Lagu berjudul “I Love You But I’m Letting Go” dari Pamungkas menemani malam Jum’at ku kemarin saat lagi baca-baca berita terbaru soal perkembangan virus corona di Indonesia. Sontak aja aku kaget sekaligus khawatir karena pada Kamis (9 Juli 2020) akhirnya negeri kita tercinta ini kembali mencetak rekor lagi terkait jumlah kasus positif yang tembus 2.657 orang. Wew!




Aku awalnya heran, kok jumlah kasus positifnya bisa naik secara signifikan begitu. Setelah aku telaah, ternyata ada satu klaster baru yang kasih sumbangsih jumlah kasus positif yang menurutku totalnya cukup bombastis, yaitu sebanyak 1.262 orang. Klaster tersebut ternyata berlokasi di Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa AD) yang bertempat di Bandung.

Setelah tahu informasi itu, gak pakai lama aku langsung terpikirkan omongan adek ku yang katanya bakal melangsungkan pembelajaran di sekolahnya pada 13 Juli mendatang.

Khawatir? Jelas. Sulit rasanya buat bersikap biasa-biasa aja saat tahu ada klaster baru yang berasal dari sekolahan seperti Secapa AD. Jujur aja nih GanSist, selama pandemi virus corona aku mulai berubah jadi cewek yang parnoan saat ngeliat orang asing. Penyebabnya simpel kok, karena kita sampai sekarang masih belum bisa membedakan mana orang yang terjangkit virus corona dan mana yang sehat. Mbok yang terlihat sehat aja banyak kok yang ternyata sudah terjangkit virus corona.




Mungkin bakal ada yang bilang, “Gak usah panik gitulah Sist, toh sekolah yang bakal dibuka itukan harus berlokasi di Zona Hijau”. Gini loh, apa ada jaminan semua siswa yang nanti bakal mulai bersekolah secara tatap muka gak pernah punya riwayat bepergian dari daerah lain yang bukan masuk Zona Hijau? Selain itu, yakin banget emang “bocah” yang nanti sekolah bakal menggunakan protokol kesehatan selama di sekolah? Jawabannya masih abu-abu, kan?




Nanti bakal ada lagi yang bilang, “Hey Sist, kalau orangtua siswa gak mengizinkan buat ke sekolah, boleh kok tetap belajar dari rumah”. Duh, menurutku sih alasan seperti itu agak sulit buat diterapkan ya kalau udah bersinggungan sama “bocah” sekolahan. Aku yakin kamu pasti waktu masih sekolah pernah latahkan kalau ngeliat siswa lain? Ini tuh anak bocah GanSist, pasti mereka bakal berjuang sekeras mungkin biar keinginannya agar terlihat sama dengan siswa lain terwujud. Susah loh untuk meyakinkan anak bocah sekolahan agar bisa jadi yang berbeda dengan yang lain.




Ya kalau mau dilihat secara mendalam sih memang ada GanSist niat baik pemerintah untuk membuka lagi sekolahan. Salah satunya karena masih ada siswa di daerah yang gak bisa menerapkan pembelajaran jarak jauh via online. Mereka masih terpaksa harus belajar tatap muka di tengah pandemi virus corona.

Kalau alasannya emang gitu, kenapa pemerintah gak menyediakan aja fasilitas untuk mereka yang kesulitan untuk mengakses pembelajaran jarak jauh? Gunakan aja tuh pendapatan pajak yang ditarik dari sana-sini untuk mereka yang masih belum berkecukupan. Bukankah malah terlihat tidak adil kalau solusinya malah membuka lagi sekolah agar semua siswa bisa mendapatkan pembelajaran secara tatap muka? Coba deh Pak/Bu pikir lagi secara cermat.




Aku sih mau mengingatkan aja nih buat pemerintah yang paling aku sayang, jumlah kasus positif di Indonesia itu semakin bertambah, loh. Kalau gak percaya coba deh googling sebentar (mumpung nge-google belum dikenain pajak juga) dengan menggunakan keyword “Chart Corona Indonesia”, disitu kelihatan jelas kalau grafiknya naik terus loh cintaku sayangku negeriku.




Mbok ya pemerintah sekali-kali bikin kebijakan yang gak meresahkan gitu loh. Beberapa bulan yang lalu waktu kasus positif virus corona masih sedikit, banyak sektor ditutup untuk mencegah penyebaran. Lah sekarang yang jelas-jelas naiknya gila-gilaan malah pengen dibuka-buka lagi? Sehat Pak/Bu?


Ini adek ku kalau 13 Juli besok beneran ke sekolah, auranya tuh mirip kayak mau berkunjung ke penjara Alcatraz, ada nuansa ngeri cyinnn!