from picsart

Ini adalah tahun ketujuh dimana aku harus menyadari ketiadaanmu. Tahun terberat bagiku karena sadar benar sangat membutuhkan doamu. Pa, aku melewati setiap detik waktu penuh dengan airmata. Tahun-tahun dimana aku harus berjuang sendiri dan mengabaikan rasa sepi. Terkadang aku merenungi langit dan berharap angin membawakan salam untukmu. Aku sedih tanpamu. Sering terjatuh dan hampir menyerah, tapi kemudian berusaha tegar kembali. Aku tahu kau pergi bukan untuk membuat hati sepi. Kau ingin aku tegar dan melangkah penuh kepastian. Tapi, Pa. Sering aku lelah dan ingin meninggalkan semua. Ingin mengabaikan semua, dan hanya merenungi langit, mengangankan dirimu.

Pa, bisakah kau dengar doaku? Untaian kata rindu yang selalu terlantun di lima waktuku. Aku rindu padamu, Pa. Di setiap tetesan airmata pada peraduan terukir kalimat kerinduan tak terperi. Bisakah kau pinta para bidadari mengantarmu sejenak ke bumi? Aku ingin memelukmu, menginjakkan kakiku di kakimu lagi. Lalu kita akan berputar, berdansa mengikuti irama kakimu. Aku ingin tertawa dalam dekapanmu.