Rencana untuk memulai menambang Bulan mulai awal 2025 menjadi lebih menarik minggu ini setelah tim Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) menemukan permukaan bulan lebih kaya logam. Menggunakan data dari Miniature Radio Frequency (Mini-RF) instrumen di atas NASA Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO), tim peneliti sampai pada kesimpulannya.

Studi yang dipublikasikan dalam  jurnal "Earth and Planetary Science Letters" , mengemukakan teori paling populer seputar asal-usul Bulan. Hipotesis berpendapat satelit terbentuk ketika sebuah benda seukuran Mars bertabrakan dengan Bumi, menguapkan sebagian besar kerak atas Bumi.





Bukti itu ditemukan ketika para ilmuwan mencari es di dasar kawah di wilayah kutub utara bulan,  kata NASA . Ini berarti bahwa debu halus yang ditemukan di dasar lubang-lubang itu adalah bagian dari lapisan Bulan yang lebih dalam seperti terlontar saat tabrakan meteor. Dengan demikian, debu ini mewakili komposisi lapisan Bulan yang lebih dalam.

Para peneliti menemukan pola di mana kawah yang lebih besar dan lebih dalam memiliki konsentrasi logam yang lebih tinggi daripada yang lebih kecil dan dangkal. Secara khusus dalam kawah selebar 1 hingga 3 mil, konstanta dielektrik atau properti listrik meningkat seiring dengan ukuran kawah. Namun, properti listrik tetap konstan untuk kawah dengan lebar antara tiga hingga 12 mil.

Memesan untuk menambang 
Presiden AS Donald Trump  menandatangani perintah pada bulan April yang  mendorong warga untuk menambang Bulan dan benda langit lainnya dengan tujuan komersial.

Arahan mengklasifikasikan luar angkasa sebagai "domain aktivitas manusia yang unik secara hukum dan fisik", bukan "kosmos global," membuka jalan untuk menambang bulan tanpa semacam perjanjian internasional.






Agen ruang angkasa Rusia Roscosmos dengan cepat mengutuk langkah Trump , menyamakannya dengan kolonialisme.





Kerangka hukum global yang diusulkan untuk penambangan di bulan, yang disebut Artemis Accords, akan menjadi upaya terbaru untuk menarik sekutu pada rencana Badan Antariksa Nasional (NASA) untuk menempatkan manusia dan stasiun ruang angkasa pada benda angkasa dalam dekade berikutnya.

Ini juga sejalan dengan beberapa inisiatif publik dan swasta untuk memenuhi tujuan  penggalian sumber daya dari asteroid , bulan dan bahkan planet lain .

Pada 2015,  Kongres AS mengeluarkan undang-undang yang secara eksplisit mengizinkan perusahaan dan warga negara untuk menambang, menjual, dan memiliki bahan ruang angkasa apa pun.

Sepotong undang-undang itu termasuk klausul yang sangat penting, yang menyatakan bahwa itu tidak memberikan "kedaulatan atau hak eksklusif atau yurisdiksi kepemilikan badan langit mana pun."

Bagian ini meratifikasi  Perjanjian Luar Angkasa, yang ditandatangani pada tahun 1966 oleh AS, Rusia, dan sejumlah negara lain yang menyatakan bahwa negara-negara tidak dapat memiliki wilayah di luar angkasa.

Trump telah mengambil minat yang konsisten dalam menegaskan kekuatan Amerika di luar Bumi,  membentuk Kekuatan Antariksa dalam militer AS tahun lalu untuk bersiap melakukan perang antariksa.

Badan antariksa negara itu "NASA" sebelumnya telah menguraikan pendekatan jangka panjangnya untuk eksplorasi bulan, yang termasuk mendirikan "base camp" di kutub selatan bulan.

Pasar triliunan dolar
AS bukan negara pertama atau satu-satunya yang membahas penambangan dibulan.

Rusia telah meempunyai rencana dalam beberapa tahun terakhir untuk kembali ke bulan dan berpotensi melakukan perjalanan lebih jauh ke luar angkasa.

Roscosmos mengungkapkan pada 2018 rencana untuk membangun pangkalan jangka panjang di bulan selama dua dekade berikutnya, sementara Presiden Vladimir Putin telah berjanji untuk meluncurkan misi ke Mars "segera."

Luksemburg, salah satu negara pertama yang memusatkan perhatian pada kemungkinan penambangan benda langit, menciptakan Badan Antariksa (LSA) pada 2018  untuk mendorong eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya komersial dari objek di dekat  Bumi.

Tidak seperti NASA, LSA tidak melakukan penelitian atau peluncuran. Tujuannya adalah untuk mempercepat kolaborasi antara para pemimpin proyek ekonomi dari sektor luar angkasa, investor dan mitra lainnya.

Berkat jaringan di Eropa yang muncul, para ilmuwan mengumumkan rencana tahun lalu untuk mulai mengekstraksi sumber daya dari bulan dalam lima tahun.



NASA bekerja di pangkalan bulan yang dapat melakukan perjalanan dengan roda, atau bahkan kaki, meningkatkan keamanan zona pendaratan, menyediakan redundansi peralatan dan meningkatkan kemungkinan membuat penemuan kunci. ( Gambar milik NASA. )

Misi, yang bertanggung jawab atas Badan Antariksa Eropa dalam kemitraan dengan ArianeGroup, berencana untuk mengekstraksi energi nuklir bebas limbah yang dianggap bernilai triliunan dolar.

Baik Cina dan India juga telah mempunyai ide tentang mengekstraksi Helium-3 dari satelit alami Bumi. Beijing telah mendarat di bulan dua kali pada abad ke-21 dengan lebih banyak misi.

Di Kanada, sebagian besar inisiatif berasal dari sektor swasta. Salah satu yang paling dipuji adalah kemitraan Inisiasi Deltion yang berbasis di Ontario Utara dengan Moon Express, perusahaan eksplorasi ruang angkasa swasta Amerika pertama yang telah  diberikan izin pemerintah untuk melakukan perjalanan di luar orbit Bumi.

Usaha luar angkasa dalam karya-karya itu termasuk rencana untuk menambang asteroid , melacak puing-puing luar angkasa, membangun pemukiman manusia pertama di Mars ,dan rencana miliarder Elon Musk sendiri untuk misi tak berawak ke planet merah.

Ahli geologi, serta perusahaan yang baru muncul seperti Planetary Resourcesyang berbasis di AS , perusahaan yang merintis industri penambangan luar angkasa, percaya asteroid dikemas dengan bijih besi, nikel, dan logam mulia pada konsentrasi yang jauh lebih tinggi daripada yang ditemukan di Bumi, membentuk pasar dihargai  triliunan .

Apa Kabar Indonesia? 

sumber:
https://www.zerohedge.com/
https://www.mining.com/
https://www.sciencedirect.com/
https://www.mining.com/