faiztapora
TS
faiztapora
AMBYAR!! Lamaranku Ditolak
Diantara soreyang jingganya masih ranum. Usai memarkirkan sepeda motorku. Kuberanikan diriku untuk melangkah masuk menyusuri halaman dari sebuah rumah berwarna jingga jeruk. Teras yang asri berhias beberapa pot aglonema di sekitar kursi dan meja yang ada di sana. Dua sangkar burung yang menggantung di plafon langit-langit teras, sedikit bergoyang bersama hembus angin yang entah tiba-tiba berkelebat. Nyaris tak ada keciap maupun kicau dari penghuni-penghuni sangkar.

Pintu rumahnya sudah terbuka lebar, namun tak seorangpun terlihat. Ku ketuk kaca jendela di sebelah pintu masuk. Tak ada jawaban. Ku ketuk untuk kali kedua. Pun sama, hening.

Suasana ruang tamu masih sama seperti hari-hari biasa. Dimana aku memang sering menjadi tamu biasa. Sangat biasa hingga tak lagi layaknya tamu. Orang-orang disini, sudah menganggapku keluarga. Dan rasanya pun aku sangat ingin menjadi bagian keluarga ini. Karenanyalah, hari ini, dengan iringan sayup azan ashar sore ini aku datang. Mengutarakan maksud baik.

O.. aku melupakan sesuatu. Aku belum melepas sepatuku, dari tadi. Segera aku berjongkok melepasnya.

Spoiler for ilustrasi : lepas sepatu:


Quote:

Aku sedikit terkekeh, tersipu.

Quote:

 

***

Quote:

Aku kembali duduk di sofa ruang tamu, ditemani beberapa cemilan yang tersedia di meja.

Entah, dag-dig-dug jantungku semakin kencang berdebar. Seluruh badan, terutama tangan dan kaki terasa gemetar. Keringat sedikit demi sedikit mulai berembun dari permukaan kulit tangan dan lenganku. Ah, beginikah rasanya? Dimana aku hendak bermaksud serius mengambil keputusan.

Kuseka keringat yang tiba-tiba menetes dari kening. Dengan tisu yang kudapatkan di meja. Kenapa malah jadi grogi seperti ini, kesalku.


Quote:


Seketika saja, suara itu membuyarkan kepanikan yang menghinggapiku. Pecah, makin bertambah kacau dalam benak pikiranku.


Quote:


Ah, semakin tak terkendali bicaraku. Woi.. jaga sopan santun. Ini momen serius. Harus bisa diniliai bagus. Agar lulus, jadi calon menantu, nikah terus. Ups, terus nikah. Gerutuku dalam hati.

 

Quote:

 

Aku makin kikuk. Tak tahu lagi mau ngomong apa.

*** 

Quote:

 

Quote:

Dua orang dihadapanku saling berpandangan. Dahi mereka sama-sama berkernyit.

Quote:

celetuk ibunya Vira, sembari sedikit tersenyum.

 

Kutarik dalam-dalam nafasku. Ku hembuskan perlahan. Berulang kulakukan. Tanpa sadar dua orang didepanku terus memperhatikan ulahku, sambil senyum-senyum.


Quote:

 

Seperti kerasukan sesuatu. Aku menyatakan maksud dengan berkata tanpa jeda. Seperti laju kereta saja.

Keduanya, ayah dan ibu Vira hampir-hampir tak bisa menahan tawa mereka. Namun tiba-tiba suasana menjadi hening, senyap tanpa suara.

 

***

Quote:


Ibunya Vira memecah kebekuan. Sementara aku, sudah sedikit berkurang gemetaran yang menggerayangi badang.


Quote:


 

Kami semua mempersaksikan, bahwa Vira mengangguk. Memberi sebuah jawaban penuh arti. Aku bernafas lega. Rasanya, senyumku mulai berkembang. Bunga-bunga serasa bermekaran, menebar aroma wangi. Aku bahagia.

 

Quote:


 

Pernyataan ayah Vira, yang sungguh jauh dari harapan. Seketika mendengarnya, jantungku seakan berhenti berdetak. Hingga semua terdiam. Kembali kaku, beku seperti es antartika.

 

Quote:

 

Vira terisak, berlari masuk ke dalam. Sementara aku hancur. Benar-benar hancur berkeping-keping. Ambyar.[fz]

 

Diubah oleh faiztapora 23-01-2020 06:15
Gimi96NadarNadznona212
nona212 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
6.7K
64
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan