Sekeping rindu menancap dalam kalbu
Asmaraloka membuncah merasuk jiwa
Membara hati membisu rasa
Aku yang sendiri
Aku yang kini berdiam sepi
Menanti kau datang kembali

Assalamualaikum, hai, apa kabar kakak di sana? Aku harap kakak di sana baik-baik aja ya. Gimana mondoknya, apa lancar semua? Sudah hafal berapa kitab nih? Ngomong-ngomong udah hafal kalimat ijab belum buat nikahin aku nanti? Hehehe.

Oh iya kak, apa kakak juga merasakan rindu sepertiku? Apa rasa kakak masihlah sama seperti yang dulu? Atau, apa rasa kakak kepadaku sudah hilang di telan masa?

Satu tahun lebih kita menjalani hubungan tanpa status yang jelas. Lebih tepatnya, kita dulu hanyalah saling mengungkapkan rasa yang kita miliki tanpa menjalin sebuah hubungan yang pasti. Dan mungkin, Allah juga sedang berbaik hati kepada kita, sehingga kita memiliki rasa yang sama. Rasa saling mencinta walau tak pernah saling bersua secara langsung.

Hal konyol yang sangat aku ingat adalah bagaimana dulu kita saling memberikan semangat untuk melaksanakan Ujian Tengah Semester, saling melempar senyuman hangat. Ucapan semangat adalah ucapan yang pertama kali kita lontarkan untuk memulai kisah kita saat itu. Aneh bukan? Kita saling memberikan senyum dan semangat padahal kita sendiri belum saling mengenal, hehehe. Jangankan mengenal, saling bertukar ucapan pun tidak pernah sama sekali.

Apa kakak tau, bahwa sebenarnya aku sudah mengagumimu semenjak kita belum saling ucap semangat loh? Bahkan sebelum aku tau nama kakak itu siapa. Aku pernah melihatmu sekali semasa kita rapat OSIM pertama kali. Dari caramu menyampaikan pendapat, entah aku sudah mulai kagum terhadapmu. Tapi itu hanyalah sementara, karena setelah itu aku tidak lagi menemukan dirimu kala rapat berlangsung. Dan kata orang-orang, ternyata kakak udah keluar dari OSIM lantaran tidak suka dengan sebuah organisasi.

Kisah cinta rumit kita, aku harap bisa menjadi semangat buat menyatukan hubungan kita untuk ke jenjang yang lebih halal lagi. Walaupun ada banyak pertentangan, aku ingin kita bisa menjalani semuanya bersama. Jujur, aku dulu bilang ibu tidak merestui hubungan kita itu karena kita jauh. Aku di Jombang, kakak ada di Cirebon. Ibuku hanya ingin nanti semasa tua, Ibuku ada yang merawat. Berkumpul dengan anak, menantu serta cucunya.

Tapi ternyata kakak malah salah faham, kakak langsung emosi, dan akupun juga ikut emosi. Yang pada akhirnya kita saling memutuskan untuk mengakhiri kisah cinta di antara kita. Tapi aku bahagia, setidaknya aku masih mengetahui bahwa kamu sekarang masih ada rasa terhadapku. Rasa cinta dan sayangmu terhadapku tidaklah berubah. Terima kasih karena telah mengungkapkan kepadaku beberapa hari yang lalu...

Semoga kalau memang benar kita berjodoh, kita mampu menjalani kisah kita bersama dengan lapang dada, dengan rasa bahagia. Aku juga mencintaimu, rasaku masihlah sama, belum berubah sedikitpun. Sama sepertimu...

Salam kasih hanya untukmu dari adek yang selalu meminta yang terbaik kepada-Nya untuk hubungan kita di masa yang akan datang. Wassalamualaikum