indpolitikAvatar border
TS
indpolitik
Megawati, Puan Maharani, dan Sumatera Barat


IND Politik - Baru-baru ini publik dibikin rame dengan pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri tentang Sumatera Barat (Minang). Kenapa PDIP kurang diterima? Kenapa PDIP tidak banyak berkembang di Sumbar? dst.. (Detik.com, 2/9/2020)

Pernyataan tadi kemudian disusul oleh Puan Maharani selaku Ketua DPR RI dengan target sama, Sumatera Barat. "Semoga Sumbar menjadi provinsi yang mendukung negara Pancasila", dst..

Tidak butuh waktu lama, pernyataan tadi langsung viral dan mendapat reaksi keras dari warga Sumbar, dan jadi percakapan nasional. Banyak komentar, tanggapan bahkan kecaman terutama ke Puan karena dianggap melecehkan warga Sumbar. Dan sebagian pihak memanfaatkan momen ini untuk memperkeruh suasana, mempertajam pembelahan di masyarakat.

Sebetulnya pernyataan semacam tadi bukan hal baru dalam dunia politik. Indonesia sebentar lagi akan memasuki masa Pilkada serentak Tahun 2020 dan untuk kesana perlu pemanasan agar publik/masyarakat antusias ikut pemilu. Tujuan akhirnya, angka golput bisa ditekan.

Terkait tudingan 'tidak pancasila', saya jadi ingat tragedi 9/11 tahun 2001 lalu. Ketika Barat gencar-gencarnya membuat framming jahat terhadap IsIam; menjadikan Islam kambing hitam, biang kekerasan dan terorisme, biang ketidakstabilan dan ketakutan dunia. Dan disisi lain, mereka menutup mata atas kejahatan yang mereka lakukan di Irak dan Afghanistan.

Tujuannya dua: Menguasai Islam, dan memprovokasi agar dunia memusuhi Islam.

Cara-cara Barat tadi kemudian di copy paste oleh penguasa negeri muslim untuk kepentingan politiknya; menyerang lawan politik, memberangus yang dianggap berseberangan dengan penguasa.

PDIP selaku partai penguasa, 6 tahun terakhir mempraktikkan cara-cara sama, framming. Tidak hanya Sumbar yang dibidik tapi semua pihak yang dianggap tidak sejalan dengan kekuasaan. Warga Sumbar termasuk yang cukup vokal mengkritisi jalannya pemerintahan. Karena tidak mampu mempengaruhi suara Sumbar maka ambil jalan pintas, provokosi. Intinya, ingin menguasai.

Terkait siapa pancasila dan yang tidak pancasila saya pikir semua tahu; Siapa yang mengusulkan RUU HIP dan siapa ingin mengubah Pancasila? Siapa aktor dan otak dibalik RUU tersebut. Jawabannya tentu, pihak-pihak yang selama ini ngaku paling pancasila dan menuding orang lain tidak pancasila! Rahasia umum.

Terakhir, terkait pertanyaan Megawati. Mengapa warga Sumbar tidak suka PDIP? Jawabannya sederhana, kejahatan orde lama masih membekas di benak hampir seluruh warga Sumbar dan luka itu tidak pernah disembuhkan sampai sekarang. *Iyal Seprianto
Diubah oleh indpolitik 06-09-2020 15:01
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
728
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan