Sebelum tentara Inggris mencapai Washington City mereka harus menghadapi hadangan tentara Amerika di pertempuran Bladensburg, tapi tentara Amerika yang memiliki jumlah lebih banyak tidak mampu menghadang kekuatan tentara Inggris dan aliansi Indiannya. Kemenangan di pertempuran Bladensburg membuat jalan menuju Washington City terbuka lebar bagi pasukan Inggris, pasukan Inggris yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Robert Ross langsung menyerbu kota dan memerintahkan pembakaran di beberapa titik di kota Washington. Pembakaran ini difokuskan kepada gedung - gedung pemerintahan maupun fasilitas milter Amerika Serikat, termasuk Gedung Putih dan Capitol Building. Presiden James Madison dan pemerintahannya sudah keluar terlebih dahulu dari Washington City setelah mendengar kabar kekalahan tentara Amerika di Bladensburg. Mereka berlindung di Brookeville sebuah kota kecil di Maryland, yang nantinya akan dikenal sebagai "ibu kota Amerika Serikat untuk sehari". Kurang dari sehari setelah pendudukan kota Washington, tiba - tiba badai menerpa wilayah Washington dan sebuah tornado melewati kota hingga menghempaskan dua meriam Inggris di pusat kota. Hujan dari badai ini juga memadamkan api yang masih membakar kota, dan tentara Inggris yang melihat keadaan alam tidak berpihak pada mereka akhirnya mundur ke daerah pesisir menuju kapal mereka. Pendudukan Washington oleh pasukan Inggris berlangsung dalam 26 jam, dan kejadian itu merupakan pertama kali dan satu - satunya tragedi ibu kota Amerika Serikat pernah direbut oleh pihak asing sampai sekarang.

Lukisan diatas merupakan bentuk awal Capitol Building. Bentuk bangunan yang memiliki dua gedung besar pada sayap bangunan, dimana sayap utara (sebelah kiri) merupakan tempat kongres dan sayap selatan (sebelah kanan) merupakan tempat senat. Kedua bangunan besar ini dihubungkan sebuah bangunan kecil sebagai penghubung dua bangunan ini, yang digunakan sebagai perpustakaan juga. Building Capitol merupakan ikon kedaulatan Amerika sebagai negara demokrasi yang selalu mereka banggakan, karena mereka juga merupakan republik modern pertama di dunia saat itu. Karena alasan ini maka Inggris ikut membakar Capitol Building yang menjadi bentuk nilai demokrasi Amerika, selain membakar para pasukan Inggris juga ikut menjarah barang - barang yang ada di Capitol Building termasuk arsip - arsip negara maupun buku - buku yang ada di perpustakaan Capitol Building. Inggris berencana membakar Capitol Building sampai rata dengan tanah, tapi api yang dengan cepat berkobar malah membuat pasukan Inggris tidak sempat menambah kayu bakar karena api dapat menyambar apapun yang mendekati gedung. Perpustakaan kongres yang berisi buku - buku memiliki kontribusi sangat besar dalam mempercepat besarnya kobaran api, dan cukup banyak memberikan kerusakan yag parah pada gedung. Setelah perang usai seorang pengawas gedung pemerintah Washington bernama Thomas Munroe menyatakan kerugian Capitol Building mencapai hampir 800 ribu Dollar saat itu. 

Setelah Capitol Building terbakar para pasukan Inggris mulai bergerak menuju Gedung Putih, mereka juga berencana akan membakar gedung itu. Sekitar 150 personel tentara Inggris menjarah gedung itu, mulai dari beberapa kebutuhan seperti lemari obat - obatan milik presiden Madison, makanan di gudang, bahkan ada beberapa yang mengambil benda - benda lain di Gedung Putih untuk dijadikan suvenir. Pasukan Inggris pun membakar Gedung Putih dengan cara membakar lukisan - lukisan, karpet, dan gorden - gorden yang ada digedung putih, dengan sangat cepat gedung itu terbakar dan merusak parah bagian dalam gedung. Gedung Bendahara Negara yang berada didekat Gedung Putih juga ikut dijarah oleh pasukan Inggris, tapi mereka tidak menemukan uang di brankasnya karena sudah diselamatkan duluan oleh pemerintah Amerika Serikat. Kecewa karena tidak mendapatkan jarahan gedung Bendahara Negara juga ikut dibakar oleh pasukan Inggris.