serbaserbi.comAvatar border
TS
serbaserbi.com
Buat yang Terjadi Toxic Relationship, Sayangilah Diri Kalian!

Foto: medium

Toxic relationshipmerujuk pada suatu hubungan yang ditandai dengan perilaku-perilaku yang bisa merusak mental dan fisik. Tak adanya rasa saling pengertian dan menghargai, akan tetapi malah didominasi oleh satu pihak tertentu. Semisal, cowok mendominasi cewek dalam suatu hubungan, atau sebaliknya.


Foto: kompasiana.com

Ane sering menjadi tempat curhat oleh salah seorang teman yang menjalani toxic relationship. Di mana ia didominasi oleh cowoknya sendiri. Gak jarang dia curhat sambil nangis-nangis. Kadang dengan muka yang lumayan bonyok. Pernah pula dalam keadaan yang begitu depresi, sampe ane kasian liat dia.

Bahkan, tak jarang ane sampe emosi juga sama si temen ini dengan bilang, "Kan, udah dari dulu gue bilang! Putusin aja tuh cowok! Masih aja lo pertahanin!"

Etapi, kalian tahu jawaban teman ane itu apa? Dia malah jawab begini, "Gue nggak bisa mutusin dia! Kalo bukan gue, siapa lagi yang mau ngadepin cowok ini? Gue yakin suatu saat dia pasti berubah!"

Nah, kalo temen ane udah ngejawab begitu, biasanya ane cuma diam aja. Ya gimana lagi, coba? Emang temen ane aja yang ikhlas dirinya disakitin sama pacarnya sendiri.

Entah, apa karena pengalaman ane di bidang ini begitu ceteg apa gimana, sehingga ane sering gak habis pikir sama cewek-cewek yang menjalani hubungan toxic begini. Sampe ane sering bertanya ke diri ane sendiri, kok mau-maunya, ya, tuh orang bertahan padahal udah dikasari dan dipukul?!

Sekali lagi, gak nyampe logika ane ke sana, Gansis!

Kata temen ane juga--yang tadi menjalani hubungan toxic itu--ia mau bertahan lantaran ia begitu sayang ke pacarnya. Oleh karena itulah dia mau ngerubah pacarnya ini. Selain itu, dia mengaku kalau sebenarnya dia tuh udah capek ditekan terus, cuma kalau diputusin, dia bakal sendiri dong? Nah, dia ini takut sendirian. Takut kehilangan.

Kan dilema juga, ya jadinya?

Hmm, ane jadi mikir lagi, ini definisi cinta yang tulus atau definisi bodoh dan buta karena cinta, sih?

Entahlah!

Di satu sisi, iya, baik niatnya pengen merubah perilaku cowoknya. Akan tetapi di sisi lain, kalo sampe dipukuli dan dikasari gitu? Hmm, mon maaf nih, itu namanya udah buta dan bodoh karena cinta!

Menurut ane pribadi, rasanya gak pantas seseorang yang statusnya masih pacar--bisa dikatakan bukan siapa-siapa--sebab belum ada ikatan resmi--mengasari dan memukuli kalian (cewek-cewek yang terjebak toxic relationship). Fisik kalian amat berharga, dan gak layak untuk disakiti oleh cowok yang statusnya masih pacar. Orang dipukuli suami (KDRT) aja engga pantes, apalagi ini dipukuli pacar sampe bonyok begitu?

Bukalah mata dan logika lebar-lebar! Jika sewaktu pacaran saja cowok kalian sudah ringan melekatkan tangan (baca: memukul) apalagi setelah menikah! Syukur kalau cowok kalian bisa berubah menjadi lebih baik, andai bertambah buruk perangainya, bagaimana? Mau seperti apa rumah tangga kalian nanti?


Foto: postermywall

Ane pribadi, seandainya memiliki pasangan (pacar) yang toxic seperti itu--suka mukulin ane--udah ane tinggalin dari lama! Toh, cowok gak cuma seorang, kan? Atau mungkin ... lebih baik ngejomblo daripada harus babak belur disiksa pacar sendiri.

Ya, sekali lagi ane mon maap, ane ulang lagi, ane gabisa baca logikanya orang yang mau bertahan dalam hubungan toxic. Mungkin kalau ada yang tersinggung karena thread ini, sekali lagi ane minta maaf yang sebesar-besarnya.

Ane hanya beropini, yang mana menurut ane, toxic relationship gak layak untuk dipertahankan. Apalagi diterima dengan pasrah, rela dipukuli, dan takut speak up ke orang lain, termasuk ke orangtua sendiri.


Foto: tiny buddha

Btw, untuk temen ane yang ane ceritain di atas, sekarang dia udah nikah, tapi bukan sama cowoknya yang toxic itu. Alhamdulillah, katanya sekarang hubungan rumah tangga dia adem ayem aja. Ane pun ikut seneng mendengarnya.

Untuk teman-teman yang terjebak toxic relationship, kalian harus ingat ini. Kalian itu berharga! Kalian itu layak bahagia! Jika sekarang dia (cowok) berani menyakiti kalian (fisik dan mental) apalagi nanti setelah berstatus resmi?

Cinta itu identik dengan perasaan kasih sayang, bukan rasa menyakiti dan tersakiti. Apalagi sudah menjamah ranah fisik. No! This is not love! So, kalau tak ada lagi kasih dan sayang dalam hubungan kalian, yang ada malah kekerasan, buat apa dipertahankan lagi?

Ingin merubah pasanganmu?

Ayolah! Kalau pasanganmu aja tak mau berubah, kenapa harus kamu yang bersikeras? Ia masih pacar, belum ada ikatan resmi denganmu. Lagi pula, sampai kapan kamu mau dikasari dan dipukuli seperti itu?


Foto: fine art America

Sayangilah diri kalian!

Big hug and keep strong, Girls!
Diubah oleh serbaserbi.com 07-01-2021 02:34
caerbannogrbbtAvatar border
lenitanAvatar border
zafranramonAvatar border
zafranramon dan 29 lainnya memberi reputasi
30
6.3K
153
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan