ceuhetty
TS
ceuhetty
Indonesia Siap Beralih Menggunakan Kendaraan listrik, Jangan Mimpi!



Mulai tahun 2040, Indonesia diharapkan berhenti menjual atau memproduksi mobil konvensional atau berbahan bakar fosil. Demikian gagasan yang disampaikan oleh Menteri Energi Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dalam suatu Focus Group Discussion (FGD).

Belakangan ini, Indonesia memang tengah gencar menggalakan kembali penggunaan kendaraan listrik, setelah beberapa tahun silam sempat mencoba mengembangkan sendiri, lalu terhenti karena mendapat penolakan, dianggap tidak layak, serta merugikan negara.

Mobil Selo



Pernyataan sang Menteri di atas, seakan mengisyaratkan bahwa kendaraan listrik merupakan kendaraan masa depan yang ideal. Sebenarnya, bukan perkara mudah untuk mensukseskan hal ini. Butuh masyarakat yang teredukasi, kebijakan pemerintah yang menunjang, infrastuktur yang memadai, dan yang tak kalah penting, harganya terjangkau.

Kendaraan listrik sendiri memiliki kelebihan mengurangi polusi udara, serta memiliki kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan konvensional. Hal ini dikarenakan kendaraan listrik dilengkapi Intelligent Transport System (ITS) yang dapat melakukan pengereman sendiri saat hendak menabrak sesuatu. Sehingga sangat memungkinkan bisa meminimalisir kecelakaan dalam berlalu lintas.

Mobil listrik zaman baheula



Memiliki kelebihan mumpuni bukan berarti sama sekali tidak memiliki kelemahan. Kendaraan listrik disinyalir sebagai kendaraannya para Sultan, mengingat harganya yang cenderung lebih mahal jika dibandingkan dengan kendaraan konvensional.

Selain itu, masalah pengisian bahan bakar pun sudah tentu akan memunculkan polemik baru. Terlebih bagi masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan. Listrik belum masuk desa bukanlah satu-satunya alasan, tetapi juga tingginya pemutusan listrik dengan alasan keamanan pun patut dipertimbangkan. Jika untuk memenuhi pasokan listrik kebutuhan sehari-hari saja sudah kewalahan, apa kabar jika kendaraan pun menggunakan listrik?

Tentang apapun itu sudah pasti memiliki nilai yang plus minus. Ane pribadi setuju dengan pendapat bahwa kendaraan listrik merupakan kendaraan yang bersahabat untuk bumi lebih baik. Tetapi, sepertinya hal ini pun akan memunculkan banyak tantangan. Meningkatkan kesenjangan sosial, misalnya.

Kenapa begitu? Ane sih, yakin banget. Pemerintah tidak akan pernah bisa menyediakan tempat untuk mengisi bahan bakar tersebut dengan maksimal. Lha, wong kita bisa lihat sendiri jika pemerataan listrik belum stabil.

Perlu Gansist ketahui, hingga saat ini listrik belum benar-benar mencapai ke seluruh pelosok negeri. Masih ada 433 desa di Indonesia yang sama sekali belum terjamah listrik karena berbagai kendala.





Jika sudah begitu, cita-cita untuk menghentikan produksi dan menjual kendaraan konvensional hanyalah mimpi di siang bolong. Akan lebih baik jika pemerintah mendahulukan pemerataan listriknya terlebih dulu. Jika tidak, di masa depan perbedaan kendaraan penduduk daerah dengan kendaraan penduduk perkotaan akan terasa mencolok.

Untuk mencapai perubahan besar sudah pasti membutuhkan kerja keras dan pengorbanan yang besar juga. Semuanya akan menjadi lebih mudah andai setiap elemen pendukung saling bersinergi.

Mobil Tuxuci

Besar sekali harapan agar kota-kota besar padat penduduk di Indonesia bebas dari polusi udara. Untuk itu, semoga pemerintah Indonesia mempunyai solusi dari berbagai macam kendala yang mungkin saja menghambat rencana memasyarakatnya kendaraan listrik tersebut.

Oke, sekian thread ane kali ini. Jika merasa berbeda opini, silakan sampaikan dengan sopan di kolom komentar. See you next thread Insya Allah and papay!









Referensi : 1,2,3
Gambar : Google
Diubah oleh ceuhetty 15-01-2021 16:18
key.99standalone17nofivinovie
nofivinovie dan 12 lainnya memberi reputasi
13
1.4K
41
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan