herrypengarangAvatar border
TS
herrypengarang
Tanamkan 3 Benih Unggulan Ini Mumpung Anak Belum Gede


Suatu tanaman akan berbuah manis jika benihnya pun baik. Setidaknya benih yang memenuhi syarat untuk dikembangkan, menjadi tanaman apa pun, yang bermanfaat. Demikian pun pada manusia. Meminjam kata ‘benih’ tersebut, saya mengandaikan ada yang bisa ditanam di dalam diri kita. Terutama yang ditanam di dalam diri anak-anak sebelum mereka dewasa.

Peribahasa mengatakan, “Jika benih yang baik jatuh ke laut, menjadi pulau.” Artinya, orang yang berketurunan baik, ke mana pun perginya akan bersifat baik juga. Saya mengambil peribahasa dan artinya tersebut dari Kamus Besar Bahasa Indonesia V (KBBI V), yang saya instal di ponsel saya. 

Jadi jangan berimajinasi saya sedang membuka buku kamus yang sangat tebal itu ya...hehehe... Semua sudah praktis dan mudah sekarang, jadi instal saja beragam aplikasi yang bermanfaat untuk hidup kita. 

Kembali ke persoalan benih, apa sih yang perlu ditanam di dalam diri anak, mumpung mereka belum gede? Ini setidaknya benih-benih unggulan yang bisa kita pilih.

1. Benih kejujuran



Jujur itu pahit! Hmmm...itu mah yang ngomong orang dewasa. Anak-anak tidak mungkin mengatakan hal demikian. Selain cara berpikirnya belum ke arah yang serumit itu, anak-anak pun masih polos, apa adanya. Di sinilah momen yang pas untuk menanamkan benih kejujuran kepada anak.

Setidaknya, saya melakukan ini sejak anak masuk bangku sekolah dasar (SD). Saya mengatakan kepada anak-anak saya, “Jangan menyontek, ya, Nak.” Kebiasaan tidak menyontek ini saya tanamkan kepada anak agar ia mendapatkan nilai dengan cara yang jujur dan elegan.

Tapi memang risikonya kadang pahit....hahaha... Anak-anak bisa mendapatkan nilai yang sangat-sangat buruk! Tapi itu tidak sering sih karena anak-anak saya masih bisa bertahan di angka yang wajar tanpa menyontek. Orangtua yang memberikan saran kepada anak untuk tidak menyontek tidak boleh memarahi anak jika buah hati sedang mendapatkan nilai kurang memuaskan. Tanyakan saja sebabnya dan mintalah untuk belajar lebih giat. Simpel!

Jika anak sudah dibiasakan jujur sejak kecil, semoga kelak ketika dewasa, ia menjadi pribadi yang tidak mudah bohong, menjadi pribadi yang bisa dipercaya, dan menjadi pribadi apa adanya, mudah menjadi dirinya sendiri.

2. Benih kreativitas



Dunia anak adalah dunia penuh warna! Dunia kecil yang diisi dengan aktivitas bermain sambil belajar. Di situlah saat yang tepat untuk menanamkan benih kreativitas kepada buah hati. Ini bisa diterapkan saat si kecil masih menikmati pendidikan anak usia dini (PAUD), baik itu pra-TK maupun saat di bangku TK. Aktivitas menggambar, mewarnai, bermain angka, bermain huruf, bermain TTS, dan sebagainya, merupakan wujud penanaman benih kreativitas kepada anak sejak usia dini.

Cara tersebut bisa dilanjutkan ketika anak masuk ke jenjang sekolah dasar (SD) dan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Misalnya, anak diperkenalkan kepada seni mengarang, entah itu mengarang puisi, cerpen, atau bahkan novel anak-anak. Bisa juga diperkenalkan kepada seni mendongeng, seni musik, tari, seni suara, dan lain-lain. Itu adalah bentuk-bentuk benih kreativitas yang sangat penting diberikan kepada buah hati, mumpung anak belum gede.

Nah, kelak ketika besar, anak sudah siap dengan persaingan di dunia kerja, misalnya, karena ia kreatif. Karyawan yang kreatif lebih disukai bos atau atasan dibandingkan karyawan yang hanya ngikut saja apa kata bos, selama kreativitas tersebut untuk keuntungan bersama, bukan untuk hal-hal yang buruk. Atau, anak bisa menciptakan lapangan kerja ketika dewasa, karena benih kreativitas tumbuh sangat subur, dan bisa digunakan untuk merespons perubahan zaman.

3. Benih kewarasan



Ups, benih apaan ini? Kewarasan? Rasanya sulit dicerna, apalagi untuk anak-anak. Untuk anak, istilah ini memang sulit, tapi untuk orang dewasa, mudah. Arti waras, saya ambil dari KBBI V, sekali lagi, yang saya tanam di ponsel saya, adalah sembuh jasmani; sehat; sehat rohani yang meliputi misalnya mental dan ingatan.

Saya gampangkan saja, waras meliputi sehat jasmani dan rohani. Ingat kan, ungkapan populer ini, “Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.” Nah, tanamkan benih kewarasan dalam diri anak mumpung ia belum besar, agar si kecil punya kesehatan jasmani dan rohani yang baik.

Mudah kok caranya, akrabkan si kecil dengan olahraga, misalnya lari pagi, main bola, main sepeda, dan lain-lain. Gerak deh tuh fisik si kecil, jangan sampai banyak diam. Apalagi banyak main ponsel tanpa ada pergerakan sama sekali. Selain olahraga, perhatikan gizinya, seperti pemberian makanan dan minuman sehat, juga perhatikan asupan vitaminnya.

Sehat rohani bisa diberikan kepada anak, misalnya melalui pembiasaan rajin berdoa, mengenalkan tolong-menolong, menjauhkan anak dari konten pornografi atau konten kebencian, dan lain-lain. Jaga kesehatan rohaninya agar anak tidak terpapar banyak hal negatif yang merusak tumbuh kembangnya sejak kecil.

Jika itu bisa diterapkan maka menanamkan benih kewarasan tidaklah sulit. Namun, jangan lupakan, orangtua pun harus waras saat menanamkan benih ini. Orangtua yang sehat jasmani dan rohani menjadi teladan yang pas untuk anak bertumbuh dan berkembang dengan baik. Mumpung masih kecil, belum gede, tanamkan saja benih-benih ini, dengan penuh cinta kasih dan kesabaran.

Jangan sampai telat, mumpung anak masih polos, imut, dan gampang dibentuk menjadi pribadi yang hebat berkarakter kuat, maka tanamkan tiga benih unggulan itu dari sekarang. 



Foto: pixabay.com

yogidn90Avatar border
nona212Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
3.7K
62
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan