Kasus positif virus corona covid-19 di DKI Jakarta menjadi 20.572 orang, secara keseluruhan Indonesia mencapai 104.432 orang.

Suara.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan jumlah pasien positif virus corona covid-19 di Indonesia telah mencapai 104.432 orang. Data ini setelah bertambah 2.381 kasus baru pada Rabu (29/7/2020) per pukul 12.00 WIB.

Berdasarkan catatan Satgas Covid-19, di Provinsi DKI Jakarta menjadi yang tertinggi hari ini dengan penambahan kasus positif sebanyak 577 orang, 247 sembuh, dan 14 orang meninggal dunia.

Angka 577 tersebut menjadi rekor baru penambahan kasus positif di DKI Jakarta yang mengalahkan rekor sebelumnya 501 kasus dalam satu hari pada 27 Juli 2020.

Kemudian disusul Jawa Timur dengan 359 kasus baru, 538 sembuh, 33 meninggal dunia. Lalu Jawa Tengah 313 kasus baru, 277 sembuh, 12 meninggal dunia.

Posisi keempat diduduki oleh Sumatra Utara dengan 241 kasus baru, 31 sembuh, 3 meninggal dunia, dan Sulawesi Selatan dengan 128 kasus baru, 40 sembuh, 3 meninggal dunia.

Angka penambahan tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan 30.261 spesimen hari ini, sehingga total spesimen yang sudah diperiksa sejak kasus pertama covid-19 hingga hari ini adalah 1.447.583 spesimen.

Spesimen ini diperiksa dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 158 lab, Tes Cepat Molekuler (TCM) di 138 lab dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 24 lab.

Dari jumlah itu, ada tambahan 74 orang meninggal sehingga total menjadi 4.975 jiwa meninggal dunia.

Kemudian, ada tambahan 1.599 orang yang sembuh sehingga total menjadi 62.138 orang lainnya dinyatakan sembuh. Sementara kasus suspek hingga saat ini mencapai 57.393 orang.

Berikut sebaran 2.381 kasus baru positif virus corona covid-19 pada Rabu (29/7/2020):



https://www.suara.com/news/2020/07/2...ehari?page=all

Seminggu lagi bakal 1.000 orang perhari,
Wan abud pasti konpers bilang kita bersyukur menemukan yang positif.
Sementara jabar jateng bahkan jatim belakangan angka nya cenderung stabil dan tingkat kesembuhan juga makin tinggi

Abud tidak mau mengakui padahal makin parah makin banyak kluster2 di jakarta karena ketidaktegasannya. Ditambah malas melakukan tracing kontak yang positif padahal 10 juta orang diwilayah yg sempit.

Padahal ini ibukota pusat ekonomi haruslah lebih agresif, yg paling rugi ya jakarta sendiri bahkan wan abud sampai berutang 13 trilyun ke pemerintah