- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Abu Kade sebagai Sosok Pahlawan Bhinneka Versi Saya
TS
bintanghu
Abu Kade sebagai Sosok Pahlawan Bhinneka Versi Saya
Quote:
Bhinneka menurut KBBI adalah beragam, beranekaragam, keberagaman.
Pahlawan, bagi saya…pahlawan modern adalah sosok yang mampu mengayomi untuk membawa kita ke dunia pemikiran yang lebih baik.
Di lingkungan kita, banyak sosok pahlawan modern seperti orang tua dan sosok lainnya.Di thread ini saya akan menceritakan seorang guru agama yang telah memberi saya dan teman-teman saya bekal ilmu yang sangat berharga.Beliau mengajarkan kami bagaimana caranya menjadi manusia.
Quote:
Saya masih teringat sebuah memori masa lalu yang tidak akan terhapus dari otak saya.Saat itu saya masih dibangku sekolah dasar.tahun itu sekitar 2005.Seperti kanak-kanak pada umumya kami setiap pagi(tentu saja selain hari minggu) pergi menuntut ilmu ke sekolah dan pulangnya pergi mengaji dan sorenya bermain bola, cukup mainstream memang hingga disaat saya dewasa saya menyadari betapa siklus hidup masa kecil benar-benar telah menyadarkan dan membentuk saya.
Setelah pulang sekolah kami pergi mengaji agama setiap siang selain hari jumat.Kami belajar Bersama guru kami yang kami panggil Abu Kade.Semua yang menjadi murid beliau adalah anak-anak sekolah dasar dan menengah pertama.Setiap hari kami mengaji disebuah balai yang sangat sederhana bahkan tidak masuk kategori sederhana karena terletak diantara tambak dan hutan dengan bangunan yang lapuk namun masih berdiri kokoh.
Setelah pulang sekolah kami pergi mengaji agama setiap siang selain hari jumat.Kami belajar Bersama guru kami yang kami panggil Abu Kade.Semua yang menjadi murid beliau adalah anak-anak sekolah dasar dan menengah pertama.Setiap hari kami mengaji disebuah balai yang sangat sederhana bahkan tidak masuk kategori sederhana karena terletak diantara tambak dan hutan dengan bangunan yang lapuk namun masih berdiri kokoh.
Spoiler for balai:
Quote:
Khas mengaji anak kecil, kami diajarkan cara membaca Al-Quran dan mulai dikenali dengan dasar-dasar agama.
Setiap mengaji, kami selalu diajarkan dengan filosofi tanaman, banyak sekali tanaman disekitar balai pengajian kami, salah satunya padi. Selalu beliau mengatakan kepada kami terus menerus sepanjang hari sebelum azan ashar.
“Lihatlah padi-padi itu, betapa mereka makhluk tuhan yang cukup sempurna.Lihatlah mereka yang telah menguning dengan bijinya yang keemasan.Dapatkah kalian melihat apa perbedaan padi itu?tidak bisa?mereka semua kuning, tidak ada yang hijau, mereka semua bergoyang Ketika diterpa angin dan sama-sama membutuhkan air untuk hidup.Tetapi coba kamu perhatikan, semua padi itu punya nilai yang tak sama, ada padi yang menguning tetapi dia tidak punya nilai dan ada yang punya nilai dan memberi manfaat.Padi yang tak punya nilai adalah yang semakin tua ia semakin kosong dan membusung keatas, sementara yang satu lagi semakin tua semakin berisi dan menunduk kebawah.Padi yang menunduk adalah yang bernilai dan memberi manfaat.Semakin bernilai Ia maka semakin menunduk.Sementara semakin membusung Ia saban hari semakin tidak bernilai ia.
Didalam kehidupan, kalian saat telah mendapatkan ilmu jangan membusungkan dada alias menyombongkan diri di antara yang lain, itu membuktikan kalian tidak bernilai.Jadilah kalian rendah diri dengan ilmu yang kalian peroleh setiap hari”.
Saya saat itu hanya paham bahwa jangan sombong, dan tidak tertarik dengan cerita itu karena diceritakan setiap hari, tentu saja membosankan, pikir saya.
Setiap mengaji, kami selalu diajarkan dengan filosofi tanaman, banyak sekali tanaman disekitar balai pengajian kami, salah satunya padi. Selalu beliau mengatakan kepada kami terus menerus sepanjang hari sebelum azan ashar.
“Lihatlah padi-padi itu, betapa mereka makhluk tuhan yang cukup sempurna.Lihatlah mereka yang telah menguning dengan bijinya yang keemasan.Dapatkah kalian melihat apa perbedaan padi itu?tidak bisa?mereka semua kuning, tidak ada yang hijau, mereka semua bergoyang Ketika diterpa angin dan sama-sama membutuhkan air untuk hidup.Tetapi coba kamu perhatikan, semua padi itu punya nilai yang tak sama, ada padi yang menguning tetapi dia tidak punya nilai dan ada yang punya nilai dan memberi manfaat.Padi yang tak punya nilai adalah yang semakin tua ia semakin kosong dan membusung keatas, sementara yang satu lagi semakin tua semakin berisi dan menunduk kebawah.Padi yang menunduk adalah yang bernilai dan memberi manfaat.Semakin bernilai Ia maka semakin menunduk.Sementara semakin membusung Ia saban hari semakin tidak bernilai ia.
Didalam kehidupan, kalian saat telah mendapatkan ilmu jangan membusungkan dada alias menyombongkan diri di antara yang lain, itu membuktikan kalian tidak bernilai.Jadilah kalian rendah diri dengan ilmu yang kalian peroleh setiap hari”.
Saya saat itu hanya paham bahwa jangan sombong, dan tidak tertarik dengan cerita itu karena diceritakan setiap hari, tentu saja membosankan, pikir saya.
Gambar
Quote:
Terkadang kami setiap hari minggu diajak ke ladang untuk membantu beliau memotong rumput untuk sapi.Abu Kade tak hentinya menceritakan kisah rumput, sapi dan burung yang ada diladang saat kami beristirahat.Beliau berkata :
“lihatlah, rumput, sapi, burung, mereka berbeda,sangat berbeda tetapi tatap saling memberi manfaat satu sama lain.Lihat rumput dimakan sapi dan melalui kotoran sapi itu terdapat kandungan zat yang luar biasa bagus untuk kesuburan rumput agar mereka dapat terus tumbuh dan memperbanyak diri, kutu yang ada di sapi dimakan oleh burung sehingga sapi tidak lagi kesakitan dan burung tidak kelaparan. Mereka tidak saling memusuhi walau sangat berbeda.
Lantas kita juga hidup layaknya mereka, dia kulit hitam dan saya kulit putih, kamu kaya dia miskin, semua kita sama di mata tuhan, kita diciptakan layaknya mereka, untuk saling berbagai manfaat dan cinta kasih.”
Sama seperti kisah padi, kami tidak terlalu tertarik dengan kisah rumput, sapi dan burung karena diulang-ulang setiap saat dan terngiang-ngiang dikepala, dan itu cukup membosankan kalau diceritakan diesok minggunya, hehe.
Abu Kade dalam hidup juga sangat terisolasi dengan kehidupan duniawi, beliau jarang sekali berada ditengah masyarakat, tetapi bukan bermakna beliau anti-sosial.Abu Kade sangat disegani dan dihormati.
Beliau disegani bukan karena beliau sering berdakwah kesana-kesini,bukan! Tetapi karena perbuatan dan perilaku beliau sehari-hari yang membuat Abu Kade disegani.Abu Kade sering membersihkan jalan-jalan dari sampah, membersihkan Mushalla, membersihkan kuburan-kuburan orang yang dipenuhi ilalang, menjadi penengah kalau ada masalah, tidak pernah mencaci pemuda Desa walau mereka sering berbuat salah, memberikan hasil panen di ladangnya kepada orang kampung yang membutuhkan bahkan sapi peliharaan beliau jikalau sudah besar seringkali disembelih untuk dibagi-bagi ke warga walau bukan di saat idul adha.Beliau sangat dermawan tetapi bukan orang yang kaya.
Saat saya dan teman-teman masuk kelas 1 SMA pada tahun 2009, beliau meninggalkan kami, beliau meninggal dunia disaat berusia 80 tahun.
Sampai disuatu titik, saya menganggap beliau tidak hanya sebagai seorang guru mengaji yang hebat tetapi juga sebagai pahlawan.
Berkat filosofi rumput, sapi dan burung, saya tau bagaimana saya hidup di negeri yang berbeda-beda sukunya, berbeda-beda bahasanya, berbeda-beda agamanya untuk tetap saling memberikan manfaat sebagai makhluk ciptaan tuhan.
Saya paham, bahwa semestinya persatuan adalah kunci damai hidup, saat kita telah melihat perbedaan sebagai permusuhan maka disitulah hidup orang banyak tidak damai.Terkadang kita tidak sadar, saat melihat perbedaan sebagai permusuhan sebenarnya kita telah membuka korek api ditengah jerami, sewaktu-waktu jerami akan hangus seketika.
