1. Pengelolaan Liganya Kayak Panitia Class Meeting Jaman Sekolah

Di negara-negara maju yang kompetisinya maju, pengelola liga benar-benar orang yang profesional. Semua dikerjakan sesuai standard nasional, semua berjalan baik dan minim masalah. Jangankan yang udah maju, tetangga sebelah kayak Thailand dan Malaysia pun pengelolaan liganya sudah cukup profesional.

Disini? Jadwal pertandingan belum fix sampe H minus beberapa minggu liga dimulai. Ga heran banyak pelatih yang baru kesini heran, gimana mau nyiapin program lha jadwalnya belum ada.

Pas udah ada jadwal pun, laga bisa sewaktu-waktu ditunda atau direscedule. Kalo alasannya jelas kan masih wajar, tapi seringkali alasannya dibuat-buat alasan yang jelas. Melanggar aturan? Bodo amat tabrak aja.

Belum lagi aturan yang tiba-tiba berubah di tengah jalan. Misal sebelum liga wajib pasang pemain U-23 tiba-tiba tengah liga dihapus.

Intinya, mencla mencle dan suka ngelanggar aturannya sendiri.

Emang sih ada tantangan yang ga bisa dihindari, tapi seringkali alasannya sepele dan ga masuk akal.

2. Wasitnya, Aduh Ampun Banget

Pernah ga lihat wasit kita mimpin laga internasional, minimal level asia tenggara atau asia lah? Jarang. Paling ada satu atau dua orang aja. Nah kira-kira gitu lah alasannya wasit turut menjadi penyumbang kisruh liga. Jadwal udah bener, pertandingan menarik, eh kecoreng sama keputusan wasit yang kontroversial. Ini memang problem kita yang harus diberesin.


"Tapi kan wasit manusia, ga mungkin sempurna."

Iya ane tahu, wasit pasti ga bisa 100% bener terus, bahkan level piala dunia pun ada kontroversi. Keputusan yang salah itu juga yang jadi bumbu yang bikin makin menarik. Tapi, level wasit Indonesia bukan kayak gitu alias BUMBUNYA KEBANYAKAN BRO, MASAKAN ENTE JADI ENEG. Sorry jadi esmosi.

Tapi ane akui akhir-akhir ini sedikit ada perbaikan, tapi masih kurang.

3. Suporter yang Kekanak-kanakan

Liga berjalan lancar, permainan menarik, wasit oke. Eh tapi suporternya yang kayak bocah. Timnya kalah dia ga terima, bikin rusuh, lempar batu, ngerusak fasilitas, bahkan mencederai orang lain samlai pemain dan official.


Maunya timnya menang teroosss. Kalo semua menang bukan liga namanya. Tapi latihan gabungan alias latgab.

Masih ada yang lain kayak pemain yang ga profesional, kang parkir stadion, kang lumpia dll tapi capek nulis bro, lagian ghibahin banyak-banyak makin banyak dosanya. Haha.