timotiusjoso
TS
timotiusjoso
Biografi Derrick Rose (Pebasket Asal Chicago Yang Selalu Pantang Menyerah)
Derrick Martell Rose, lahir di kota Chicago, pada tanggal 4 Oktober 1988. Semenjak kecil, Rose sudah mencintai olahraga basket, pada suatu wawancara, ia pernah mengatakan bahwa Michael Jordan merupakan pemain basket idolanya.

 

Pada tahun 2003, ia bergabung ke sebuah sekolah yang bernama Simeon. Simeon sendiri merupakan salah satu SMA yang telah memproduksi cukup banyak pemain NBA, seperti Nick Andersen, Jabari Parker, dan lain sebagainya. Selama bermain di SMA, Rose menggunakan nomor punggung 25... bukannya tanpa alasan ia memilih nomor punggung ini, ia memilih nomor ini untuk menghormati seorang pemain basket SMA Simeon yang menjadi korban pembunuhan di tahun 1984 yang lalu.
Rose merupakan pemain yang hebat di SMA, ia telah menunjukkan kecepatan dan ekspolisvitasnya semenjak ia masih berstatus sebagai freshman. Selama 4 tahun bersekolah disana, Rose berhasil memenangkan 120 pertandingan dari total 132 pertandingan yang ia jalani. Dengan prestasi dan kehebatannya tersebut, Rose pun mendapat penghargaan Illinois Mr.Basketball 2007, yaitu penghargaan yang diberikan untuk pebasket SMA terbaik di negara bagian Illinois.
 
Seusai lulus SMA, pada tahun 2007, ia pun kemudian masuk ke University of Memphis yang terletak di kota Memphis. Ohya, ngomong-ngomong, Rose juga saat itu menjadi rekan setim dari mantan pemain Aspac Jakarta, yaitu Pierre Henderson Niles.
Tadinya, Rose ingin menggunakan nomor punggungnya saat SMA, yaitu 25, tapi rupanya hal tersebut gagal, karena nomor 25 merupakan nomor yang telah diistirahatkan oleh Memphis Tigers. Tanggal 5 November 2007 pun menjadi debut resminya dengan Memphis Tigers. Pada pertandingan debutnya ini, Rose yang bermain selama 25 menit tampil dengan bagus dengan mencetak 17 poin, 6 rebounds, dan 5 asis, timnya juga saat itu berhasil mengalahkan UT-Martin dengan skor telak 102-71. Rose hanya bermain selama 1 musim dengan Memphis, dan selama itu, ia berhasil mencatatkan rata-rata 14.9PPG; 4.5RPG; dan 4.7APG. Pada musim pertama dan terakhirnya ini, Rose juga mendapat penghargaan Third Team All American, yaitu penghargaan yang diberikan untuk salah satu pemain terbaik di NCAA.
 

Setelah selesai bermain di Memphis Tigers, pada tahun 2008, Derrick Rose pun kemudian mengikuti NBA Draft 2008, dimana ia kemudian terpilih di urutan pertama oleh tim Chicago Bulls. Tanggal 28 Oktober 2008 pun akhirnya menjadi debut resminya Rose dengan Chicago Bulls. Saat itu, Derrick Rose yang bermain selama 32 menit berhasil mencetak 11 poin, 4 rebounds, 9 asis, dan 3 steals, timnya juga saat itu berhasil menang atas Milwaukee Bucks dengan skor 108-95. Secara keseluruhan, Rose tampil dengan baik di musim pertamanya ini, dan karena penampilannya yang bagus tersebut, Derrick Rose pun diundang ke Rookie Challenge dan Skill Challenge yang ada di NBA All Star Weekend. Derrick Rose tampil dengan bagus di all star weekend tersebut, ia bahkan berhasil menyabet gelar juara pada skill challenge, usai mengalahkan beberapa pesaing senior lainnya seperti Tony Parker dan Jameer Nelson. Rose total bermain sebanyak 81 pertandingan di musim reguler pertamanya ini, dan selama itu, ia berhasil mencatatkan rata-rata 16.8PPG; 3.9RPG; dan 6.3APG. Karena permainannya yang apik tersebut, Rose pun akhirnya dinobatkan sebagai Rookie of the Year, ia saat itu berhasil mengalahkan beberapa ruki hebat lainnya seperti Russel Westbrook dan O.J. Mayo.
 
