betiatinaAvatar border
TS
betiatina
Misteri Perempuan Bahu Laweyan, Benakah Ia Pembawa Sial?


Tanda lahir yang melekat di punggung Hayu, kenapa harus dikaitkan dengan kematian suaminya. Apakah benar dirinya adalah seorang perempuan bahu laweyan seperti kabar yang menyeruak di kampung? Raganya dipinjam oleh mahluk jahat untuk membunuh tujuh pasangannya? Lalu, apakah ada lelaki yang masih mau menerima dirinya setelah rumor yang melekat pada janda muda ini?

Simak cerita pendek misteri perempuan bahu laweyan berikut ini.



Janda muda ini adalah kembang desa saat masih remaja. Wajahnya yang ayu dan sikap baiknya membuat para perjaka berebut ingin mempersunting dirinya.

Tak terkecuali Ramdan, hasrat untuk memiliki Hayu sudah menggebu. Berbekal memiliki pekerjaan tetap, ia membawa keluarganya untuk melamar sang gadis pujaan.

Gayung bersambut, Hayu dan kedua orang tuanya menerima dengan baik lamaran keluarga Ramdan. Hingga hari yang sakral itupun telah disepakati oleh dua belah pihak.

Berbagai persiapan dilakukan secara singkat, mulai dari tempat, makanan hingga uba rampe lainya, hanya dalam dua bulan.

"Ramdan, kamu sudah mantep kan dengan pilihanmu?" Bu Harti bertanya pada putra semata wayangnya.

"Sampun Bu." jawab Ramdan penuh semangat.

Hati Ramdan sedang berbunga-bunga, keinginan yang selama ini terpendam akan segera terwujud. Ia merasa menang bersaing dengan teman-temanya yang selama ini berusaha mendekati, namun tak berani melamar.

Dalam hati Ramdan berjanji akan membuat Hayu bahagia dan akan menerima segala kelebihan dan kekurangannya.
_____

Hari yang ditunggu datang juga, rumah Hayu sudah ramai. Sanak keluarga dari berbagai daerah sudah datang untuk menyambut hari bahagia. Teman-teman Hayu juga mulai berdatangan. Suasana bahagia sangat terasa.

Hayu sang calon mempelai wanita telah dipingit selama beberapa hari. Pun telah melakukan berbagai perawatan tubuh untuk membuat dirinya cantik luar dalam. Dan siap menjadi ratu sehari.

Malam ini adalah acara siraman. Air yang dikumpulkan dari tujuh mata air sudah tersedia.

"Nduk, kamu pakai kemben dulu ya, biar Ibu menyiapkan bunga melati dan handuknya." Ibunya Hayu tersenyum, pertanda hatinya ikhlas melepas anak gadisnya untuk membangun biduk rumah tangga.

"Njih Bu," jawab Hayu penuh hormat.

Selang beberapa waktu, Hayu sudah keluar kamar dan bersiap untuk melanjutkan acara siraman.

Bu Harti dan beberapa wanita sepuh yang ada disana kaget melihat Hayu mengenakan kemben, karena dipunggungnya nampak tanda lahir. Bu Harti takut jika ternyata Hayu adalah perempuan bahu laweyan. Karena tanda itu diyakini olehnya sebagai tanda kurang baik, dia akan menjadi beban berat bagi anaknya, bahkan bisa mengakibatkan kematian. Bagi wanita yang usianya sudah lebih dari setengah abad, memaknai tanda lahir itu kurang baik. Mungkin beberapa orang yang melihat juga beranggapan demikian, meski mereka tak berani mengungkapkan.

Bu Harti semakin gelisah, rasanya tidak mungkin ia membatalkan pernikahan ini disaat hari H sudah sangat dekat. Tapi membiarkan anaknya bersanding dengan perempuan bahu laweyan tentu sangat berat baginya.

"Pak, itu di punggung Hayu ada toh." Bu Harti berbisik pada suaminya.

"Hanya tanda lahir saja kan bu!" jawab suaminya tegas.

"Tapi Pak," bantah Bu Harti.

"Sudahlah bu, jaman modern seperti sekarang jangan percaya lagi hal semacam itu, kasihan Ramdan nanti, dia kan sedang bahagia." Suami Bu Harti tak ingin berdebat lagi.

Tapi namanya seorang ibu, Bu Harti merasakan sebuah firasat buruk. Diajaknya Ramdan keluar rumah, untuk membicarakan hal ini.

"Le, bener kamu sudah mantap?" Selidik Bu Harti yang hanya dibalas senyum oleh sang putra.

Ramdan bingung dengan ibunya, yang masih mempertanyakan hal ini. Sementara akad nikah akan dilaksanakan besok pagi.

"Ibu kenapa? Bukannya Ibu juga sudah mantap menjadikan Hayu sebagai menantu?" Akhirnya Ramdan buka suara, ia tak mau membuat ibunya sedih atau khawatir.

"Le, ibu melihat tanda lahir di punggung Hayu, itu bisa menjadi tanda kalau dia perempuan bahu laweyan." Bu Harti mengatakan dengan hati-hati namun penuh rasa cemas. Ia takut didengar keluarga Hayu dan juga orang lain.

"Bu, itu kan tanda lahir. Ibu harus berfikir yang baik, doakan saja Ramdan hidup bahagia dan tentram setelah menikah nanti," jawab Ramdan mantap, berusaha mematahkan anggapan ibunya yang dianggap konyol.



Acara demi acara telah terlaksana dengan baik dan lancar. Para tamu undangan disuguhi pemandangan ratu dan raja sehari yang cantik dan tampan. Iringan lagu daerah Jawa terdengar disepanjang acara. Hidangan yang disuguhkan pun dipuji oleh para tamu karena kelezatannya. Sungguh pesta sederhana namun meriah.

Kini saatnya memboyong pengantin wanita ke keluarga suami.

Malam kedua setelah acara pernikahan, keluarga Bu Harti dikejutkan oleh teriakan Ramdan. Pak Ahmad dan istrinya ikut terkejut, segera diketuk pintu kamar pengantin anaknya.

Hayu yaang masih kaget karena tiba-tiba suaminya berteriak, terhuyung membukakan pintu karena diketuk sang mertua.

"Ada apa le?" Pak Ahmad nampak khawatir.

Mereka bertiga heran melihat Ramdan gemetar, wajahnya pucat dan diselimuti asap tipis.

"Apa yang kau lakukan pada anakku?" Gertak Bu Harti pada Hayu, tangannya mengelus putranya yang begitu lemas.

Yang ditanya bingung, tidak tahu apa yang terjadi. Ia hanya menggeleng lemah, tak mampu berkata-kata.

Sejak malam itu, Bu Harti semakin curiga atas dugaannya selama ini. Apalagi melihat Ramdan semakin pucat. Sikapnya terhadap Hayu menjadi dingin.

Satu minggu Hayu berada di rumah mertua terasa sangat bahagia. Ramdan begitu memanjakan Hayu sebagai pengantin baru. Berbagai upaya ia lakukan untuk menunjukkan kemesraan, bahkan didepan kedua orang tua. Meski ibunya memperlihatkan raut muka yang kurang enak dipandang.

Masa cuti menikah selama seminggu bagi Ramdan telah habis, pagi ini ia sudah harus berangkat kerja. Pagi-pagi Hayu sudah mempersiapkan keperluan Ramdan. Rambut basah sisa mandi tadi subuh memperlihatkan bahwa dua sejoli ini sedang menikmati bulan madu. Tapi apa daya, tugas dan tanggung jawab mengharuskan Ramdan meninggalkan mutiara cintanya di rumah.

"Hati-hati ya le," pesan Bu Harti pada putranya.

"Njih Bu," jawab Ramdan.

Setelah bersalaman dengan bapak dan ibunya, Ramdan berpamitan pada Hayu.
Hayu berbisik setelah mencium punggung Tangan Ramdan.

"Pulangnya jangan telat ya mas," ucapnya lirih, malu jika terdengar kedua mertuanya.

"Iya dik, mas juga pengen pulang cepet," jawabnya tak kalah lirih.

Bapaknya Ramdan berdehem, membuat si pengantin baru kaget. 'Ah, bapak kayak belum pernah muda aja,' gumam Ramdan dalam hati.
_____

Hari mulai gelap, senja telah berganti malam. Hayu, Bu Harti serta suaminya dilanda gelisah. Pasalnya Ramdan belum juga pulang, tidak seperti biasanya, yang pulang sebelum petang.

"Yu, coba Ramdan di telepon, tak biasanya ia pulang telat." kata Pak Ahmad pada Hayu.

"Sudah Pak, tapi tidak aktif ponselnya." Jawab Hayu, yang juga dilanda was-was. Pasalnya ini adalah hari kerja pertama. 'Ah, mungkin banyak tugas yang harusnya selesai kemarin saat cuti'. Hayu mencoba membesarkan hatinya sendiri.

Malam mulai larut, tapi tak ada tanda-tanda Ramdan akan pulang. Berkali Hayu melihat dari jendela, namun yang ditunggu tak kunjung datang.

Bu Harti mencoba menelpon teman sekantor Ramdan, katanya mereka sudah pulang jam lima sore. Hatinya semakin gelisah, matanya tertuju pada menantunya. 'Apakah tanda di punggung itu benar adanya?', 'Apakah Hayu memang perempuan bahu laweyan?', 'Apakah anaknya sedang baik-baik saja? '

Berbagai pertanyaan mengisi hati dan pikiran Bu Harti. Ia akan sangat menyesal jika terjadi apa-apa dengan putranya. Perasaanya memang sudah tak enak semenjak melihat tanda lahir milik Hayu, tapi ....

Lamunannya terhenti ketika ada suara pintu diketuk. Ternyata yang datang adalah putranya Pak RT, dia mengabarkan kalau Ramdan mengalami kecelakaan. Dan keadaannya sangat parah. Motor yang dikendarai Ramdan tersenggol truk dengan keras hingga terpental beberapa meter.

Bagai suara petir, kabar itu terdengar oleh Bu Hari sekeluarga. Bahkan Hayu langsung pingsan.
_____

"Sudah kuduga kalau kamu itu perempuan bahu laweyan," teriak Bu Harti lantang, tangannya menuding tepat didepan Hayu. Hayu yang masih terpukul atas kepergian suaminya, hanya bisa terisak menahan pedih di ulu hati. Teganya ibu mertuanya menuduh dialah penyebab kematian Ramdan.

"Jika Ramdan dan Bapak mau mendengarku saat siraman itu, pasti tidak akan terjadi seperti ini," suara Bu Harti semakin lantang, suaranya terbata karena menahan tangis.

"Sudah bu, ini namanya musibah, tidak perlu menyalahkan siapapun," Pak Ahmad mencoba menenangkan sang istri yang berkali-kali menuding pada Hayu.

Air mata tertumpah saat pemakaman Ramdan. Sanak keluarga, teman kerja dan para tetangga tidak mengira jika Ramdan akan berpulang secepat ini, bahkan saat dia berbahagia karena baru saja menikah. Kesedihan terlihat jelas di keluarga ini.
_____

Hayu tersentak, lamunan kebahagian bersama almarhum suami yang baru dirasakan seumur jagung terkenang kembali. Gundukan tanah kering didepannya selalu didatangi tiap Nyadran seperti ini. Ini adalah tahun ketiga sejak kepergiannya. Bu Harti masih memandang sinis tiap bertemu Hayu. Beberapa peziarah selalu memandanginya, menganggap dia sebagai penyebab kematian Ramdan, karena dia perempuan bahu laweyan, seperti rumor yang telah beredar.

Hari ini Hayu tidak sendiri, dia datang bersama pria yang akan segera mempersuntingnya. Pria dari kota yang bekerja sekantor dengan Hayu. Tatapan warga terlihat sinis, menatap sepasang orang yang berdoa di samping pusara.
Bahkan diantara mereka tega menyeletuk,

"Serep nyawa sajake"

Selesai

Catatan.
-ayu: cantik
-uba rampe: perlengkapan
-siraman: adat memandikan calon pengantin
-toh: tanda lahir
-le: sebutan untuk anak laki-laki
-nduk: sebutan untuk anak perempuan
-njih: iya
-mantep: mantap
-sampun: sudah
-telat: terlambat
-memboyong: membawa pindah
-dipingit: tidak boleh pergi jauh
-serep: dobel, pengganti
-sajake: sepertinya

sumber gambar
sumber gambar
Diubah oleh betiatina 18-03-2020 02:44
pulaukapokAvatar border
senja87Avatar border
sposoloAvatar border
sposolo dan 23 lainnya memberi reputasi
22
5.4K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan