Pernikahan adalah suatu prosesi yang sakral, bukan hanya untuk saya pribadi tetapi di seluruh belahan dunia, tidak memandang suku atau agama, yang namanya pernikahan akan dilaksanakan secara khidmat.


Ada kalanya suku tertentu memiliki adat yang berbeda di luar kebiasaan, bahkan ada negara yang memiliki sejarah kelam, sebelum masuknya agama Islam.


Sebagai warga negara yang menempati daerah tersebut, mau tidak mau harus mematuhi adat yang ada di daerahnya, tidak jarang ada calon pengantin yang rela mengakhiri hidupnya, karena tidak setuju dengan perlakuan dari bagian tradisi itu.



Terkadang banyak syarat untuk membina rumah tangga, dari segi bibit, bobot, dan bebet, yang sering saya baca dan dengar mahar yang menjadi salah satu alasan kenapa keluarga calon sang mempelai perempuan sampai menolak lamaran calon sang pengantin pria.



Kalau keduanya sudah saling mencintai, tidak ada yang bisa memisahkan antara keduanya, mengambil jalan pintas dengan kimpoi lari, kimpoi lari sering disebut dengan istilah elopement, bukan berarti kimpoi sambil lari ya gan!


Selain kimpoi lari, ada juga sang pria yang rela menculik pasangannya demi terwujud hasrat memiliki orang yang dicintainya.



Bukan sekadar diculik untuk dinikahi, sebelumnya melalui proses pemerkosaan terlebih dahulu, setelah harga diri sang wanita direnggut baru minta izin kepada keluarga mempelai wanita untuk dinikahi.



Penculikan pengantin ini sudah ada disepanjang prasejarah dan sejarah, meskipun penculikan pengantin ini sering disamakan dengan kimpoi lari konon katanya berbeda, karena penculikan pengantin tanpa persetujuan mempelai wanita, sedangkan elopement (kimpoi lari) kebalikannya.


Tradisi penculikan pengantin atau bahasa bulenya bride kidnapping, terjadi hampir di seluruh belahan dunia, dari benua Eropa sampai Asia, bahkan di Indonesia pun adalah loh gansis.


Berikut negara-negara yang melakukan bride kidnapping:




Sudah pasti praktek penculikan mempelai wanita, demi terwujudnya hasrat memiliki seseorang yang telah membuat hati dan pikiran tak karuan, dalam ajaran yang saya anut diharamkan.


Dilansir net tv dalam acara like it bangsa Rumania, masih memberlakukan tradisi tersebut, sudah pasti di zaman yang modern ini dijadikan candaan belaka, ada sisi romantis di dalamnya.




Kalau di Indonesia selain di Bali, dilansir kompas com, tradisi penculikan mempelai wanita masih berlaku hingga saat ini;






Ternyata zaman yang sudah modern seperti sekarang, masih ada yang melaksanakan tradisi pernikahan yang cukup mengelus dada, meskipun hanya buat lucu-lucuan, sekadar kesan romantisme, dan mengalami pergeseran makna, menjadi kimpoi lari, karena penculikan ke dua mempelai sudah suka sama suka, dan satu hal merupakan pengetahuan yang baru buat saya pribadi.


Jadi ingat dengan thread thread Qony77, kejadian seseorang yang merudapaksa, hamil lalu menikahinya, ternyata, memang ada sejarah yang menjadi tradisi pernikahan seperti itu.:

Jakarta, 18:08
Kamis, 16 Juli 2020