Selain tampil bagus di musim reguler, Rose rupanya juga tampil bagus di babak playoffs. Pada pertandingan playoffs pertamanya di NBA, Rose langsung membuat seluruh fans terkejut lewat torehan 36 poin... ngomong-ngomong, 36 poin ini pun menjadi rekor poin tertinggi pada pertandingan playoffs pertama seorang ruki di NBA. Rose total bermain sebanyak 7 pertandingan di serial NBA Playoffs pertamanya, dan selama itu, ia berhasil mencatatkan rata-rata 19.7PPG; 6.3RPG; dan 6.4APG.
 
Pada musim keduanya, permainan Derrick Rose sudah terlihat semakin matang. Meski sempat mengalami cedera ankle pada saat awal musim, tetapi rupanya hal tersebut tidak berpengaruh banyak terhadap performa Derrick Rose. Pada musim keduanya ini, Rose telah menjadi pemain nomor 1 dari Bulls, ia saat itu juga berhasil membawa timnya ke babak playoffs usai meraih rekor 41 kali menang 41 kali kalah di musim reguler. Pada musim keduanya ini, Rose berhasil mencatatkan rata-rata 20.8PPG; 3.9RPG; dan 6APG. Berkat performanya yang bagus tersebut, Rose pun untuk pertama kalinya terpilih untuk masuk ke NBA All Star 2010.
 
Di musim ketiganya, Rose semakin menjadi-jadi. Musim ketiganya ini bisa dibilang sebagai musim terbaiknya di NBA. Pada musim ketiganya ini, Rose berhasil mengukir berbagai prestasi, mulai dari membawa Bulls meraih rekor menang kalah terbaik di NBA, mencetak triple double, All Star, hingga MVP. Rose saat itu terpilih menjadi MVP NBA usai tampil sangat baik dengan catatan rata-rata 25PPG; 4.1RPG; dan 7.7APG.
 

Setelah selesai mendapatkan gelar MVP, Rose pun kemudian tetap lanjut bermain di Chicago. Pada musim keempatnya ini, Rose tetap tampil impresif, tapi ia tidak bermain terlalu banyak pertandingan di musim tersebut karena cedera. Meskipun Rose absen pada 27 pertandingan pada musim 2011/12, tetapi rupanya tim Chicago Bulls yang ia bela lagi-lagi berhasil meraih rekor menang kalah terbaik di regular season, dan dengan hasil ini, mereka pun saat itu akan berhadapan dengan tim yang memiliki rekor terburuk di babak playoffs, yaitu Philadelphia 76ers. Rose terlihat menjanjikan di playoffs ke 4 nya ini. Pada pertandingan pertama melawan Sixers ini, Rose langsung tancap gas dengan mencetak 23 poin, 9 rebounds, dan 9 asis, timnya juga saat itu berhasil mengalahkan Sixers dengan skor 103-91. Selain tampil dengan bagus, pada pertandingan tersebut jugalah, Rose harus mengalami salah satu momen terbesar dalam karirnya. Pada pertandingan tersebut, Rose harus mengalami sebuah cedera yang membuat karirnya terganggu. Pada saat pertandingan menyisakan 1:22 detik, Rose salah mengambil step, yang berakibat fatal pada lutut kirinya. Akibat gerakan tersebut, ACL dari lutut kiri Rose pun sobek, dan membuatnya harus istirahat selama 1 tahun.
 
Cedera tersebut bisa dibilang merupakan cedera terparah yang pernah dialami Derrick Rose, cedera tersebut merupakan sebuah peristiwa bersejarah yang tidak hanya mengubah Derrick Rose, tetapi juga mengubah NBA selama-lamanya. Setelah istirahat setahun, pada bulan Oktober 2013, Rose pun akhirnya bisa bermain kembali di NBA. Setelah cedera ACL-nya, Rose mengalami penurunan dalam hal statistik. Ia tetap bermain dengan waktu yang lama seperti saat sebelum cedera dulu, tetapi penampilannya terlihat menurun, khususnya presentasi field goalsnya yang hanya sebesar 35%.

Pada tanggal 22 November 2013, Rose pun kembali mengalami cedera. Pada saat quarter ke 3, Rose yang sedang berlari tak sengaja merobek meniskus lutut kanannya. Akibat hal ini, Rose pun saat itu harus keluar lebih awal dari pertandingan. Beberapa hari kemudian setelah cedera, Bulls pun menyatakan bahwa Rose telah menyelesaikan operasi lututnya dengan sukses, tetapi sayangnya, Rose saat itu harus istirahat dan absen di sisa musim 2013/14.
 
Setelah cedera meniskus tersebut, Rose pun masih bermain 2 musim lagi dengan Bulls. Performanya memang sudah tidak sama lagi seperti dulu, tetapi Rose tetaplah seorang point guard yang bagus di NBA.
Pada tanggal 22 Juni 2016, ia pun ditrade oleh Chicago Bulls ke New York Knicks. Derrick Rose, Justin Holiday, dan sebuah second round draft pick ditukar dengan Jose Calderon, Jerian Grant, dan Robin Lopez. Rose mengawali karirnya di Knicks dengan baik. Pada pertandingan pertamanya bersama Knicks, Rose tampil cukup baik dengan torehan 17 poin, 3 rebounds, dan 1 asis, ia juga saat itu terlihat fit, hal ini terbukti dari lamanya ia bermain saat itu. Pada tanggal 4 November 2016, momen emosional pun datang untuk Derrick Rose dan para fans Chicago. Pada tanggal tersebut, Rose untuk pertama kalinya berhadapan dengan mantan timnya, yaitu Chicago Bulls. Rose sendiri berhasil mengakhiri pertandingan tersebut dengan sangat baik, Rose yang saat itu bermain selama 38 menit berhasil mencetak 15 poin, 7 rebounds, dan 11 asis, ia juga saat itu berhasil menundukkan Bulls dengan skor 117-104.
Rose tampil dengan cukup baik dengan tim barunya ini, tapi sayangnya, Rose saat itu tidak dapat menyelesaikan seluruh pertandingan di musim tersebut lantaran ia kembali mengalami cedera pada lututnya.
 

Setelah kontraknya dengan Knicks telah habis, pada bulan Juli 2017, Rose pun kemudian bergabung dengan tim baru, yaitu Cleveland Cavaliers. Tim ini merupakan tim yang sempat viral, karena tim ini memiliki segudang pemain bintang seperti Lebron James, Kevin Love, Isaiah Thomas, Dwyane Wade, dan masih banyak lagi. Rose pun memulai debutnya dengan Cavs pada tangggal 17 Oktober 2017, saat itu, Rose yang bermain selama 31 menit tampil cukup bagus dengan mencetak 14 poin, 4 rebounds, dan 2 asis. Pada pertandingan keduanya dengan Cavs, Rose hampir membuat seluruh fansnya kembali bersedih. Pada pertandingan tersebut, Rose jatuh dengan posisi kaki yang salah, menyebabkan anklenya sedikit bergeser. Untungnya, anklenya tidak mengalami masalah yang terlalu serius, sehingga ia pun hanya butuh istirahat selama beberapa hari. Pada tanggal 24 November 2017, Rose yang baru bermain sebanyak 7 pertandingan dengan Cavs memutuskan untuk pergi sejenak dari NBA. Ia mengatakan bahwa ia sudah frustasi dengan dirinya yang terus menerus dilanda cedera, dan ingin memikirkan masa depannya di NBA. Melihat hal ini, seluruh fans dan para pemain saat itu berusaha menyemangati Rose, mereka akan mendukung jalan apapun yang ditempuh oleh Rose.
 
Setelah absen 2 bulan, Rose pun akhirnya kembali bermain pada tanggal 18 Januari 2018. Saat itu, Rose yang hanya bermain selama 13 menit berhasil menunjukkan performa yang baik lewat sumbangan 9 poin dan 3 rebounds, ia dan timnya juga saat itu berhasil mengalahkan Orlando Magic dengan skor 104-103.
Pada tanggal 8 Februari 2018, Rose pun ditrade oleh Cleveland Cavaliers ke tim asal Utah, yaitu Utah Jazz. Baru saja sampai di Utah, 2 hari kemudian, mereka langsung melepas Derrick Rose, sehingga saat itu Derrick Rose pun menjadi tidak memiliki tim sama sekali.
Pada tanggal 8 Maret 2018, Rose pun kemudian menandatangani kontrak baru dengan Minesotta Timberwolves. Di Timberwolves, Rose kembali bertemu dengan rekan-rekan lamanya di Chicago Bulls, seperti kepala pelatih Tom Thibodeau, Jimmy Butler, dan Taj Gibson. Bersama Timberwolves, Rose berhasil melakukan tugasnya sebagai point guard cadangan dengan sangat baik. Rose dan timnya juga saat itu berhasil measuk ke babak Playoffs 2018, tapi mereka harus tersingkir di babak awal karena kalah dari tim kuat, yaitu Houston Rockets.
 
Di bulan Juli 2018, Rose pun memperpanjang kontraknya dengan Timberwolves. Rose tampil dengan bagus di musim tersebut, ia terlihat sudah mulai kembali ke performa terbaiknya. Pada tanggal 31 Oktober 2018, Rose pun membuat seluruh dunia terkejut sekaligus bahagia, kenapa? Itu karena pada pertandingan tersebut, Rose berhasil mencetak career high nya di NBA, yaitu 50 points saat ia dan timnya berhadapan dengan Utah Jazz. Rose sendiri sangat senang saat itu, ia bahkan sampai menangis terharu karena megingat tentang perjalanan karirnya yang sulit.
Rose total bermain sebanyak 51 pertandingan di musim keduanya dengan Timberwolves ini, dan selama itu, ia berhasil mencatatkan rata-rata 18PPG; 2.7RPG; dan 4.3APG.
 

Setelah kontraknya dengan Timberwolves telah habis, pada bulan Juli 2019, Rose pun kemudian bergabung dengan tim lain, yaitu Detroit Pistons. Rose tetap tampil dengan bagus di tim barunya ini. Ia juga tampil konsisten di musim ini, salah satu contohnya adalah pencapaiannya mencetak 20 poin atau lebih pada 14 pertandingan secara berturut-turut. Ia sebenarnya berpotensi melanjutkan streaknya tersebut, tapi cedera paha pada tanggal 2 Februari 2020 membuatnya tidak dapat bermain lama dan membuat streaknya tersebut putus.
 
Sampai video ini dibuat, pertandingan terakhirnya Rose di NBA adalah pada tanggal 1 Maret 2020 yang lalu, dimana saat itu Pistons berhadapan dengan Sacramento Kings. Pada pertandingan tersebut, Rose harus keluar lebih awal karena ia mengalami sedikit cedera ankle pada kaki kanannya.
 
Saat ini, Rose masih bermain untuk tim Detroit Pistons, dan sejauh ini, selama bermain pada 50 pertandingan di musim 2019/2020, Rose berhasil mencatatkan rata-rata 18.1PPG; 2.4RPG, dan 5.6APG.
 
Baiklah, itulah tadi biografi dari seorang poin guard legendaris, Derrick Rose. Seandainya ia tidak mengalami cedera ACL di tahun 2012 yang lalu, ia mungkin saja bisa menjadi seorang superstar dan bahkan menjadi salah satu point guard terhebat sepanjang masa...


Sumber Gambar: Chicago Tribune; Buka Review; Blog a Bull; Fear The Sword; Yahoo! Sports


UriNamiizzy713tien212700
tien212700 dan 28 lainnya memberi reputasi
29
4.6K
83
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan