Dilema serumah dengan mertua


Mertua menjadi momok paling menakutkan bagi mereka yang sudah menikah terutama wanita. Sebab biasanya wanita-lah yang harus mengalah ikut suami, jika belum mampu mengontrak pasti akan tinggal dengan mertuanya.

Gansist buat kalian yang sudah menikah, pastinya akan melalui banyak drama selama pernikahan. Salah satunya masalah tinggal serumah dengan mertua, jika begini saat ada masalah. Pastinya akan membuat posisi pasangan merasa sangat dilema. Sebab perlu sikap bijak dan ikhlas untuk bisa hidup berdampingan.

Selama ini masyarakat kita masih terkungkung dengan sebuah tradisi, di mana seorang menantu wanita harus menjadi wonderwomen. Ya, begitulah faktanya masih sangat banyak terjadi. Menantu tidak boleh salah, berantakan sedikit di rumah makan akan jadi cemoohan satu Rt.

Seringkali posisi wanita mendapat ketidak adilan dalam hal ini. Padahal, pekerjaan rumah itu sebetulnya tugas suami dan istri hanya berkewajiban untuk membantu saja. Begitupun dengan lelaki, yang paling sering dipermasalah oleh mertua dari seorang lelaki biasanya adalah pekerjaan. Karena bagi mereka pekerjaan itu merupakan harga diri.

Ada istilah jauh wangi dekat bau tai. Makna dari istilah ini artinya anak menantu yang jauh akan selalu mendapat pujian sekecil apapun pemberian atau perlakuan yang diberikan. Tetapi anak menantu yang dekat tidak selalu saja salah, meskipun ada pada posisi benar. Miris memang dengan fenomena ini, Nah ada baiknya Gansist melakukan hal sebagai berikut, jika sudah terlanjur tinggal serumah, agar tidak menyesal suatu saat nanti.

Berani bersikap adil


Pasangan, lebih khususnya untuk para suami harus bisa adil dalam bersikap. Jangan berat sebelah karena akibatnya akan sangat fatal. Bukan hanya menimbulkan kecemburuan sosial antara mertua vs minantu. Tapi taruhan kehilangan salah satunya akan menjadi pilihan yang sangat tidak diinginkan. So berusahalah adil antara pasangan dan ortu/menantu ya.

Bicara baik-baik pada orang tua


Jika ada masalah, baiknya Gansist membicarakannya secara baik-baik. Jika orangtua/mertua yang salah, berikan penjelasan selembut mungkin. Supaya hati orang tua tidak merasa terluka, juga agar tidak timbul prasangka buruk di tengah keluarga.Bicara secara baik-baik juga menjadi bagian dari adab sopan santun.

Pikirkan resiko dan keuntangan


Hal terakhir yang musti Gansist perhatikan adalah keuntungan dan kerugian tinggal serumah. Jika menguntungkan bisa menyatukan pasangan dengan orang tua, maka lanjutkan dan tinggal menjaga hubungan baik itu. Tapi jika banyak mudharat seperti sering cekcok dan bertengkar, maka pikirkan ulang untuk tetap serumah.

Karena jika dalam serumah selalu bertengkar, untuk apa menikah jika tidak bisa mempersatukan dua keluarga. Hal ini pastinya sudah Gansist pahami sebelum mengucap janji suci pernikahan. Sebab sejatinya pernikahan di negara kita, bukan hanya antar dua insan yang saling mencintai saja. Tetapi juga untuk menyatukan dua keluarga yang tadinya tidak saling mengenal.

Sering suudzon pada orang tua pun bukanlah hal yang baik. Karena suudzon atau prasangka buruk, itulah yang menjadi awal mula bibit penyakit hati. Nah jika hati sudah terkontaminasi, siapa yang bisa mengobati selain diri sendiri? Saat kalian marah sama orang tua ataupun mertua, ingatlah hal ini.



Sekian thread ane kali ini, semoga bermanfaat.

All narasi opini pribadi