agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
Hijrahku Membuatmu Pergi
Andini meletakan buku yang sedang dibacanya, wajahnya terlihat murung.

"Aku kehilangan kamu mas," ujarnya perlahan sambil jemarinya memainkan ujung khimar berwarna ungu.
Netranya mulai memerah dan akhirnya tangisnya pecah tak terbendung.

"Kenapa kamu harus ninggalin aku mas ?, kenapa kamu lebih memilih dia daripada aku ?."

huhuhu....huhuhu.

******

Andini adalah seorang gadis yang sangat lembut. Pribadi dan tutur katanya begitu lembut dan mempesona. Banyak laki-laki yang mencoba mendekatinya, namun selalu ditolaknya dengan halus. Hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang pemuda dalam sebuah pesta. Saat itu ia belum berkerudung. Rok pendek dan seksi masih menjadi pilihannya. Rambutnya yang hitam lurus sebahu terlihat serasi dengan wajahnya yang oval. Dan yang pasti saat ia berjalan, kakinya yang jenjang terlihat begitu menawan.

******

Andini menatap hujan yang masih belum juga reda. Dirabanya permukaan kaca yang dingin. Terbayang kembali saat ia harus memilih berpisah dari Herman.

*****
Herman adalah laki-laki idola, wajahnya yang tampan dengan kumis tipis, serta pekerjaan dengan karir menjanjikan, membuat banyak wanita terpikat padanya dan berharap dapat menjadi pendamping hidupnya, termasuk Andini. Pertemuan yang tak terduga disebuah pesta, menumbuhkan benih-benih cinta pada keduanya, hingga akhirnya mereka berpacaran.

*****
"Andini !, siapa laki-laki itu ?."
"Dia Herman ayah. Ada apa ayah ?."
"Andini..duduklah !," ayah Andini menepuk jok kursi disebelahnya, dan meminta Andini duduk."
"Nak..kemarin ayah baru dari pengajian, dan ayah mendapatkan pencerahan."

Pak Burhan diam sejenak, dipandanginya wajah putri kesayangannya.

"Begini nak, ternyata cara ayah mendidik kamu itu salah. Ayah tidak menyuruh kamu untuk berhijab, padahal ancamannya buat ayah teramat berat," ujar pak Burhan dengan mata berkaca-kaca.

"Dan ayah juga membiarkan kamu berjalan dengan laki-laki yang bukan mahram dengan bebasnya."

Pak Burhan menarik nafas perlahan..

"Nak, kamu sayang sama ayah ?."

Andini memandang ayahnya, digenggamnya kedua tangan surga yang masih tersisa untuknya. Sejak kematian bundanya, Andini hanya tinggal berdua dengan ayahnya.

"Ayah !, Andini sayang sama ayah. Andini sangat sayang sama ayah," ujar Andini sambil memeluk tubuh ayahnya.

"Andini tau apa yang ayah inginkan dari Andini. Mulai saat ini, demi.Allah, Andini akan berhijab dan meminta Herman untuk tidak lagi datang, melainkan ia datang untuk melamar Dini."

Pak Burhan menatap wajah Andini sambil menangis. Tak disangkanya semudah itu, Andini memenuhi keinginannya. Dia tak membantah apalagi marah dan pergi darinya.

*****

Andini memandang gawai hpnya, perlahan jemarinya mulai menekan tuts.

"Assalamualaykum. Mas, sedang apa?, mudah-mudahan mas sudah makan ya. Gini mas, tadi ayah bicara banyak sama aku tentang pentingnya wanita muslimah berhijab dan larangan berhubungan dengan lawan jenis yang tidak ada mahrom. Aku sadar mas, selama ini jalan yang aku tempuh salah. Aku tak memenuhi kewajibanku sebagai muslimah dan hamba Allah. Aku melangkah dalam jalan yang akan membawaku pada penyesalan."

"Kenapa sih sayang, koq tumben pake salam segala, alim banget sih kamu. Biasanya juga langsung, hai sayang..😁."

"Iya mas..itu juga termasuk kesalahanku."

"Kamu kenapa sih, gak asik banget 😡,"balas Herman dengan emote marah.

Andini menarik nafas dan menata hatinya yang mulai bergemuruh, agar kembali tenang.

"Mas..aku sekarang berhijab. Dan aku mau kita tidak bertemu, hingga kamu datang meminang aku."

"Heii..kamu gak lagi becanda kan, aku gak suka. Ngapain juga coba kamu pake kerudung segala, kaya emak-emak, norak tau !!. Aku gak suka, dan aku gak mau lihat kamu kayak gitu. Kalau kamu tetap mau pakai kerudung kayak gitu, mending kita putus !!."

Andini diam, matanya mulai berkaca-kaca.

"Ya Allah, ternyata aku salah selama ini. Aku pikir dia mencintaiku, ternyata dia hanya mencintai ragaku."

Dengan tangan sedikit bergetar, Andini membalas wa Herman.

"Baik mas, jika itu mau mas Herman, kita putus, aku gak apa-apa, mungkin kita belum berjodoh. Terimakasih untuk semuanya ya mas."

Andini langsung mematikan handphonenya. Tak perlu lagi baginya memperpanjang kata. Dia sudah tau siapa orang yang selama ini ia cintai. Meski hatinya sakit, Andini telah menetapkan hatinya , bahwa cinta kepada Allah dan bakti kepada orang tua adalah kunci keberkahan hidupnya.

******

Beberapa minggu setelah ia memutuskan hubungan dengan Herman. Andini tak lagi mendengar kabar tentang Herman, hingga di suatu senja, saat ia berjalan pulang dari masjid, ia melihat Herman tengah bergandengan tangan dengan seorang wanita, mereka begitu mesra, bercengkrama, bercanda dan tertawa. Andini menggigit bibir mungilnya, dipalingkan wajahnya, dan terus melangkah. Pemandangan itu membuat hati Andini kembali terluka. Luka yang telah mengering kembali menganga dan membuat Andini harus mengelus dada.

"Astaghfirullah...astaghfirullah, kuatkan aku ya Allah."

*******

Hujan masih belum reda, saat pintu kamarnya diketuk. Ayahnya memberi berita yang membuatnya terpana. Seorang pemuda meminangnya dan ia sangat sempurna. Alhamdulillah.

Ingatlah...Allah adalah sebaik-baik perencana.
tien212700Avatar border
bukhoriganAvatar border
disya1628Avatar border
disya1628 dan 10 lainnya memberi reputasi
9
1.8K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan