- Beranda
- Komunitas
- Regional
- Karesidenan Pati
TAradisi Buka Puasa Dengan Penanda sirine Peninggalan Belanda Di Blora
TS
MOD
indra.blora
TAradisi Buka Puasa Dengan Penanda sirine Peninggalan Belanda Di Blora
Quote:
sumur : gambar
Quote:
Blora-Jika biasanya penanda buka puasa adalah beduk dan suara adzan magrib, berbeda dengan yang ada di Kota Blora. Waktu penanda buka puasa diawali menggunakan suara sirine atau orang Blora menyebut “nguug”. Sirine peninggalan zaman Belanda yang diluncurkan sebagai penanda jika ada musuh datang, kini beralih fungsi sebagai penanda berbuka puasa.
Sinine ini berdiri kokoh di utara Masjid Agung Baitunnur atau kokoh di depan komplek Pendapa Kabupaten Blora. Sirine ini selama bulan ramadan dibunyikan sehari dua kali, pada saat mulai waktu imsak dan saat waktu buka puasa, atau buka waktu maghrib di Kota Blora.
Sinine ini berdiri kokoh di utara Masjid Agung Baitunnur atau kokoh di depan komplek Pendapa Kabupaten Blora. Sirine ini selama bulan ramadan dibunyikan sehari dua kali, pada saat mulai waktu imsak dan saat waktu buka puasa, atau buka waktu maghrib di Kota Blora.
Quote:
sumur : gambar

Quote:
Kasubbag Rumah Tangga Setda Kabupaten Blora, Sukardji mengatakan sirine ini mulai dibuat penanda buka puasa dan imsak sejak tahun 1979, namun karena usianya yang sudah tua sekarang menghasilkan suara sirine sudah mulai dilepaskan.
Quote:
“Ini zaman Belanda ya suaranya kuat sekencang, tapi sekarang karena termakan usia jadi kencangnya sudah berkurang,” jelas Sukardji, Kamis (31/5).
Menurutnya, kini radius suara hanya bisa terdengar sejauh lima kilometer saja. Sementara itu, suara sirine ini bisa terdengar sampai lima belas kilometer bahkan bisa lebih dari radius tersebut. “Dahulu bunyinya cukup keras dan sampai terdengar di beberapa kecamatan yang ada di sekitar Kota Blora” katanya.
Menurutnya, kini radius suara hanya bisa terdengar sejauh lima kilometer saja. Sementara itu, suara sirine ini bisa terdengar sampai lima belas kilometer bahkan bisa lebih dari radius tersebut. “Dahulu bunyinya cukup keras dan sampai terdengar di beberapa kecamatan yang ada di sekitar Kota Blora” katanya.
Quote:
sumur gambar
Quote:
sumur : gambar
Quote:
Sukardji menjelaskan, tiang sirine setinggi lima belas meter ini dibuat dari besi, bagian atas berbentuk bulat yang berisi sebagian kumpuran. Setiap puasa ada petugas yang melakukan pengecekan dan membunyikan sirine tersebut. “Saat ini kami terus berusaha melestarikan dengan mengecek secara rutin. Tetap setiap tahun tetap bisa digunakan sebagai tanda berbuka puasa.
Quote:
Sementara itu salah satu warga Blora, Rino Nugroho mengaku, dengan kehadiran sirine yang berbunyi saat berbuka dan imsak ini sangat membantu warga, sebab bunyi sirine ini mengingatkan kita pada waktu berbuka puasa yang tiba atau saat tiba saat imsak.
"Bunyi sirine ini selalu mendahului suara adzan maghrib dari masjid mana saja yang ada di Blora, jadi masyarakat tahu jika sudah mulai berbuka," ungkapnya.
Rino menjelaskan suara sirine yang sering disebut "nguung" oleh warga Blora ini dibuat rujukan semua masjid dan musala. Setelah sirine berbunyi, Masjid Agung Baitunnur langsung mengumandangkan adzan maghrib dan adzan maghrib Masjid Agung Baitunnur ini menjadi rujukan bagi masjid-masjid dan musala lainnya di Blora untuk segera ikut mengumandangkan adzan.
