yang menjadi pertanyaan saia di sini :

kita ambil saja contoh kasus ini contoh ya belum tentu ada pasiennya

1. Tn A habis plg dinas dari Manado ( anggep saja saat ini Manado belum ada ksus positif Covid-19  ) beliau naik pesawat ke Manado , nah saat pulang ke lokasi tempat tinggalnya Sidoarjo ( anggap saat ini belum ada yang positif ) setelah hari ke 3 Tn . A ini mengalami pilek batuk baisa tidak seperti orang sakit berat tidak juga demam , otomatis dia tdk termasuk ODP dan PDP karena belum kontak ke tmp yang positif dan kontak dengan orang yang positif , yang menjadi pertanyaan saia di sini => apakah Tn.A ini pasti tidak kontak dengan orang yang positif ? Beliau ke manado dari sidoarjo kan naik pesawat , nah klo misal nih di pesawat tadi ada penumpang yang habis pulang dari kota apa LN yang sdh endemis korona gmn ? Apalagi kalau setelah itu Tn.A memutuskan untuk ke jakarta setelahnya dari sidoarjo untuk melakukan perjalanan dinas pekerjaannya , kemudian dia kembali lagi ke sidoarjo ... Di sini jika posisi sebagai dokter apakah kami dokter boleh mengeluarkan surat keternagan klo pasien ini sehat dan layak terbang ke JAKARTA ??? terus nanti dr jakarta dia pulang ke sidoarjo bagaiaman ???  yang paling krusial saat di pesawat Sidoarjo-Manado di dalam sana kan banyak penumpang lain ?? kalau ternyata salah satu positif gmn ? gmn cr kt ngelacak ? Kalau ada yng bisa bantu kasih solusi kalau kita dapat kasus seperti ini gmn bs komen di bawah ya kakak2 sekalian paramedis sekalian

2. Mr X , keluhan batuk pilek sudah 1 minggu , hari ke 1 dan 2 dia demam tapi hari ke 3 sampai sekarang dia tidak demam , dia punya riwayat sakit paru sebelumny sehingga kalau batuk sering sesak , batuknya memang tampak ngekel dan grok2 tapi saat dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan rhonki dan wheezing , cuman yang jadi masalah adalah jadi dia sempat rawat inap di RS yang menjadi pusat rujukan kasus korona untuk kasus bedah, dan saat setelah plg keesokan harinya mulai muncul gejala demam dan batuk ringan , sekarang demam sudah hilang dan batuk semakin memberat , tapi Mr X tidak ad riwayat berpergian ke negera apa kota endemis , sebagai tenaga medis apa yang perlu kita lakukan ? orang ini apaka juga nda termasuk ODP ?? Mr X disarankan untuk mengisolasi diri di rumah selama 14 hari ,tapi karena faktor pekerjaan beliau tidak bisa melakukan , kemudian kita sebagai tenaga medis apa yang harus kita lakukan ? Mr.X jg perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak istrinya sehinggai tidak bs mengisolasi diri selama 14 hri...

Di atas hanya contoh kasus saja ya jadi belum tentu kasusnya ada , yang menjadi pertanyaan di sini sebagai tenaga medis apa yang harus kita lakukan ? 

Kemudian masalah kedua yang harus kita pikirkan bersama , bagaimana kalau walau orang tersebut tidak berperigan dari luar negri ,apa kota endemis , atau kontak dengan pasien yang positif covid-19 , tapi pekerjaan orang orang ini mengharuskan mereka bertemu banyak orang dari berbagai kota secara langsung atau berpergian dari 1 kota ke kota lain ? 

contoh nya paling gampang
1. orang yang bekerja di RS/Klinik/Puskesmas/Fasilitas kesehatan lain , di sini konteksnya bukan cuman dokter dan prawat, di sana kan juga ada bagian lain seperti pasien lain yang emergency dan perlu pengangan segerea /apoteker / laborat / gizi / admin / cleaning service / gizi / bapak sopir ambulan / bapak satpam / bapak parkir ??? untuk orang orang yang beresiko tinggi terpapar virus ini apakah mereka smua sudah pendapat informasi yang ckup ? APD yang ckup? apakah suara mereka sudah didengar dengan baik apa yang saat ini mereka btuhkan sebagai garda terdepan ?? ingat korona mmg boleh lagi endemis skrg , tapi gimana nasib pasien lainnya ? penyakit lain juga tidak hilang gitu aja lo dengan adanya korona ? Contoh aja pasien emergency yang perlu penanganan segera seperti usus buntu / orang mau melahirkan / orang srangan stroke akut / serangan jantung koroner akut / dan masih banyak lagi , belum lagi pasien yang harus mendapat rutin pengoabtan seperti orang kemoterapi mereka ini orang yng hrs benar benar kita berhatikan karena imunocomprimised, apa yang harus kami lakukan jika dalam 1 RS tiba2 ada pasien meninggal dan pasien ini ternyata positif corona ? apakah 1 rs ini otomatis jadi ODP atau kah hanya orang yg kontak erat ? Andaikan pasien td yang positif dan meninggal masuk lwat igd , sedangkan perputaran pasien di igd kan cepat , gmn pasien pasien lain yang kuar masuk igd tadi ? mereka smua termasuk ODP juga kah apa bagaimana ? kalau ada yang bisa bantu jawab tolong bantu ya

2. Mas atau Mbak yang melayani pembelian kita di pompa bensin / supermaket / rstoran / teller bank , bukankah mereka juga berhak mendapatkan APD yang layak ? ratusan bahkan ribuan orang yang mungkin mereka layani setiap hari nya , mereka plg ke rmh juga ada keluarga yang harus mereka temui , apakah mereka juga tidak beresiko tinggi ???

Jadi apa yang harus kita lakukan untuk menghindari supaya penyebaran virus ini tidak semakin luas ? tingkat kematian tidak semakin tinggi ?

Apakah lockdown merupakan solusi terbaik ? tapi bagaimana kelangsungan ratusan juta penduduk indonesia jikalau sampai lockdown ??? 

Apakah sama seperti kanker ? semakin dini dia diketahui maka prognosis dan angka harapan hidup pasien semakin tinggi ?