Seperti saat ini, dimana Sebagian manusia melihat perbedaan sebagai permusuhan, dan banyak manusia yang terpengaruh dengan mereka berkat kuatnya atap keyakinan layaknya kubah emas permata yang mereka bangun namun pondasinya adalah pasir.
Saya sangat berharap ada sosok Abu Kade ditengah-tengah kita agar orang-orang tahu pondasi keyakinan sebelum membangun atap yang kokoh.Sehingga orang yang berideologi dan beragama benar-benar mengamalkan menghargai perbedaan dan tetap memberi manfaat ke sesama makhluk tuhan.
Itulah sosok pahlawan yang ada disekitar saya.
“lihatlah, rumput, sapi, burung, mereka berbeda,sangat berbeda tetapi tatap saling memberi manfaat satu sama lain.Lihat rumput dimakan sapi dan melalui kotoran sapi itu terdapat kandungan zat yang luar biasa bagus untuk kesuburan rumput agar mereka dapat terus tumbuh dan memperbanyak diri, kutu yang ada di sapi dimakan oleh burung sehingga sapi tidak lagi kesakitan dan burung tidak kelaparan. Mereka tidak saling memusuhi walau sangat berbeda.
Lantas kita juga hidup layaknya mereka, dia kulit hitam dan saya kulit putih, kamu kaya dia miskin, semua kita sama di mata tuhan, kita diciptakan layaknya mereka, untuk saling berbagai manfaat dan cinta kasih.”
Sama seperti kisah padi, kami tidak terlalu tertarik dengan kisah rumput, sapi dan burung karena diulang-ulang setiap saat dan terngiang-ngiang dikepala, dan itu cukup membosankan kalau diceritakan diesok minggunya, hehe.
Abu Kade dalam hidup juga sangat terisolasi dengan kehidupan duniawi, beliau jarang sekali berada ditengah masyarakat, tetapi bukan bermakna beliau anti-sosial.Abu Kade sangat disegani dan dihormati.
Beliau disegani bukan karena beliau sering berdakwah kesana-kesini,bukan! Tetapi karena perbuatan dan perilaku beliau sehari-hari yang membuat Abu Kade disegani.Abu Kade sering membersihkan jalan-jalan dari sampah, membersihkan Mushalla, membersihkan kuburan-kuburan orang yang dipenuhi ilalang, menjadi penengah kalau ada masalah, tidak pernah mencaci pemuda Desa walau mereka sering berbuat salah, memberikan hasil panen di ladangnya kepada orang kampung yang membutuhkan bahkan sapi peliharaan beliau jikalau sudah besar seringkali disembelih untuk dibagi-bagi ke warga walau bukan di saat idul adha.Beliau sangat dermawan tetapi bukan orang yang kaya.
Saat saya dan teman-teman masuk kelas 1 SMA pada tahun 2009, beliau meninggalkan kami, beliau meninggal dunia disaat berusia 80 tahun.
Sampai disuatu titik, saya menganggap beliau tidak hanya sebagai seorang guru mengaji yang hebat tetapi juga sebagai pahlawan.
Berkat filosofi rumput, sapi dan burung, saya tau bagaimana saya hidup di negeri yang berbeda-beda sukunya, berbeda-beda bahasanya, berbeda-beda agamanya untuk tetap saling memberikan manfaat sebagai makhluk ciptaan tuhan.
Saya paham, bahwa semestinya persatuan adalah kunci damai hidup, saat kita telah melihat perbedaan sebagai permusuhan maka disitulah hidup orang banyak tidak damai.Terkadang kita tidak sadar, saat melihat perbedaan sebagai permusuhan sebenarnya kita telah membuka korek api ditengah jerami, sewaktu-waktu jerami akan hangus seketika.
Seperti saat ini, dimana Sebagian manusia melihat perbedaan sebagai permusuhan, dan banyak manusia yang terpengaruh dengan mereka berkat kuatnya atap keyakinan layaknya kubah emas permata yang mereka bangun namun pondasinya adalah pasir.
Saya sangat berharap ada sosok Abu Kade ditengah-tengah kita agar orang-orang tahu pondasi keyakinan sebelum membangun atap yang kokoh.Sehingga orang yang berideologi dan beragama benar-benar mengamalkan menghargai perbedaan dan tetap memberi manfaat ke sesama makhluk tuhan.
Itulah sosok pahlawan yang ada disekitar saya.
Terimakasih, selamat malam.
0
181
Kutip
0
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan