembali minum antsida sebiji dan banyakin minum air hangat serta berusaha alihkan pikiran dari rasa sesak di dada ini, rupanya GERD belum benar-benar pergi dari tubuh saya.


Besoknya, mulai dari pagi-pagi sekali rasa sakit pindah ke dada sebelah kanan dan kemudian hampir seharian rasa sesak bak ditindih memenuhi seisi dada saya. Saya banyak membaca tulisan serta tanya jawab pasien-dokter dengan gejala yang sama, yakni sebelumnya memang kena maag plus GERD hingga naik ke dada sakitnya.
Pokoknya di hari Minggu itu adalah hari tersesak lah gimana enggak, tidak ada menit yang terlewat tanpa napas lega, sangat menyiksa sekali di tambah perut yang kurang enakan serta mulut yang muncul kembali rasa asamnya.

Ada artikel yang saya baca, yang ditulis oleh seorang lelaki yang sering juga kambuh GERD nya dan membagikan tips pengobatan sendirinya atau lebih tepatnya racikan sendiri, salah satu obatnya adalah ‘arang aktif’ yang saya lumayan familiar dengannya hanya saja belum pernah coba, dan benar-benar tidak menyangka kalau itu bisa jadi obat asam lambung yang berlebih.


Malam itu saya mo nyuruh adik saya buat keluar ke apotek beli arang aktif dengan merek N*R*T, tetapi tidak jadi sebab gerimis, pikirku besok sajalah. Arang aktif/ karbon aktif sependek tau saya bukanlah obat, makanya ia tidak memiliki efek samping selain warna *maaf tinja yang nantinya hitam. Arang aktif sangat efektif buat menyerap racun dalam tubuh, maupun sampai kepada asam lambung yang berlebih maka akan di serap dan dibuang kalau dah di wc hehe.

Dan besoknya di hari Senin 18 Januari kemaren ketika bangun tidur, Alhamdulillah saya baikan, mulut udah berangsur normal (aroma asamnya), dada udah gak sakit, rasa mual juga udah redahan hanya sensasi perut yang masih lain dari biasanya, serta masih dikit puyeng kalau bergerak. Saya urungkan buat beli arang aktif (padahal aslinya ngeri juga, soalnya gak ada petunjuk dokter hehe).

Dan sampai sekarang Ahlamdulillah semakin berangsur baik dan seperti sedia kala kembali. Dari awal terkena GERD saya benar-benar jera untuk tidak ulangin pola hidup, pola makan, pola pikir yang kacau dan mulai lagi hidup dengan gaya yang sehat, sekiranya setiap hal yang dilalui selalu ada pembelajaran yang terselip untuk di ambil.

Nah agan-agan sekalian yang baik hatinya, berdasarkan pengalaman saya di atas, ada beberapa tips-tips yang saya lakukan untuk mengirangankan GERD ini,

- banyakin minum air hangat,atau paling minimal air putih, tips ini saya rangkum dari beberapa dokter khusu penyakit dalam  hasil serchingan di yutub hehe, selain itu ini juga petuah emak.
- setelah makan, tunggu 2-3 jam kalau mau rebahan. Emang setelah makan gak baik langsung rebahan, tetapi saya biasanya tidak tahan jika nunggu waktu jeda selama itu Setelah GERD ini berlalu, pokoknya saya tunggu 2-3 jam teng..
- banyakin sendawa, sendawa ini peting untuk membantu asam lambungnya keluar diki-dikit, apalagi ketika dada sesak banget.
- tidur dengan bantal yangg tinggian, ini juga penting gan, untuk membantu agar asam lambung naek.
- perbaiki waktu makan, sependek pengetahuan saya, maag dan sejenisnya timbul akibat jam-jam makan kita yang amburadul, misalnya hari ini makan pagi jam 8-9, makan siang jam 1, makan malam jam 8, maka usahain besoknya jamnya gitu-gitu juga.
- dan haram begadang
- gak boleh gampang stres, stres harus dihindari sebisa mungkin karena akan memicu asam lambung meningkat.
- banyak berdoa, saya yakini banget, jika doa belum dijabah, minimal hati kita jadi tenang karena telah menyandarkan permohonan pengabulan doa kepada yang Maha Mengabulkan J.
 
Saya gak banyak tau soal kesehatan, tips-tips di atas adalah rangkuman saya dari berbagai sumber dan monggo di tambahin gan J