Hai hai gansis, lama tak bersua!





Di tengah wabah corona begini, aku jenuh kalau terus rebahan. Bingung tak ada yang dikerjakan, jadinya aku coba-coba bikin jajanan buat teman bersantai. Namun, dalam thread ini aku tidak bahas tentang resep jajanan yah, gansis. Aku hadir di sini untuk berbagi informasi seputar jajanan tradisional yang ada di sekeliling kita yang masih eksis hingga sekarang.


Nah, seiring perkembangan zaman, jajanan-jajanan tersebut mengalami perubahan guna mengikuti perkembangan dan selera masyarakat yang terus berubah dari waktu ke waktu. Para penjual pun tak patah arang untuk menjaga agar jajanan tersebut tetap diminati dan dikonsumsi orang-orang.


Berikut ini aku tuliskan beberapa jajanan tersebut yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa oleh para kreator di bidang kuliner agar tak kalah dengan jajanan modern yang kebarat-baratan. Disimak yah, gansis. Siapa tahu nanti tetiba pengen. Kalau pengen langsung beli ajah. Atau bikin sendiri








Ini jajanan jadul yang terbuat dari rebusan jagung yang dicampur parutan kelapa. Perpaduan manisnya jagung yang direbus empuk ditambah gurihnya kelapa menjadikan jajanan ini primadona di pasar-pasar tradisional pada masanya. Aku sendiri tidak tahu bagaimana cara merebus jagung ini kok bisa empuk dan gembul, tetapi tidak hancur. Coba tanya simbah dulu nanti.


Nah, gansis, di masa kini grontol telah berevolusi menjadi lebih modern. Adalah Jasuke, atau kependekan dari Jagung Susu Keju, modifikasi dari jajanan grontol. Meski harus menghilangkan salah satu komponen penting di dalamnya yaitu kelapa parut, tetapi Jasuke yang populer di kalangan anak-anak ini kenyataannya tetap memiliki banyak peminat. Semua tak lepas dari peran susu dan keju yang dianggap lebih kekinian dan kebarat-baratan yang pastinya mudah diterima di masyarakat.




Jasuke biasa ditemui di pasar-pasar malam, di pinggir jalan atau di tempat hiburan anak-anak. Meski jasuke masuk kategori jajanan bocah, nyatanya orang dewasa pun juga banyak yang suka. Termasuk aku, hehe. 








Siapa penggemar martabak manis? Jadi, dulu makanan yang identik dengan rasa manis ini ini namanya terang bulan, gansis. Entah siapa yang pertama kali mempopulerkan nama itu. Aku juga tak tahu, aku tempe ajah


Terang bulan di masa lalu itu topingnya ya itu-itu saja. Paling ketan hitam yang diolah campur gula mungkin biar rasanya manis. Biasanya dijual dalam keadaan sudah dingin, diplastikin. Aku masih menjumpai hingga sekarang di tukang sayur keliling. Sepotongnya seribu rupiah saja. Mungkin kalau di perkotaan sudah tidak ada yah?


Sebenarnya bukannya tidak ada, Gansis. Namun telah berubah penampilannya, hehe. Terang bulan, atau sekarang lebih populer dengan nama martabak manis kini disajikan dalam keadaan hangat atau panas, baru saja keluar dari pemanggangan. Topingnya pun sudah beraneka ragam, seperti susu, meses coklat, keju, kacang, selai dan lain-lain. Lagi-lagi susu dan keju ikut andil dalam modifikasi jajanan tradisional. Biasanya penjual akan bertanya pada kita terlebih dulu terkait toping yang diinginkan saat memesan. Kita bisa memilih dua toping untuk satu porsi martabak. Aku paling suka toping coklat campur keju. Hmm, jadi pengen.




Dengan banyaknya pilihan rasa dan penampakannya yang lebih menggoda, tentunya akan memiliki nilai jual tersendiri sehingga tetap memiliki banyak penggemar. Oh, iya, selain martabak manis, kita juga dikenalkan dengan martabak asin atau martabak telur yang tentunya menyasar kalangan berbeda yaitu pecinta asin/telur.


Nah, gansis suka yang mana? Yuk, share di sini!








Siapa sih yang tidak tahu pisang goreng? Aku yakin hampir semua orang yang tinggal di Indonesia pasti tahu gorengan yang satu ini. Pisang goreng ini sudah eksis dari jaman dulu loh, gansis. Jadi bisa dikategorikan sebagai jajanan tradisional dong yah? Lagipula yang sering jualan pisang goreng kan warung-warung dan pasar tradisional juga.


Meski cara pembuatannya sederhana yaitu cuma dibalut tepung dan gula terus digoreng, kenyataannya jajanan yang satu ini tetap menjadi favorit di masyarakat. Mungkin cita rasa dan aroma dari pisang ini kali ya, yang membuatnya menjadi spesial dan berbeda dari gorengan-gorengan yang lainnya.


Pada masa kini, para kreator kuliner telah mengubah jajanan sederhana ini menjadi lebih modern. Tentunya demi menarik konsumen dari kalangan atas juga. Gansis pasti tak asing dengan piscok, yaitu pisang yang dicampur coklat. Ada juga pisang krispi. Ini favoritku banget. Jadi si pisang ini dipotong kecil lalu digoreng kering. Setelah itu penyajiannya di dalam sebuah wadah mika, dilelehi susu putih kental manis, ditaburi meses coklat dan parutan keju. Wow, perpaduan manis, gurih dan aroma khas pisangnya benar-benar menggoda, gansis.




Selain pisang krispi, kita juga mengenal pisang kipas yang cara penggorengannya melebar menyerupai kipas. Aku sendiri belum pernah mencoba sih, apakah kira-kira ada yang berbeda dari rasa jika dibandingkan dengan pisang goreng biasa? Atau hanya berbeda dari tampilannya saja?


Ada juga pisang goreng yang disajikan dengan saus karamel. Yang ini aku juga belum pernah mencoba. Jadi tidak bisa banyak menjelaskan. Baiknya gansis coba sendiri saja bagaimana rasanya. Hehe








Bocah-bocah yang lahir pada tahun sembilan puluhan pasti tahu banget tentang jajanan yang satu ini. Yup, es potong sangat populer di kalangan anak-anak pada masa itu. Saat itu es potong disajikan dengan dipotong lalu diberi tusukan lidi sebagai pegangan. Ada juga yang menamainya es goreng, tapi karena digoreng yah, gansis. Es yang sudah dipotong dan diberi tusukan dicelupkan ke dalam saus coklat atau karamel. Si saus dibiarkan meleleh dan membeku di permukaan es tadi. Entah kenapa orang-orang menyebutnya es goreng. Kenapa bukan es bakar? Kan penampakannya hitam seperti gosong dibakar, hehe


Nah, gansis, saat ini es potong hadir dengan berbagai inovasi yang berbeda. Mengikuti perkembangan zaman, es potong kini lebih bervariasi sebagai salah satu contohnya adalah seperti gambar di bawah ini.




Yup, es potong pun jadi kelihatan lebih mewah ya, dengan tambahan roti tawar dan mungkin juga berbagai toping lainnya. Bahkan dengan cara ini, es potong tak kalah dengan es krim masa kini. Tentunya kreativitas para penjual turut berperan dalam perkembangan jajanan jadul ini, biar tetap eksis dan tak hilang di masyarakat. Salut sama mereka yang masih mau melestarikan jajanan-jajanan ini.








Selain es potong, es cendol juga menjadi jajanan jadul yang masih bertahan hingga kini. Dulu, es cendol ini hanya berisikan cendol (olahan tepung sagu yang dibuat mengeras dan kenyal), tape singkong atau tape ketan, gula jawa dan santan. Semua bahan dicampur jadi satu kedalam gelas besar, kemudian pada bagian atas ditambah es yang diserut. Hmm, seger.


Meski hanya berbahan sederhana, es cendol tetap bisa menjadi pereda haus di musim panas. Apalagi usai beraktivitas di luaran, mengkonsumsi es cendol bisa menghilangkan dahaga dan lapar sekaligus.


Kini, gansis akan menemui es cendol dengan berbagai isian dan tampilan yang lebih mewah. Tentunya dengan harga yang lebih mahal pula. Biasanya es cendol sekarang memiliki isian seperti mutiara(olahan sagu juga), kelapa muda, buah-buahan seperti alpukat atau durian. Ada juga yang menambahkan es krimtaburan meses coklat, atau juga kacang merah. Wew, pasti lebih menggoda yah, gansis. 




Meski muncul bahan-bahan campuran yang lebih bervariasi, tentunya sebisa mungkin tetap tak menghilangkan keaslian dari es cendol itu sendiri. Komposisi dasar seperti cendol, gula jawa dan santan tetap menjadi isian utama dari beberapa varian es cendol di masa kini. Dengan begitu, keberadaan minuman tersebut tetap terjaga dan tak menghilang tergerus zaman.








Siapa tak suka jajanan mengenyangkan yang satu ini? Meski hanya berbahan ketan yang dikukus mirip nasi, kenyataannya jajanan ini memiliki banyak penggemar loh. Penyajian ketan pada zaman dulu terbilang sederhana, gansis. Paling hanya memakai parutan kelapa, atau jika ingin lebih gurih bisa ditambahkan bubuk kedelai. Ini kesukaanku saat kecil dulu. Biasanya jajanan ini dibungkus memakai daun pisang dan dijual di pasar-pasar tradisional. Satu bungkus ketan saja sudah cukup jadi pengganjal perut yang lapar di pagi hari.




Seperti jenis jajanan yang lain. Pada akhirnya ketan mengalami banyak perubahan bukan hanya dari segi penyajian tapi juga topingnya. Para penjual jajanan ini telah memodifikasi sedemikian rupa, seperti dengan menambahkan susu, coklat, keju, pandan, bahkan toping oreo. Bentukannya pun lebih kelihatan mewah, gansis. Dengan adanya beberapa bahan tambahan tersebut, jajanan ini pun memiliki nilai jual yang lebih. Jelas lah, ya. Harga dari bahan campurannya lebih mahal, hehe.






Memang ya, gansis. Demi mengikuti selera pasar yang terus berubah, para kreator kuliner ini harus memutar otak, berstrategi dan menciptakan menu-menu baru, hasil dari modifikasi jajanan yang sebelumnya telah lebih dulu dikenal masyarakat. Semua mengikuti tren. Semua mengikuti perkembangan zaman. Salut untuk mereka yang terus berjuang dan mempertahankan serta melestarikan jajanan-jajanan tradisional ini. 


Satu saja harapanku : berkembang boleh, hilang jangan. Mari apresiasi kuliner dalam negeri 


Terima kasih sudah menyimak. Tidak menerima cinta, kalau makanan boleh deh.



Penulis : aku sendiri
Sumber : pengamatan pribadi dan di sini
Gambar : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, [URL=https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Flookaside.fbsbx.com%2Flookaside%2Fcrawler%2Fmedia%2F%3Fmedia_id%3D431526157240063&imgrefurl=https%3A%2F%2Fid-id.facebook.com%2Fpages%2Fcategory%2FFood---BeverageS E N S O Rpany%2FJasuke-jagung-susu-keju-Makanan-sehat-dan-bergizi-tinggi-431526157240063%2F&tbnid=oWYEfViOSoe2EM&vet=1&docid=0VvSZKhnKweBXM&w=539&h=555&q=jasuke%20jagung%20susu%20keju&source=sh%2Fx%2Fim]9[/URL], 10, 11, dan 12