sumber foto: ubaya

Assalamualaikum.


Ane hadir lagi, Gan, Sis.

Sejak Covid-19, jangan tanya tentang anjloknya segi ekonomi, pun dengan komunikasi masyarakat dan interaksi sosial. Bulan Ramadhan datang dengan segala suka dukanya. Suka karena ini bulan penuh rahmat di antara sebelas bulan lainnya, duka karena tidak bisa menyambutnya seperti tahun-tahun sebelumnya.

Tapi ane yakin kualitas ibadah dan keimananan AganSista semua tentu tetap meningkat. Mari kencangkan doa agar wabah segera berlalu.


Terlalu berlarut dalam kondisi ini tentu tak baik juga ya AganSis. Itu bisa menurunkan imunitas tubuh kita dan membuat si Coro gampang masuk. Jadi kita kudu jaga kesehatan dan pikiran, agar senantiasa semangat dan powerfull untuk melawan virus ini.


Mungkin banyak kebiasaan dan tradisi kita yang berubah karena karena Corona, tak bisa nyari takjil dan makanan untuk berbuka lainnya seperti biasa. Orang jualan gak ada, yang beli pun sepi. Tarawih jan ditanya lagi ya, Gan, apalagi ngabuburit dan mudik pun sepertinya hanya ada dalam buku planning tahun 2020.


Di tempat ane pun, susah mau cari orang jualan takjil dan makanan 'pabukoan lainnya.' Tapi, untuk masalah yang satu ini, rasanya tidak terlalu mengganggu, karena tradisi 'mangolak' atau membuat kolak--sebutan populer untuk takjil--sudah ada turun temurun. Mengolak ini pun tidak sulit. Jika tidak bisa membeli di luar, kita hanya perlu membeli bahan dan membuatnya di rumah.


Kolak ala masyarakat Sumatera Barat pada umumnya tidak berbeda. Campuran santan, gula, sedikit vanili dan daun pandan diberi isian seperti pisang, ubi, tape, ketan, kacang padi, kolang-kaling dan sebagainya sesuai selera. Gampang sekali, murah meriah dan tidak repot. Nanti tinggal pilih mau dingin tinggal kasih es batu atau hangat-hangat endol surendol.

Ane sebut kolak sebagai tradisi, karena hari-hari biasa, di luar bulan Ramadhan, di kampung ane jarang sekali membuat makanan ini, bahkan ada yang tidak pernah sama sekali. Namun jika Ramadhan, dipastikan hampir tiap hari makanan itu jadi hidangan berbuka puasa.


Berikut ane sertakan foto-foto kolak populer di tempat ane yang mungkin bisa jadi referensi Agansista untuk berbuka nanti. Cekidot!



1. Kolak Pisang


sumber foto: Mande Hanifa


Yummi sekali, kan, AganSis? Rasanya pun manis enak nampol banget nih, pasti sudah tak asing lagi buat kita semua.


2. Kolak Ubi Ungu campur Labu


sumber foto: Mande Hanifa

Tampilannya ... woow banget ini, GanSis. Tahan dulu ya ampe berbuka. Kalau tak ada yang jual bisa dibikin sendiri nih, nggak ribet kok.



3. Kolak Kurma


sumber foto: Keyza Gy.

Manis kinyis-kinyis dicampur roti tawar. Emejing ini, GanSis.



4. Kolak Cindua as Cendol


sumber foto: faktual news.

Cendol ini takjil favorit ane. Rasa pandan dan aromanya yang lembut dan wangi bikin laper siang-siang begini. Cuss bikin cendol nanti sore ah.



5. Kolak Biluluak as Kolang Kaling


sumber foto: inews ID

Biluluak ini sama lejennya dengan cindua di tempat ane. Pasangan serasi dalam mangkok dan panci takjil. Mau pakai gula aren, gula merah atau gula pasir terserah suka-suka. Rasanya kenya-kenyal gimana gitu gan. Rekomended pokoke.




6. Kolak Delima


sumber foto: cookpad

Dalimo, tiga serangkai dengan cindua dan biluluak. Begitu laris manis di sini.


❤❤❤

Itulah beberapa kolak yang sangat populer di sini. Penyajiannya yang gampang, bisa dikreasikan satu sama lain dan rasanya yang khas bikin nagih. Aroma yang ditawarkanpun selalu berhasil membuat Ramadhan begitu dirindukan.


Karena kolak ini termasuk makanan yang murah meriah, gampang dibikin di rumah, jadi tradisi ini gak gampang digerus si Coro. Setiap dapur bisa membuatnya tanpa perlu berdesak-desakan yang merupakan jalan mulus Corona mencari korban.


Okeh, GanSis. Terima kasih sudah mampir. Maafkan ane bikin ngiler siang-siang. 😁😁

Wassalam.