TS
Rinka17
Para Pecandu Game Online
Pecandu game online, itulah yang pernah aku lihat di warnet. Ketika itu, sepulang sekolah, kadang-kadang aku ikut teman-teman yang ingin main game online. Sebelumnya lebih suka pergi ke mall sekalian main game arcade. Di warnet yang terletak di sebuah desa di kabupaten, kelihatannya hanya kami saja anak SMA yang masuk. Hampir semua pemainnya laki-laki, yang perempuan hanya sedikit, itu pun sudah termasuk Tante-tante penjaga warnet.
Di dalam sana, kami melihat-lihat sekeliling ruangan sebelum memilih komputer. Tentu saja untuk mencari tempat yang paling nyaman dan komputer yang paling lancar. Ada macam-macam pemandangan yang ingin aku ceritakan.
Keadaan sebenarnya sangat jauh berbeda dengan gambar ini, Kenyataannya tampak mengerikan
Ada orang-orang yang tertidur di warnet. Di sekitar mereka ada sisa-sisa rokok lengkap dengan bungkus dan baunya. Entah apa yang terjadi semalam. Begitulah pertanyaan yang ada di benak anak muda berusia 17 tahun. Melihat mukanya, kelihatannya sudah lulus sekolah.
Apakah mereka tidak punya pekerjaan ? Kalau menganggur, darimana asalnya uang yang dipakai untuk menyewa komputer dan membayar biaya makan ?
Aku sempat menguping percakapan orang-orang di dalam. Katanya mereka main hampir 24 jam sehari. Kerjanya hanya berburu monster dan mengumpulkan harta, tanpa mengetahui jalan cerita game online itu. Setelah itu, menjual barang langka yang mereka dapatkan selama bermain.
Karena itulah, aku selalu memilih komputer yang terletak cukup jauh dari mereka, dan teman-teman sekolahku menuruti kemauanku.
Seringkali ada rombongan mahasisa yang berlangganan di warnet. Entah dsri perguruan mana datangnya. Setahuku tidak ada perguruan tinggi di sekitar sini. Apakah mereka sedang libur atau sedang bolos. Karena murid sekolahku paling sering bermain di hari Sabtu sepulang sekolah. Datang bersama kesejukan kemeja batik SMA.
Hal-hal yang mereka bicarakan adalah gosip game, pelajaran, dan pendapatan. Kelompok ini seringkali membuat warnet sangat penuh, sehingga anak-anak SMA tidak kebagian tempat. Mereka juga tidak segan-segan menegur dengan cara menakut-nakuti, ketika ada orang yang dicurigai menjadi biang kerok terganggunya saluran internet.
Kebiasaan mereka di game online adalah mengejar level, menjadi yang terkuat, kemudian membangun perkumpulan terkuat di game online itu.
Pemain musiman, begitulah julukan bagi mereka. Mereka akan berlomba-lomba untuk menjadi pemain terkuat di game itu, kemudian menjual ID game yang sudah dimainkannya. Dan itu terus terjadi, kemudian mengulanginya di game online yang lebih baru.
Kalau di warnet, pemain musiman adalah orang yang paling sering menanyakan adanya game online terbaru kepada penjaga warnet.
Pemain musiman juga merugikan bagi warnet. Membuat warnet kehilangan banyak pelanggan setia karena game kesukaan pelanggan setia itu dihapus atau tidak pernah diperbarui. Lalu, pelanggan setia itu tidak pernah datang lagi. Mungkin sudah pindah ke warnet lain atau membeli komputer sendiri lengkap dengan paket langganan internet.
Pemain seperti ini biasanya kebetulan memang mampu untuk berlangganan internet, baik di rumah atau membuka warnet sendiri. Orang-orang seperti ini mungkin paling beruntung dalam urusan main game online di masa itu. Mereka bisa bermain setiap hari kalau ada waktu luang. Ada pula yang bermain di kamar sampai memiliki kehidupan sendiri di dalam game online kesukaannya.
Begitulah pengalamanku bertemu dengan pecandu game online. Sebenarnya masih ada macam-macam gejala yang tidak akan sempat aku ceritakan dengan begitu lengkap. Masih ada tukang pamer, penipu, pengganggu, kerabat dekat pemilik warnet, dan lain-lain. Barangkali warga kaskus jauh lebih berpengalaman dalam hal ini. Ceritakan saja di tempat menulis komentar. Nanti aku juga mau melanjutkan ceritaku.
Kesimpulannya ada di lagu ini
Rinka
Di dalam sana, kami melihat-lihat sekeliling ruangan sebelum memilih komputer. Tentu saja untuk mencari tempat yang paling nyaman dan komputer yang paling lancar. Ada macam-macam pemandangan yang ingin aku ceritakan.
Spoiler for Tidur di warnet:
Keadaan sebenarnya sangat jauh berbeda dengan gambar ini, Kenyataannya tampak mengerikan
Ada orang-orang yang tertidur di warnet. Di sekitar mereka ada sisa-sisa rokok lengkap dengan bungkus dan baunya. Entah apa yang terjadi semalam. Begitulah pertanyaan yang ada di benak anak muda berusia 17 tahun. Melihat mukanya, kelihatannya sudah lulus sekolah.
Apakah mereka tidak punya pekerjaan ? Kalau menganggur, darimana asalnya uang yang dipakai untuk menyewa komputer dan membayar biaya makan ?
Aku sempat menguping percakapan orang-orang di dalam. Katanya mereka main hampir 24 jam sehari. Kerjanya hanya berburu monster dan mengumpulkan harta, tanpa mengetahui jalan cerita game online itu. Setelah itu, menjual barang langka yang mereka dapatkan selama bermain.
Karena itulah, aku selalu memilih komputer yang terletak cukup jauh dari mereka, dan teman-teman sekolahku menuruti kemauanku.
Spoiler for Rombongan Maha Sisa:
Seringkali ada rombongan mahasisa yang berlangganan di warnet. Entah dsri perguruan mana datangnya. Setahuku tidak ada perguruan tinggi di sekitar sini. Apakah mereka sedang libur atau sedang bolos. Karena murid sekolahku paling sering bermain di hari Sabtu sepulang sekolah. Datang bersama kesejukan kemeja batik SMA.
Hal-hal yang mereka bicarakan adalah gosip game, pelajaran, dan pendapatan. Kelompok ini seringkali membuat warnet sangat penuh, sehingga anak-anak SMA tidak kebagian tempat. Mereka juga tidak segan-segan menegur dengan cara menakut-nakuti, ketika ada orang yang dicurigai menjadi biang kerok terganggunya saluran internet.
Kebiasaan mereka di game online adalah mengejar level, menjadi yang terkuat, kemudian membangun perkumpulan terkuat di game online itu.
Spoiler for Pemain Musiman:
Pemain musiman, begitulah julukan bagi mereka. Mereka akan berlomba-lomba untuk menjadi pemain terkuat di game itu, kemudian menjual ID game yang sudah dimainkannya. Dan itu terus terjadi, kemudian mengulanginya di game online yang lebih baru.
Kalau di warnet, pemain musiman adalah orang yang paling sering menanyakan adanya game online terbaru kepada penjaga warnet.
Pemain musiman juga merugikan bagi warnet. Membuat warnet kehilangan banyak pelanggan setia karena game kesukaan pelanggan setia itu dihapus atau tidak pernah diperbarui. Lalu, pelanggan setia itu tidak pernah datang lagi. Mungkin sudah pindah ke warnet lain atau membeli komputer sendiri lengkap dengan paket langganan internet.
Spoiler for Main Sepuasnya:
Pemain seperti ini biasanya kebetulan memang mampu untuk berlangganan internet, baik di rumah atau membuka warnet sendiri. Orang-orang seperti ini mungkin paling beruntung dalam urusan main game online di masa itu. Mereka bisa bermain setiap hari kalau ada waktu luang. Ada pula yang bermain di kamar sampai memiliki kehidupan sendiri di dalam game online kesukaannya.
Begitulah pengalamanku bertemu dengan pecandu game online. Sebenarnya masih ada macam-macam gejala yang tidak akan sempat aku ceritakan dengan begitu lengkap. Masih ada tukang pamer, penipu, pengganggu, kerabat dekat pemilik warnet, dan lain-lain. Barangkali warga kaskus jauh lebih berpengalaman dalam hal ini. Ceritakan saja di tempat menulis komentar. Nanti aku juga mau melanjutkan ceritaku.
Kesimpulannya ada di lagu ini
Rinka
Quote:
Diubah oleh Rinka17 22-08-2020 07:57
0
419
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan