yusufzhafAvatar border
TS
yusufzhaf
Peluang usaha modal kecil di Jember
 MENJADI SPIRITUAL WORKER
Berbagai macam kritikan dan sorotan masyarakat telah menjadi menu sehari-hari bagi pelaku lembaga birokrasi dan layanan publik saat ini. Tidak terkecuali lembaga Kementerian Agama kita tercinta. Menyongsong HAB Kemenag ke-68, artikel ini disajikan dengan harapan dapat menambah wawasan dan semangat baru dalam bekerja yang pada gilirannya menjadikan Keluarga Besar Kementerian Agama mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat luas berlandaskan nilai-nilai spiritual yang diembannya.


A.    Pendahuluan

Ketika bekerja dengan kesadaran spiritual, seseorang selalu merasa dilihat, dinilai dan diawasi oleh Allah SWT sehingga tidak membutuhkan penilaian dari manusia. Ada atau tidak pimpinan yang mengontrol, selalu menampilkan sikap yang terbaik dalam setiap langkah pekerjaannya. [url=https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5080991073816365579#editor/target=post;postID=7092350212671374785;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=0;src=link]Kerja spiritual[/url] inilah yang diyakini mampu memotivasi sekaligus menjadi modal utama sebuah kesuksesan dalam pencapaian visi perusahaan atau instansi. Bekerja dengan bingkai nilai-nilai spiritual tentu akan berbeda dengan bekerja demi kepentingan materi duniawi semata. Nilai-nilai spiritual akan memotivasi seseorang untuk bekerja dengan ikhlas, sungguh-sungguh dan melakukan yang terbaik karena bertanggungjawab atas keimanannya. Demi tercapainya sebuah nilai ibadah dari setiap aktivitas kerja. Dengan demikian, bekerja menjadi lebih terkontrol dan penuh kesadaran Ilahiyah.

B.     Motivasi Kerja dalam Islam

Salah satu konsep yang menjadi perhatian dalam Islam adalah tentang bekerja. Bekerja merupakan hal mendasar dalam kehidupan. Hidup manusia dapat berjalan baik jika setiap orang mau bekerja. Bekerja untuk kepentingan individu, kepentingan social (pekerja social), kepentingan keberlangsungan negara serta kepentingan kehidupan yang lebih luas lagi, seperti dakwah. Bekerja adalah sebuah citra diri. Dengan bekerja seseorang dapat membangun kepercayaan dirinya. Seseorang yang bekerja tentu berbeda dengan orang yang tidak bekerja sama sekali atau pengangguran dalam masalah pencitraan dirinya. Bahkan dengan bekerja seseorang akan merasa terhormat di hadapan orang lain. Karena dengan hasil tangannya sendiri, mereka mampu bertahan hidup. Sungguh berbeda jika dibandingkan dengan seorang pengemis yang selalu meminta belas kasih orang lain. Bahkan bekerja akan menaikkan derajat suatu bangsa di hadapan bangsa lain.

Mengingat begitu pentingnya masalah bekerja ini dalam kehidupan, maka Islam memberikan perhatian khusus kepada umat manusia untuk bekerja. Bekerja merupakan upaya untuk melanggengkan kehidupan itu sendiri. Bahkan, bekerja dalam pandangan Islam selalu dikaitkan dengan masalah keimanan. Banyak kalam Allah swt yang menyebutkan bahwa pembahasan tentang bekerja dengan cara terbaik (amal saleh) selalu disandingkan dengan keimanan kepada Allah swt. Masalah keimanan selalu diletakkan di awal kalimat sebelum amal saleh. Al-Qur’an menyebutkan masalah iman dan amal saleh sebanyak 70 ayat, misalnya:

o   Q.S. Al-‘Ashr: 1 – 3:


1. demi masa.


2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,


3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.



o    Q.S At-Taubah: 105


105. dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.


Hal ini menunjukkan bahwa dalam Islam, bekerja disejajarkan dengan keimanan, sekaligus sebagai wujud dari keimanan itu sendiri. Hal ini pulalah yang memberikan pemahaman bahwa bekerja hendaknya berada dalam bingkai keimanan kepada Allah swt. Sebagaimana firman-Nya dalam

o   Q.S. Al-Insyiqaaq: 6


6. Hai manusia, Sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya.


Dalam Islam bekerja bukan sekedar untuk mendapatkan materi, tetapi lebih jauh dan lebih dalam dari itu. Bekerja sebagai upaya mewujudkan firman Allah sebagai bagian dari keimanannya. Dengan demikian, bekerja merupakan aktifitas yang mulia. Dengan bekerja ia dapat melaksanakan perintah-perintah Allah swt lainnya, seperti zakat, infak dan sedekah. Bahkan Rasulullah saw menempatkan posisi terhormat bagi mereka yang berinfak dari hasil kerjanya sendiri. Sabda Rasulullah saw.:“Tangan di atas lebih baik daripada tangan yang dibawah”

Bahkan mereka yang bekerja atas dasar niat untuk menafkahi keluarganya diaktegorikan sebagai mujahid (pejuang) di jalan Allah. Allah SWT pun menempatkan mereka sebagai syahid (dunia) apabila meninggal saat bekerja untuk mencari penghidupan yang terbaik bagi keluarganya. Sabda Rasulullah saw: “Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bekerja dan barangsiapa yang bekerja keras untuk keluarganya, maka ia seperti mujahid di jalan Allah”.(HR. Ahmad)

ardiansy2426Avatar border
semutgulatAvatar border
lina.whAvatar border
lina.wh dan 3 lainnya memberi reputasi
2
278
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan