Mike Tyson akhirnya bertarung juga melawan Roy Jones Jr, tanpa pelindung kepala, sepanjang 8 ronde, dengan tiap rondenya 2 menit, dalam sebuah pertandingan ekshibisi.

Setelah sekian bulan promosi dan berbagai klip latihan diunggah, TS kemarin malam menonton pertandingan ini di YouTube. Meskipun yang ditonton bukan siaran langsung, tapi tetap memuaskan rasa penasaran yang sudah terbangun sekian bulan lamanya.

Awalnya TS cukup skeptis dengan pertandingan ekshibisi ini, apalagi saat membaca peraturan-peraturan khusus yang diterapkan.

Namun, begitu ronde pertama dimulai, hilang sudah kekhawatiran TS.

Kedua petinju tidak main-main bertarung di atas ring itu.

Setiap pukulan yang mereka lontarkan, terlihat cepat dan bertenaga. Tidak ada istilahnya menahan pukulan. Sepanjang pertandingan, beberapa kali keduanya mendaratkan pukulan yang telak.


Mike Tyson tampil lebih agresif, sementara Roy Jones menunjukkan permainan yang taktis dan lebih banyak bertahan. Memanfaatkan jangkauan tangan yang lebih panjang, Roy Jones Jr hampir selalu memposisikan dirinya di dua mode ini :

1. Berada di luar jangkauan Mike Tyson, sambil mencari kesempatan.
2. Clinch.

Begitulah, setiap kali Mike Tyson berhasil memasuki jarak pukulnya, dengan cepat Roy Jones Jr mengunci kedua lengan Mike Tyson dan mencegah Mike Tyson melancarkan pukulan-pukulannya yang berbahaya dengan efektif.

Membosankan? Tidak juga, because no body mess with Tyson.

Di luar pilihan strategis kedua petinju, keduanya berhasil menunjukkan, bahwa usia mereka tidak membuat mereka kehilangan taring. Keduanya menunjukkan pukulan-pukulan yang cepat dan kuat.

Keduanya juga menunjukkan tingkat refleks yang mengagumkan.

Keduanya juga menunjukkan insting mereka sebagai petarung masih tajam, pengaturan jarak, pemanfaatan ruang, dsb.


Tyson pun menunjukkan kenapa dia punya julukan leher beton. Pukulan telak yang mendarat di wajahnya, sama sekali tidak menggoyahkan petinju tua ini.

Meskipun tiga hakim tidak resmi memberikan hasil seimbang, banyak penonton di rumah berbeda pendapat. Sebagian besar penonton mengatakan bahwa Tyson layak jadi pemenang pertandingan itu.

Apakah itu artinya, Tyson punya kesempatan untuk turun ke ring tinju profesional?


George Foreman dalam sebuah wawancara memuji Tyson dan mengatakan bahwa Tyson punya kesempatan untuk memenangkan sabuk juara, jika dia mendapatkan manajer yang bagus.

Kalau TS sendiri berpikir, mungkin sebaiknya jangan. Bagaimanapun juga jika dibandingkan dengan masa muda mereka dulu, terlihat ada penurunan fisik pada keduanya.

Tentu saja Tyson tetap berbahaya, (seandainya berhadapan dengan Tyson, TS bakal KO < 30 detik).

Namun bertarung melawan petinju yang sama-sama sudah pensiun, tentu berbeda dengan melawan petinju yang masih aktif dan memegang sabuk juara. Apalagi Tyson sudah berusia 54 tahun, bukan seperti George Foreman yang kembali di usia 40an.

Entah kalau menurut agan-agan bagaimana?


Sumber berita:
https://bleacherreport.com/articles/...s-and-reaction