erinherlinaAvatar border
TS
erinherlina
Renovasi RS Berhantu Untuk Korban Corona


Gaes, pernah denger tempat-tempat angker di sekitar kita. Yup, rumah sakit jadi salah satu tempat itu. Kali ini, ane mau cerita tentang pengalaman orang yang pernah kerja renovasi rumah sakit yang gak terpakai. Rumah sakit ini terletak di daerah Kuningan Jawa Barat. Ane gak mau nuebuti nama rumah sakitnya, warga asli Kuningan Jawa Barat pasti sudah kenal sama rumah sakit ini. Serem banget ceritanya gaes. Yukk langsung aja.


Mendengar tempat kerja yang disebutkan oleh Pak Mandor kali ini, membuat bulu kudukku meremang. Bagaimana tidak, tempat yang akan kami renovasi kali ini adalah tempat yang terkenal dengan hantunya.

Wabah yang disebabkan Virus Corona, membuat pemerintah setempat ingin menggunakan rumah sakit ini apabila pasien membludak dan rumah sakit yang sedang beroperasi saat ini todak dapat menampung lagi. Dilihat dari kondisi saat ini, memang itu adalah pilihan yang terbaik. Namun, apakah bisa kita renovasi rumah sakit ini dan kembali pulang dengan selamat. Mengingat, dari cerita yang sudah-sudah tak ada pekerja yang sanggup menyelesaikan renovasi di rumah sakit ini.



Penampakan rumah sakit berhantu
Sumber gambar: radarcirebon.com

Pagi itu, aku dan teman-teman datang lebih awal. Kami berkumpul dan mendapat pengarahan sari Pak Mandor perihal apa saja yang akan dikerjakan.

"Gus, liat tanganku. Belum apa-apa sudah merinding," kata Imam temanku.

"Sama," kataku mengiyakan.

"Udah aja yuk, ga usah kerja. Daripada pulang tinggal nyawa." Imam mempengaruhiku.

"Lah, gimana anak istriku gak bisa makan kalau aku gak kerja," sanggahku.

"Iya sih, ibuku juga harus beli obat asma, repot kalau gak bisa beli." Imam bergumam sambil mengangguk-angguk.

Aku dan Imam memang berasal dari keluarga tak mampu. Kami hanya tamatan sekolah dasar. Sehingga, hanya pekerjaan kasar seperti tukang bangunan ini yang kami bisa kerjakan. Dengan banting tulang dari pagi sampai petang, hasil yang didapat lumayan untuk makan sehari-hari.

"Nah, semuanya mari kita berdoa dahulu. Semoga pekerjaan kita berjalan lancar tanpa hambatan." Seru Pak Mandor membuyarkan lamunanku.

"Mam, kita harus bisa bertahan di sini. Bayaran di kerja di sini lebih besar daripada yang biasa kita terima. Seratus ribu per hari, biasanya kita cuma dapet tujuh lima." Aku memberi semangat pada Imam.

Imam mengangguk mendengar kata-kataku. Kami berjalan beriringan memasuki gedung rumah sakit itu. Dari sinilah kisah horor kami dimulai.

Sejak hari pertama sebenarnya gangguan dari makhluk itu, sudah kami dapatkan. Dimulai dari suara bayi menangis. Sampai suara wanita tertawa kemudian menangis. Namun, semua itu kami abaikan.

Tak ada gangguan secara fisik. Hanya dalam bentuk suara-suara saja. Hal tersebut tidak membuat kami takut. Kami tetap menginap, dan melanjutkan pekerjaan.

Sampai suatu malam setelah satu minggu kami bekerja, beberapa kawan kami kerasukan. Kami kewalahan menangani mereka. Mereka menjerit, menangis, marah. Mengusir kami ke luar.

Kami, yang masih waras bergegas mencari pintu ke luar. Namun, setelah berputar-putar pintu yang tadinya mudah kami temukan dan jalan untuk keluar masuk bahan bangunan, tidak dapat ditenukan. Kami hanya berputar-putar di tempat yang sama.

Aku mencoba mencari sendiri pintu itu dan meninggalkan kawan-kawan. Akhirnya aku temukan jalan lain yang tidak kami temui. Tetapi, ternyata jalan iti bukan pintu ke luar. Aku terjebak di sebuah ruangan kecil. Bau hanyir darah menyeruak, dan banyak sekali tulang belulang di sana. Tengkorak-tengkorak banyak sekali. Seperti tengkorak manusia, tetapi ukurannya sangat kecil.

Tiba-tiba saja, terdengar suara bayi menangis. Lama kelamaan, nampak tengkorak itu berubah menjadi bayi-bayi kecil mungil, dengan darah disekujur badan mereka. Ada yang anggota tubuhnya tak lengkap, seperti dipotong.

Aku pandangi mereka, mereka tersenyum. Akan tetapi, mulut yang semula tanpa gigi itu, berubah menjadi penuh gigi dengan ujung yang runcing. Kemudian, mata mereka berubah menjadi merah dan mengeluarkan darah. Mereka menangis darah.

Perlahan mereka bergerak. Aku panik, kemudian menggedor-gedor pintu karena pintu yang tadinya mudah dibuka, menjadi terkunci.

Sampai ketika, seluruh hantu bayi itu menerkamku terdengar pintu seperti didobrak. Aku yang terlalu shock tak bisa mengendalikan diri, tak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi kemudian. Aku pingsan.

Ketika sadar, aku sudar berada di luar dengan banyak luka gigitan.
Ternyata Pak Mandor dapat ke luar, ia kembali membawa ustadz dan melakukan ruqiyah pada teman-teman. Ketika menyadari aku tak ada ia mencariku, dan mendengar teriakanku.

Aku terkurung di ruangan yang dulunya dipakai untuk mengubur janin aborsi. Ya, rumah sakit ini, dahulu dibabgun sebagai rumah sakit bersalin. Namun, keserakahan membuat rumah sakit ini menerima pasien yang ingin aborsi. Praktek aborsi semakin ramai dan menjajikan mengingat letak rumah sakit ini di depan beberapa hotel. Hingga kegiatan mereka terendus dan rumah sakit ini ditutup. Tak ada yang tahu kemana larinya pemiliki rumah sakit ini.

Aku bersyukur telah diselamatkan, walaupun sekujur badan penuh luka. Pak Mandor prihatin dengan keadaan kami. Ia menghentikan pekerjaan, dan membayar kami sesuai dengan pekerjaan kami seminggu. Tak lupa, ia memberikan sedikit uang lebih untuk kami.

"Gus, mending dapet sedikit tapi selamet ya, daripada begini taruhan nyawa. Gak mau lagi aku," kata Imam.

"Iya, Mam," jawabku.

Akhirnya semua pekerja pulang. Kami tak sanggup meneruskan pekerjaan ini. Sama seperti pekerja yang merenovasi rumah sakit ini sebelumnya, kami memilih mundur.

Gambar: radarcirebon.com
Sumber: Opini pribadi

Diubah oleh erinherlina 24-03-2020 03:00
999999999Avatar border
dwikusumadAvatar border
mamaproduktifAvatar border
mamaproduktif dan 22 lainnya memberi reputasi
23
3.6K
95
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan