Polusi udara sekarang memang menjadi ancaman terbesar penduduk dunia. Data terbaru menyebutkan bahwa 90% populasi dunia menghirup udara yang tidak bagus. Dalam hal ini juga termasuk warga kota – kota besar seperti Jakarta. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari asap pabrik, paru – paru dunia yang berkurang, hingga asap kendaraan bermotor.

Dari rilisan data IQAir (perusahaan spesialis solusi teknologi yang membantu melindungi masyarakat dari polusi udara), Jakarta menjadi kota ke – 126 yang kualitas udaranya paling buruk di dunia dari 4.000 kota yang disurvei. Memang Jakarta tidak berada diperingkat pertama, tapi secara keseluruhan, udara di Jakarta termasuk dalam kategori “Unhealthy for Sensitive Groups”. Ini mengindikasikan kalau udara di Jakarta memang tidak sehat.

Polusi udara di Jakarta lebih banyak disebabkan oleh kendaraan bermotor. Wajar sih secara macetnya dimana – mana...hehe. Menurut pakar, sekitar 47% partikel debu 10 mikron disumbangkan oleh mobil ataupun motor. Oleh karena itu wajar kiranya Pemprov DKI Jakarta berupaya untuk mengurangi volume kendaraan yang lalu lalang di Jakarta. Mulai dari melakukan sistem ganjil genap, hingga membebaskan mobil listrik dari aturan ganjil genap.

Selain upaya dari Pemprov DKI, pemerintah juga ambil bagian dalam upaya peningkatan kualitas udara di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu langkah yang diambil pemerintah adalah penerapan Standar Emisi Euro IV. FYI, Euro IV adalah sebuah standar baku emisi gas buang kendaraan bermotor, dimana tujuannya adalah untuk mengurangi dampak polusi udara yang datangnya dari kendaraan bermotor.