“Jika Masjid Agung Baitunnur belum adzan maka masjid yang lain juga belum adzan. Masjid yang ada akan ramahut-sahutan mengumandangkn adzan kompilasi Masjid Agung muulai mengumandangkan adzan. ” terangnya
Oleh karena itu, setiap sakit sirine itu selalu dirindukan seluruh warga Blora yang menunggu waktu berbuka. Hal ini menjadi salah satu ciri khas Ramadhan di Kota Blora. Bahkan konon bunyi sirine bisa terdengar lebih jauh sampai di Tunjungan dan lainnya.
Atau di desa-desa pelosok di Wilayah Kota. Semakin jauh dan sepinya, desa, suara sirine semakin jelas terdengar. Gunakan sirine ini untuk menghemat waktu berbuka puasa dan waktu imsak.
Entah siapa yang memulai menggunakan suara sirine itu sebagai penunjuk buka puasa, soalnya hal ini sudah menjadi tradisi turun temurun di wilayah Blora. Yang pasti sudah sangat lama sirine itu difungsikan seperti ini.
Sementara pada zaman kolonial Belanda dulu, suara sirine ini juga digunakan untuk tanda pemberlakuan jam malam. Setelah sirine berbunyi, semua warga terlanjur keluar dari rumah dan sebagai tanda bahaya ada di sekitar dari penjajah. Sirine dibunyikan dengan harapan warga berkemas dan para pejuang bersiap menghadapi musuh. Memulai Kondisi Sekarang dengan Sekarang Sangat berbeda fungsinya.
"Bunyi sirine ini selalu mendahului suara adzan maghrib dari masjid mana saja yang ada di Blora, jadi masyarakat tahu jika sudah mulai berbuka," ungkapnya.
Rino menjelaskan suara sirine yang sering disebut "nguung" oleh warga Blora ini dibuat rujukan semua masjid dan musala. Setelah sirine berbunyi, Masjid Agung Baitunnur langsung mengumandangkan adzan maghrib dan adzan maghrib Masjid Agung Baitunnur ini menjadi rujukan bagi masjid-masjid dan musala lainnya di Blora untuk segera ikut mengumandangkan adzan.
“Jika Masjid Agung Baitunnur belum adzan maka masjid yang lain juga belum adzan. Masjid yang ada akan ramahut-sahutan mengumandangkn adzan kompilasi Masjid Agung muulai mengumandangkan adzan. ” terangnya
Oleh karena itu, setiap sakit sirine itu selalu dirindukan seluruh warga Blora yang menunggu waktu berbuka. Hal ini menjadi salah satu ciri khas Ramadhan di Kota Blora. Bahkan konon bunyi sirine bisa terdengar lebih jauh sampai di Tunjungan dan lainnya.
Atau di desa-desa pelosok di Wilayah Kota. Semakin jauh dan sepinya, desa, suara sirine semakin jelas terdengar. Gunakan sirine ini untuk menghemat waktu berbuka puasa dan waktu imsak.
Entah siapa yang memulai menggunakan suara sirine itu sebagai penunjuk buka puasa, soalnya hal ini sudah menjadi tradisi turun temurun di wilayah Blora. Yang pasti sudah sangat lama sirine itu difungsikan seperti ini.
Sementara pada zaman kolonial Belanda dulu, suara sirine ini juga digunakan untuk tanda pemberlakuan jam malam. Setelah sirine berbunyi, semua warga terlanjur keluar dari rumah dan sebagai tanda bahaya ada di sekitar dari penjajah. Sirine dibunyikan dengan harapan warga berkemas dan para pejuang bersiap menghadapi musuh. Memulai Kondisi Sekarang dengan Sekarang Sangat berbeda fungsinya.
Quote:
Quote:
sumur : twitter @info_blora
lokasi menara sirinenya ada di komplek pendopo bupati blora atau sebelah utara alun-alun blora, hingga saat ini pun saya masih seering mendengarnya walu tidak begitu nyaring karena dg radius yg cukup jauh sumur 1
sumur 2
Diubah oleh indra.blora 11-12-2020 04:29
greenleaf.189 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
566
Kutip
4
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan