ceuhettyAvatar border
TS
ceuhetty
[COC Regional: Kebudayaan]Panen, Penduduk Sukabumi Berterima kasih Pada Dewi Sri/Padi
Pict. Fb

Indonesia merupakan negara agraris. Maka, sudah sepatutnya jika penduduknya hidup makmur di atas tanah yang subur. Slogan daerah Sukabuminya-nya adalah gemah ripah loh jinawi.

Di sini ane mau mencoba mengulik salah satu adat kebiasaan yang biasa dilakukan oleh penduduk tanah Pasundan, khususnya daerah kelahiran tercinta ane, Sukabumi.

Terletak di kaki gunung Salak, Sukabumi merupakan daerah yang subur makmur. Selain itu, ia juga memiliki keindahan alam yang mempesona dan berjuta potensi lainnya yang membuatnya layak dinobatkan sebagai surga tersembunyi di Pakidulan.

Untuk daerah pariwisata yang super indah dan kebanyakan masih perawan, insyaallah nanti ane bahas di sesi coc regional pariwisata.

Indonesia memang terkenal oleh kekayaan budayanya. Hal ini dikarenakan nyaris setiap segala sesuatu perilaku masyarakat diatur oleh adat setempat atau bisa juga dikatakan memiliki kearifan lokal sendiri-sendiri.

Sebagai masyarakat yang berbudaya, maka sudah sepatutnya jika kita menjaga dan melestarikannya. Karena keunikan dan keanekaragamannya menjadi kebanggaan tersendiri bagi negara Persada.

Kebanyakan penduduk Sukabumi berprofesi sebagai petani. Di dataran rendah, terbentang luas pesawahan nan asri. Padi, selain menjadi bahan pokok sehari-hari, menanamnya juga terbilang mudah.



Jika di dataran rendah ada sawah yang dialiri irigasi. Maka, di dataran tinggi pun ada huma yang biasa dijadikan lahan pertanian. Namun, para petani menanaminya dengan jenis padi yang berbeda. Yang dipilih biasanya jenis beras merah, karena lebih tahan tumbuh di atas tanah kering. Maklum, biasanya huma hanya mengandalkan perairan dari air hujan.

Panen merupakan saatnya para petani berpesta bersuka ria. Menikmati hasil jerih payahnya setelah menunggu selama tiga bulan.

Para leluhur tidak sembarangan melakukan panen. Ada beberapa ritual yang harus dilakukan. Salah satunya adalah Mitamiyan.

Mitamiyan adalah semacam permintaan izin pada Dewi Sri untuk memulai panen. Dewi Sri, dalam kepercayaan penduduk lokal merupakan bidadari yang menjelma menjadi Padi.

Ada pun alat yang digunakan biasanya berupa kemenyan atau dupa, bakakak(ayam masak utuh), Telur rebus
dan garam. Perlengkapan tersebut biasanya diletakkan di pematang sawah. Beberapa saat menjelang panen dilakukan.

Untuk melakukan upacara ini biasanya, ada tetua yang dipercaya untuk membacakan do'a.

Setelah panen dilakukan. Ketika padi telah digiling menjadi beras, sebelum dikonsumsi biasanya didekat sang beras diletakan hihid(kipas yang terbuat dari bambu) beserta segelas air. Hal ini dipercaya agar Dewi Sri tidak merasa kepanasan karena baru saja digiling menggunakan mesin.

Hal ini tidak perlu dilakukan jika saat mengupas kulit padi dengan menggunakan alat tradisional dengan cara ditumbuk. Alat tersebut biasa disebut lisung dan alat penumbuknya disebut Halu. Hal ini, dipercaya tidak menyakiti Dewi Sri.



Sebagai catatan, hal diatas tidak bermaksud mengesampingkan rasa syukur pada yang Esa. Juga tidak berarti memuja makhluk-Nya. Hal demikian dilakukan semata-mata untuk melestarikan kearifan lokal semata.

Demikian thread kali ini ane persembahkan untuk melestarikan adat budaya yang diturunkan para leluhur.




Sumber,
Oppri berdasarkan pengamatan disekitar.
Diubah oleh ceuhetty 08-03-2020 03:24
Kaskus Support 14Avatar border
delia.adelAvatar border
betiatinaAvatar border
betiatina dan 62 lainnya memberi reputasi
51
11.3K
168
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan