andrerain5Avatar border
TS
andrerain5
RAINA "Hujan Itu Masih Kamu Di Mataku"


RAINA

"Hujan Itu Masih Kamu Di Mataku"


-



Aku masih tak percaya dengan kejadian yang menimpaku hari ini. Baru saja tadi siang kami bertukar cerita, bercanda juga saling tertawa dan merencanakan sebuah rencana untuk masa depan yang indah. Hidup bersama dalam satu atap dan berumah tangga ternyata hanya sebuah wacana semata. Tuhan berkata lain.

Tepukan di bahuku membuyarkan lamunanku.

"Jangan bersedih, tegarkan hatimu, ini sudah jadi kehendak Illahi. Sebentar lagi jenazah akan di sholatkan, Kau tak mau melihat untuk yang terkakhir kalinya?"

Raina, gadis yang telah kupacari selama tiga tahun ini telah pergi untuk selama-lamanya. Kami mengalami kecelakan hebat sepulangnya dari tempat kami biasa menghabiskan waktu.

Jalanan yang licin sehabis hujan, serta tikungan yang sedikit curam, membuatku tidak bisa mengendalikan laju motor yang aku kendarai. Dan terjadilah kecelakaan maut itu.

Andai waktu mampu kuputar ulang, aku tak mau menuruti ajakannya sore itu.
"Ayolah, Bi. Kita kan udah lama gak jalan-jalan. Bosen tau di rumah terus." Dengan gaya yang sedikit centil juga kekanak-kanakan, plus mimik muka yang membuatku selalu gemas kuturuti ajakannya.

"Jangan lama-lama yaa, Rain. Aku masih banyak kerjaan ini loh."
"Iya, Habi bawel! Ini untuk terakhir kalinya, dan anggap ini suatu permintaan spesialku sama kamu, Bi."



Mendung bergulung, seakan ikut berkabung atas hatiku yang kini dirundung nestapa. Juga angin yang membelai lembut seperti sedang memeluk aku yang kalut. Doa tulus dari sanak dan keluarga terus berdengung disepasang telinga, mengantarkan jasad kaku yang diusung keranda, ke tempat muasalnya.

_
"Raina." Ucapnya saat pertama kali kuajak berkenalan, setelah sebelumnya kusebutkan namaku.
"Raina?" Ulangku. Nama yang unik, seperti nama hujan dalam bahasa Inggris. Dia tersenyum dan mengangguk.
"Namaku Raina Citraleka, ibuku yang memberikan nama itu, karena ibuku sangat suka dengan hujan,"
"Lantas, Citraleka apa artinya?" Lanjutku.
"Citraleka? Entahlah. Setahuku, kalau gak salah artinya Pengukir Prasasti. Mungkin ibuku punya doa juga harapan menamaiku seperti itu."

Dari perkenalan itulah, yang membuat kami menjadi dekat dan menjalin hubungan selama tiga tahun. Sampai tadi siang kecelakaan tragis menimpa kami sepulangnya dari sebuah perjalanan.



Tenanglah di sana. Kau telah berhasil mengukir sebuah prasasti di hatiku, seperti harapan ibumu. Biarlah kenangan ini kusimpan rapat di derasnya hujan dan akan selalu abadi dalam rinai yang menyejukkan.

___
The End
@AndreRain5
Tangsel, 28.09.2020
Diubah oleh andrerain5 06-09-2021 13:30
iissuwandiAvatar border
lonelylontongAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.2K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan