Hello Salma merupakan sekuel dari buku yang berjudul ‘Dear Nathan’.

Judul: Hello Salma
Penulis: Erisca Febriani
Penyunting: Jia Efendi
Desain sampul: Coconut Design
Cetakan pertama: Maret 2018
ISBN: 978-602-5508-23-3



Dengan luapan emosi yang tak dapat dibendung lagi, akhirnya kata putus terucap juga dari bibir mungil Salma. Kata yang sebenarnya tak ingin diutarakannya. Namun, entah mengapa saat itu mengalir begitu saja.

Seketika Nathan terhenyak mendengar keputusan Salma, tak menyangka bahwa gadis yang selama ini diperjuangkannya semudah itu mengatakan kata putus. Nathan yang menyadari bahwa selama ini hanya dia yang berjuang, pun tak lagi meminta Salma untuk menarik kata-katanya. Ditinggalkannya gadis itu yang masih membeku, membawa pergi segala kekecewaan dan juga amarah yang menjelma.

Karena masalah yang terjadi di sekolah, membuat Nathan memilih untuk pindah sekolah. Sebenarnya, hal ini pula yang menjadi alasan Salma mengucapkan kata putus, tak lain dan tak bukan agar Nathan tidak pindah sekolah. Namun, entah mengapa semuanya mendadak rumit.

Di sekolah baru, Nathan bertemu dengan seorang gadis yang menarik perhatiannya. Gadis itu bernama Rabecca, sosok yang membuat Nathan teringat akan ibunya.

Sementara sepeninggal Nathan, kehidupan Salma terasa begitu membosankan, dan melelahkan. Orang tua Salma yang selalu menyuruhnya untuk terus belajar agar bisa diterima di fakultas kedokteran, membuatnya merasa tertekan. Di saat-saat seperti inilah, Salma selalu teringat akan kehadiran Nathan yang selalu bisa menghiburnya.

Lalu, bagaimana kelanjutan kisahnya? Akankah tautan jemari Salma dan Nathan kembali menyatu, atau malah hanya menjadi suatu masa lalu yang tak akan pernah terulang?



Buku ini, bukan hanya menceritakan kisah cinta sepasang kekasih. Namun, banyak kisah yang akan kau temui di dalamya. Dari buku ini, kita juga bisa memahami, betapa pentingnya mencintai diri sendiri.
Selain itu, jika kamu adalah pelaku dari bullyan, kamu akan mengerti betapa dasyatnya efek dari bully yang mungkin bagi sebagian orang itu adalah hal sepele. Dan masih banyak lagi pesan moral yang bisa kamu petik di dalamnya.



Penulis mampu memainkan perasaan saya sebagai pembaca. Sebentar-bentar senyum sendiri, lalu mewek, dan begitu seterusnya sampai selesai. POV 3 yang dipakai, membuat saya seolah berada di semua tokoh, baik itu Nathan, Rabecca maupun Salma. Selain itu, pesan yang ada di buku tersebut, tersalurkan dengan baik tanpa ada unsur seperti menggurui.

Tak ada yang sempurna, karena semuanya memiliki kekurangan. Namun, nyatanya saya tidak menjumpai kekurangan dari buku ini. Terbukti dengan nyamannya saya melahap buku ini tanpa kendali.

Sekian review buku kali ini, sampai bertemu di rreview selanjutnya.
Narasi pribadi @gitalubis
Sumber buku ‘Hello Salma’