RifanNazhifAvatar border
TS
RifanNazhif
Keika Jalan Lurus Membuat Celaka


Mungkin kita sering bingung ketika melihat kecelakaan sering terjadi di jalan lurus. Kalau pun sesekali terjadi di jalan tikungan, bisa saja karena sopir kurang lihay mengemudi atau memang kondisi jalan membahayakan dan curam.

Jalan lurus itu asyik. Bisa ngebut semaunya. Bahkan lepas tangan dari setir. Tapi tahukah kamu, jalan lurus tak bagus bagi sopir. Akan timbul rasa jenuh karena kondisi monoton. Terlebih lagi bisa membuat sopir tak fokus, pikiran menjalar ke mana-mana. Paling parah, rasa jenuh membuat mengantuk. Lalu, brak, akhirnya terjadi tabrakan.
Sopir yang tak fokus atau mengantuk sering tak melihat ada kendaraan lain muncul dari arah berlawanan. Kendati kendaraan itu sudah di depan mata. Sopir dan para penumpang pun tak sampai ke tujuan.

Begitu pula kondisi hidup. Rata-rata kita merasa tak senang ketika banyak mengalami cobaan. Nyesek di dada! Padahal kita sudah berlaku baik, rajin beribadah. Sementara mereka yang ugal-ugalan, hidupnya terlihat selalu kinclong, hampir tanpa masalah.

Kita harus memahami, bahwa tujuan hidup ini adalah menuju akhirat, sementara yang dialami sekarang adalah jalan menuju ke sana. Yakinlah bahwa kalau kondisi yang kita alami lempang saja, terkadang membuat jenuh. Meski tak jenuh, mungkin kita lalai. Karena kita tak jarang menemukan tantangan maupun cobaan. Tapi tahukah kita sebab kondisi demikian, tak jarang kita tak mencapai tujuan hidup, yakni berbahagia di akhirat kelak. Artinya pada saat itu mungkin Tuhan tak perduli lagi pada kita.

Sementara bagi orang yang penuh cobaan, bisa jadi sebab Tuhan sangat menyayangi hamba-Nya. Dia ingin menguji si hamba dengan cobaan demi cobaan, sehingga kelak akan berhasil mencapai tujuan yang membahagiakan.

Selain cobaan, tikungan hidup bisa jadi sebuah teguran, agar kita tak lengah. Bukankah sudah lazim orang yang menegur perbuatan kita, itu berarti bahwa dia bukan benci, melainkan karena sayang.

Kita ambil contoh, ketika anak tetangga mengendarai sepeda motor, meski masih esde, tak jarang kita tak perduli. Ini karena rasa sayang kita tak besar kepada mereka. Coba kalau anak kita sendiri yang berbuat demikian, maka mulut akan nyerocos berkepanjangan. Itu bukti bahwa si anak, kita amat sayangi. Apabila si orang tua tak perduli apa pun yang dikerjakaan anaknya, disitulah akan diragukan kadar sayang orang tua.

Seperti itu juga Tuhan. Walaupun kita sudah berjuang gigih, tapi kok tak pernah kaya-kaya. Sementara banyak yang terlihat santai, hartanya berlimpah-ruah. Itu artinya karena rasa sayang Tuhan. Dia sudah tahu kalau kita diberi kekayaan sedikit saja, maka kita akan melupakan-Nya. Kita akan alpa bahwa dunia ini hanya sementara.

Jadi, benar sekali banyak tikungan itu menjengkelkan, tapi dengan banyak tikungan membuat kita selalu waspada agar berhasil mencapai tujuan. Selamat pagi.

-------
Diubah oleh RifanNazhif 27-02-2020 02:59
siapikaAvatar border
tata604Avatar border
lina.whAvatar border
lina.wh dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2.2K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan