Baru-baru ini heboh video dimana polisi dengan membawa senjata dan diikuti oleh pululhan wartawan menggrebek sebuah pabrik masker. Pabrik tersebut digrebek lantaran menimbun masker dan tidak memiliki izin produksi. Namun yang menjadi pertanyaan adalah kenapa penggrebekannya harus menggunakan senjata dan diikuti oleh banyak wartawan?

youtube.com

Ditambah saat itu hanya terdapat beberapa karyawan yang sedang bekerja. Mereka tentu tidak mengetahui bahwa pabrik tersebut ilegal. Mereka tentu tidak mengetahui bahwa pemilik perusahaan sedang menjadi incaran polisi. Karena mereka disana cuma melakukan kerjanya yang udah jelas ga mencurigakan. Kecuali mereka disana ngeracik narkoba baru deh karyawannya salah.

Entah kenapa penggrebekkan masker ini seolah-olah adalah kasus besar yang harus diliput oleh banyak media. Padahal ada banyak kasus yang seharusnya diliput namput tampak ditutup-tutupi. 

Para netizen juga mempertanyakan kenapa yang diringkus hanya karyawannya bukan makelarnya. Seharusnya polisi bisa dengan mudah mengetahui posisi pemilik pabrik karena orang tersebut tidak bergerak secara sembunyi-sembunyi seperti pabrik pembuatan narkoba. 

Ada juga yang menyayangkan kenapa hal seperti ini juga tidak dilakukan para koruptor. Gan sis tentu udah tau bagaimana pihak berwajib meringkus polisi. Tanpa tegang tanpa kekerasan, terbukti dari ekspresi para koruptor yang masih bisa senyum sambil dadah-dadah sana sini.

Entah penggrebekkan pabrik masker hingga seperti ini hanya dilakukan di Indonesia atau negara-negara lain juga seperti itu. Kalo negara lain seperti ini berarti ane harus ganti judul . Ya walaupun penggrebekkan itu cukup menegangkan, namun ada pula yang beranggapan seperti sedang latihan. Yah namanya juga netizen .

ternate.tribunnews.com

Menurut sumber yang ane baca penggrebekkan pabrik masker itu berlokasi di daerah Cakung. Kita berharap saja semoga pemiliknya bisa segera ditangkap. Dan semoga bisa menjadi pembelajaran bagi para penimbun masker agar berhenti melakukan itu agar harga masker bisa kembali normal. Karena kalo udah membahas tentang kesehatan tentu ga ternilai harganya, makanya jangan sampai hal tersebut dipermainkan.

Sumber: Lambe Turah & Opini TS