aduhaisayangAvatar border
TS
aduhaisayang
Hantu Seram Penunggu Perpustakaan Kampus itu Ternyata

Thread TS kali ini bukan semata ingin ikut kompetisi. Kebetulan tadi klik 'event & promo' eh sedang ada event ya jadinya ikutan. Satu sisi TS memang punya kapasitas untuk menceritakan  makhluk dimensi lain. Ada baiknya gan-sis lihat siapa TS ini sebenarnya kok berani bilang punya kapasitas tentang makhluk halus. (silahkan cari tahu tentang TS di sinidan sini).

Sekalipun punya kamampuan ini TS sama sekali gak merasa bangga. Malah beberapa kali tersiksa. Gak ada enaknya sama sekali. Tapi setidaknya TS tahu beberapa rahasia, aturan main, cara kerja para makhluk halus. Paham betul apa itu hantu sebenarnya. Untuk memahami apa itu hantu dan mengapa menakutkan, serta mengapa dia muncul.

 

Thread ini harusnya disuruh bikin cerpen. Tapi maaf ya, TS akan bikin yang lebih dari itu. Kalau cerpen itu fiksi dan karangan yang bisa saja bohongan dari imajinasi penulis. Kalau kisah ini murni cerita dari pengalaman TS pribadi. Sebuah cerita singkat/cerita pendek. Ya bisa juga sih disebut cerpen, tapi cerpen yang non fiksi. Eh ada ya cerpen non fiksi? Ada, ini buktinya. Selamat menikmati ^_^

=-=-=-=-=-=-=

"Ini salah, salah, ini juga salah!" Teriak pak dosen sampai liurnya muncrat ke wajah temanku. Aku sih biasa saja karena di SMA dulu sudah terbiasa dibentak-bentak oleh senior saat ikut paskibra dan OSIS. Tapi tidak dengan temanku. Namanya sebut saja JA. Bisa dibilang anak mama belahan jiwa papa. Manjanya minta ampun. Dan sialnya dia terpilih secara acak jadi rekanku dalam tugas kuliah ini. Kami harus berkolaborasi demi mendapatkan nilai terbaik di mata kuliah yang akrab disebut 'Tugas Besar'.

'Tugas Besar' adalah sebutan untuk sebuah mata kuliah yang jadi momok di jurusan kami. Sebab bukan hanya berkutat dengan teori, mahasiswa juga terpaksa melakukan praktik di lapangan. Butuh kerja keras setara Tugas Akhir. Bahkan menurutku lebih sulit karena kita diminta kerjasama yang apik dengan rekan satu tim.

Nah masalahnya rekanku ini agak payah. Saat sudah H-2 presentasi dimulai, laporan kami dicoret-coret oleh pak dosen. "Ini salah, salah, ini juga salah!" Ucapnya sambil mencoret-coret sesuka hati di laporan tebal yang dia tak mau peduli betapa sulit kami membuatnya dan berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk ngeprint laporan setebal itu. Dimarahi gitu eh si rekankau JA ini nangis tersedu-sedu di depan pak dosen.

Masalah tambah runyam. Pak dosen malah mengusir kami. "Kalian itu mahasiswa, gak boleh cengeng. Nangislah sana di luar sampai puas!" Ucapnya disertai gerakan telunjuk mengarah ke pintu. Aku agak keberatan sih, karena aku gak cengeng. JA yang cengeng dan payah.

Ampun dah, ini bentar lagi mau ujian presentasi, tapi masih banyak sekali yang harus direvisi. Aku pun mengajak JA ini ke perpustakaan untuk mencari bahan referensi. "Apa ke perpustakaan sentral?" Tuturnya dengan ekspresi bak anak kecil takut mendengar akan disuntik.


"Lah iya. Ini waktu kita mepet. Di perpustakaan fakultas kita itu referensinya gak lengkap. Kamu tahu sendiri pernah kita cari disana gak ada. Ya harus ke perpustakaan sentral. Di sana juga lebih sepi jadi lebih tenang buat ngerjainnya. Emang kenapa sih?" Tanyaku menyelidik.

"Gak ah, takut. Perpustakaan itu loh ada penunggunya. Kamu aja." Ucapnya enteng.

Aku menarik nafas panjang. Memang sih aku pun sudah sering mendengar kabar dari kakak-kakak kelas dan beberapa situs berita online. Dulu saat pembangunan perpustakaan tersebut ada empat tukang yang mengalami kecelakaan kerja dan meninggal di lokasi kejadian. Setelah bangunan itu selesai dan beroperasi, ada yang mengaku pernah melihat sosok yang terjun dari lantai 6. Setelah dihampiri di lokasi terjatuhnya tidak ada apa-apa. Ada juga yang mengaku pernah melihat sosok berwajah rusak sedang menangis di pojok rak buku di lantai 4.

Kisah-kisah tersebut sudah turun temurun di kampus kami dan sudah jadi rahasia umum. Ada yang percaya, ada pula yang tak mau ambil pusing dengan cuek saja.


Namun semenyeramkan apa ceritanya, aku tidak punya pilihan lain. Tugas Besar harus selesai. Aku pun berulang kali membujuk agar JA mau ke perpustakaan sentral. Dia akhirnya mau, dengan syarat aku yang naik ke lantai atas meminjam buku. Dan kemudian mengerjakan tugas bersama di lantai satu

.

Tak perlu lama bagiku mencari buku referensi yang dicari. Sebab katalog online amat membantu. Terlihat dirak mana buku itu berada. Aku pun menelusuri rak buku. 

Mendekati rak yang terletak di pojok, aku mencium bau kapur barus. Sangat menyengat. Sempat ada pikiran macam-macam, tapi logikaku main. Itu hanya kapur barus buat menangkal rayap, begitu pikirku.

Namun semakin melangkah ke rak yang di pojok, aku mencium bau melati. Kali ini aku refleksi. Mengucapkan sesuatu. Bukan nama Tuhan atau ayat suci. Tapi penggalan lafal terakhir dari 'sadat utan'. "....Yaa ruhuu yaa rihii akulah anaksi akunakun." Lafal terlarang itu terpaksa aku ucapkan. Demi memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Siapa sebenarnya sosok hantu menyeramkan yang beberapa kali meneror mahasiswa.

Anehnya kali ini aku tidak bisa melihat sosok makhluk halus itu. Padahal saat SMA aku mampu melakukannya. Dan terakhir saat di rumah hantu darmo juga bisa. Tapi kali ini aku hanya bisa mendengar ada suara yang berbisik lirih. "Jangan ikut campur." Seolah peringatan bagiku. Tapi apa? Apa yang aku perbuat? Toh aku cuma mau ambil buku. Suara itu tidak aku gubris, aku terus mencari buku sambil sekali-sekali melihat ke segara arah barangkali tu makhluk berani menampakan diri.

Setelah buku ditemukan, aku pun bergegas ke meja petugas untuk meminjam buku lalu segera turun ke lantai satu. Melihatku baru keluar dari lift, si JA temanku itu menjerit sambil menunjuk. Bicara terbata-bata. "I iii itu siapa?"

Aku menoleh ke belakang. Tidak ada siapa-siapa. Sekejap mata JA sudah lari tunggang langgang. Tak sadar laptopnya tertinggal. Aku menyusulnya dan menanyakan apa yang dia lihat. Katanya dia melihat sosok tinggi besar bermata besar berdiri di belakangku dan tidak menyentuh tanah.

Aku lagi-lagi menarik nafas. Gile biner ni setan pikirku. Di otakku sekarang kepengen segera menyelesaikan Tugas Besar aja, itu saja. Eh ini malah ada gangguan dari makhluk halus. Rekanku tampak syock berat, wajahnya pucat pasi. Akhirnya aku yang lanjut mengerjakan tugas itu sendirian di kostan.


Di dalam kamar aku merebahkan badan. Merilekskan syaraf-syaraf dan otot yang tegang karena lama menatap laptop. Lalu tak sengaja mata ini melihat ke kaca lemari. Kini aku dapat melihat-nya dengan jelas. "Jangan ikut campur." Ucapan yang sama aku dengar.

Singkat cerita, setelah sekian lama tepatnya setelah aku membuka buku pemberian dari almarhum kakek lalu aku analisa dengan ilmu agama yang aku pelajari dari ustadz yang sering jadi imam di masjid kampus kami. Setelah itu aku baru paham apa maksud dari kalimat "jangan ikut campur" itu. Karena mungkin mereka melihat aku berpotensi bakal tahu  rahasia mereka. 

Apa rahasianya?

Wujud seram hantu, entah itu berupa kuntilanak, pocong, wewe gombel, kuyang, dan sebagainya sebenarnya berasal dari jenis makhluk yang sama. Semua penampakan seram bin horor itu perbuatan dari jin bersifat setan. Saya sebut jin bersifat setan. Karena setan itu adalah kata sifat. Dan tidak semua jin buruk.

Jin bersifat setan inilah yang kerap menebar teror. Mereka demen banget kalau ada suatu tempat dikabarkan angker, seperti perpustakaan kami yang dulunya dikabarkan ada tukang bangunan yang tewas di sana. Misi mereka artinya berhasil. Pasukan jin bersifat setan akan makin merajalela bahkan nekat menampakan diri, sekalipun itu amat menyakitkan bagi mereka memasuki dimensi manusia. 

Lalu untuk apa mereka menebar teror dengan berbagai wujud? Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah demi membuat  kita manusia lebih takut hantu kepada Tuhan Yang Maha Besar. Padahal hantu hanyalah remah-remah roti tak berdaya bila di  hadapan Tuhan. Itulah rahasia mereka. Catat baik-baik.

Terus bagaimana dengan orang-orang tewas lalu berubah jadi hantu atau arwah penasaran? Ini saya lebih perjelas ya. Kisah-kisah seperti itu 100% bohong bin mengada-ada. 

Hei setiap manusia yang meninggal akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan di dalam kubur. Makanya ada namanya siksa kubur dan nikmat kubur. Jin bersifat setanlah yang memanfaatkan peristiwa kematian itu demi bikin kita manusia takut. Bagaimana sudah jelas kan?





12a12aAvatar border
999999999Avatar border
sitiropeahAvatar border
sitiropeah dan 32 lainnya memberi reputasi
31
8.6K
83
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan