perojolan13
TS
perojolan13
RI Terancam Resesi, Terus Aku Kudu Piye?


Jakarta, CNBC Indonesia - Suka tidak suka, mau tidak mau, Indonesia kemungkinan bakal mengalami resesi. Pahit memang, tetapi pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) membuat ekonomi dunia mengkerut, bukan cuma Indonesia.

Dalam proyeksi terbarunya, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi dunia mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) 4,9%. Lebih dalam dibandingkan proyeksi sebelumnya yakni -3%.

imfIMF

Lembaga yang berkantor pusat di Washington DC (Amerika Serikat/AS) itu juga merevisi ke bawah proyeksi untuk Indonesia. Awalnya, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 0,5% pada tahun ini. Namun proyeksi terbaru memperkirakan ekonomi Tanah Air akan terkontraksi -0,3%.

Resesi didefinisikan sebagai kontraksi ekonomi dalam dua kuartal beruntun pada tahun yang sama. Pada kuartal I-2020, ready viewed ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 2,97%. Meski menjadi catatan terendah sejak 2001, tetapi itu bisa dicapai kala negara-negara lain mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif). Bahkan China mengalai kontraksi sampai -6,8%.

Namun pada kuartal II-2020, sepertinya Indonesia sudah tidak bisa menghindar dari kontraksi. Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, memperkirakan ekonomi April-Juni akan terkontraksi dalam kisaran -3,5% hingga -5,1%.

Jika pada kuartal III-2020 kontraksi kembali terjadi, maka Indonesia secara sah dan meyakinkan akan masuk jurang resesi. Pemerintah memperkirakan ekonomi pada kuartal III-2020 berada di kisaran -1% hingga 1,2%. Kemungkinan kontraksi masih ada, sehingga risiko resesi tidak bisa dikesampingkan.

"Secara definisi begitu (resesi). Namun kita berharap kuartal III tidak negatif," ujar Sri Mulyani.

Ini Dia Tips Mempersiapkan Diri Hadapi Resesi



Tidak ada salahnya kita berharap yang terbaik, tetapi pada saat yang sama kita harus bersiap menghadapi situasi terburuk. Hope for the best, prepare for the worst.

Skenario terburuknya adalah Indonesia masuk zona resesi. Sekarang adalah bagaimana kita harus siap menghadapi mimpi buruk itu.

Mengutip Forbes, setidaknya ada tujuh hal yang harus disiapkan kala akan berhadapan dengan resesi. Apa saja itu?

Pertama adalah memastikan orang-orang di sekitar kita terjamin. Orang tua, pasangan, anak, jangan sampai ikut menderita gara-gara resesi.

"Pastikan Anda memiliki asuransi yang memadai. Baik itu asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa, itu akan sangat membantu," sebut artikel berjudul 7 Things You Need To Do To Prepare For A Potential Recession yang ditulis oleh Camilo Maldonaldo, Co-Founder Finance Twin, itu.

Kedua, naikkan jumlah anggaran darurat Anda. Sebab jika Anda khawatir situasi ekonomi akan memburuk, maka Anda harus siap bertahan hidup tanpa pekerjaan setidaknya 3-6 bulan. Jangan sampai kemudian resesi membuat Anda tidak bisa makan, membayar cicilan, dan sebagainya.

Ketiga adalah menghemat pengeluaran. Kalau selama ini Anda membayar mahal untuk layanan seluler, akses internet, dan lain-lain, mungkin Anda bisa mulai mempertimbangkan mencari yang lebih murah.

Keempat adalah usahakan menambah pemasukan. Kalau Anda punya tenaga untuk lembur atau pekerjaan sampingan, maka lakukan saja. Tambahan pemasukan akan sangat berguna untuk menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian.

Kelima adalah lunasi pinjaman yang memiliki bunga tertinggi. Ini menjadi penting karena membayar bunga tanpa disadari mempengaruhi arus kas kita. Absennya tagihan besar pada awal bulan akan membuat Anda bisa bertahan hidup dengan lebih baik di tengah resesi.

"Misalnya tagihan kartu kredit. Kalau Anda hanya membayar jumlah minimal, maka yang ada tagihan Anda akan semakin membengkak. Bayangkan kalau Anda sampai menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan melihat tagihan seperti ini. Jadi utang-utang semacam ini adalah yang harus segera dibereskan selagi resesi belum datang," papar Maldonaldo.

Keenam, teruslah berinvestasi. Melihat pasar keuangan saat ini, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah yang cenderung melemah, atau imbal hasil reksa dana yang menguap, mungkin minat untuk berinvestasi jadi berkurang.

Baca: Duh! Citi Sebut Reli di Pasar Saham Baru Terjadi Setahun Lagi

Namun jangan menyerah, jangan sampai berhenti berinvestasi. Badai pasti berlalu. Pada saatnya nanti, vaksin atau obat virus corona bakal tersedia secara massal.

Akan datang waktunya kita menang 'perang' melawan virus corona. Saat hari kemenangan itu tiba, yakinlah pasar keuangan akan pulih.

Saham yang sekarang Anda beli dengan harga 'recehan' bisa naik berkali-kali lipat. Saat itu lah Anda juga akan merasakan kemenangan finansial.

Terakhir, jangan sampai penilaian kredit Anda turun. Kalau bisa malah harus dinaikkan.

Dalam situasi resesi, ada kalanya kita harus berpaling kepada bank untuk mendapatkan suntikan 'darah'. Ketika pinjaman bank menjadi satu-satunya harapan untuk bertahan hidup, Anda tentu tidak ingin permohonan pinjaman ditolak karena jejak rekam yang buruk.

Jadi mumpung Indonesia belum resmi resesi, Anda harus menjaga kualitas skor kredit. Jangan sampai bank punya penilaian buruk terhadap Anda.

link

Lembaga yang berkantor pusat di Washington DC (Amerika Serikat/AS) itu juga merevisi ke bawah proyeksi untuk Indonesia. Awalnya, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 0,5% pada tahun ini. Namun proyeksi terbaru memperkirakan ekonomi Tanah Air akan terkontraksi -0,3%.
van Dukehoorraytrac0ne
trac0ne dan 30 lainnya memberi reputasi
31
14K
156
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan