Kakek Renta Jualan Cupang




TRIBUNTERNATE.COM, CIPAYUNG - Usai kebakaran, Rohadi Dedi (79) lanjutkan hidup menjadi penjual ikan keliling.(13/2/2020)

Dedi, sapaannya merupakan warga Kampung Raden, Jatisampurna, Bekasi.

Terhitung sudah lebih dari 30 tahun lamanya, ia mengadu nasib hingga ke pinggir Ibu Kota usai jari-jari tangannya terbakar.

Sungguh malang, nasib tua renta ini. Hidupnya kini sebatang kara karena anak dan istrinya telah meninggal sejak tahun 1996. Anak tirinya pergi entah kemana. Dalam acara Insert yang tayang pukul 06.30 di Transtv. Hari ini tanggal 28 Juni 2020 Tampak sang kakek sedang mangkal di tepi jalan di Bekasi Barat. Di dekatnya berjejer kantong air berisi berbagai macam ikan cupang dan ikan hias lainnya. Dalam rak sederhana dari kayu kantong ikan hias itu ditata sedemikian rupa.

Menurut penuturannya kepada tim Insert. Dia memiliki mimpi ingin berumroh dengan hasil jualan ikan cupang. Sungguh mulia keinginan kakek itu. Dalam keterbatasan fisik yang kini dideritanya. Kakek Dedi awalnya memiliki tubuh yang sempurna. Namun, sejak kejadian naas di tahun 1986 itu, dia tak lagi memiliki jari tangan.

Ya, kakek tua itu menjalani hidupnya dengan susah payah, bahkan untuk makan dia harus dibantu disuapi orang lain. Kejadian bermula saat istrinya--Nama--sedang ngidam. Waktu itu dia ingin makan lindung. Karena begitu bahagia akan kehamilan istrinya, Dedi rela malam-malam mencari lindung dengan meminjam petromax tetangga. Sayang bahan bakarnya habis. Jadilah dia meminjam obor. Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Tangannya tersambar api obor yang disulut dalam kaleng tiner.


Kakek Dedi yang kini tak memiliki jari: tribunnews

Dedi langsung berlari ke sungai mencelupkan tangannya. Namun, tetap tak membantu keadaan. Setelah berobat tradisional ke Banten tangan Dedi sembuh. Hanya dia harus kehilangan semua jarinya.

Kakek Dedi yang kini tinggal di kontrakan tanpa sanak saudara tak mau berpangku tangan. Baginya lebih mulia berdagang seperti ini daripada meminta-minta. Bahkan untuk berdiri pun kakek ini tak mau dibantu oleh tim Insert. Padahal kondisinya sangat menyedihkan. Dedi beberapa kali terjatuh saat berusaha bangun dari duduknya.

Beruntung ada orang yang berbaik hati mempercayai kakek Dedi untuk berjualan cupang. Sang kakek hanya mengambil sedikit dari keuntungan jualan ikan ini. Rata-rata kisaran ikan dijual 30.000, sedangkan dia hanya setor 25.000. Dedi hanya memperoleh uang 5.000 per biji ikan. Dengan terisak kakek itu bercerita, dia merasa bahagia karena dari uang itu dia masih bisa bersedekah.

Kakek Dedi juga masih punya mimpi yang belum terlaksana. Pertama ingin mengadakan akikah untuk istrinya dan kedua dia ingin qurban. Namun, kisah miris justru harus diterimanya. Suatu hari dia dihipnotis orang tak beradab. Dia harus kehilangan uang sebanyak Rp. 600.000, padahal uang itu untuk membayar sewa kontrakan dan biaya hidupnya sehari-hari. Sungguh makhluk terlaknat yang telah melakukan pekerjaan hina semacam itu.

Alih-alih membantu orang yang kekurangan, dia bahkan mengelabui dan mengambil hak tua renta itu. Kita dapat memetik pelajaran dari kisah Kakek Dedi ini. Bahwasanya semiskin apapun kita. Kita tetap harus berusaha, jangan sampai hanya mengandalkan dikasihani orang apalagi menipu orang lain.

Kisah kakek tua ini sudah terlebih dahulu muncul di tayangan Rumah Mama Amy MNCTV tahun 2018.



Semoga kisah ini bisa menginspirasi kita dalam menjalani roda kehidupan, ya, gansis. Sepahit apapun keadaan. Kita jangan menyerah, dan mensyukuri keadaan.



Jangan lupa cendol dan komennya🥰



Salam hangat,


Penjuru selatan Cianjur
28-06-2020

Opini pribadi:
Referensi:
gambar

sumber