i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Kunjungi Korban Banjir di Kampung Melayu, Anies Didamprat Warga
emoticon-Ngakak



Kunjungi Korban Banjir di Kampung Melayu, Anies Didamprat Warga

"Gak, enggak usah tanya- tanya. Ini saya cuma mikirin keluarga saya," kata dia sambil pergi.

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapatkan protes dari warga kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, yang terdampak banjir, Rabu (1/1/2020) malam.

Warga protes banjir semakin meningkat intensitasnya karena air kiriman dari daerah Selatan sudah tiba di Jakarta pada Rabu malam.

Protes pertama datang dari seorang pria yang tidak diketahui namanya. Da protes kepada Anies, karena listrik tetap menyala.

Padahal, keluarganya masih berada di dalam rumah dan air banjir sudah merendam kediamannya.

"Mana katanya sudah mati, nyatanya belom mati, saya sudah telepon 3 kali tapi gak mati-mati. Saya juga ingin yang terbaik buat keluarga saya. Saya suka bapak, tapi setidaknya koordinasi yang di bawah harus baik," kata pria berbaju merah muda itu sambil terdengar emosi.

Saat dihampiri oleh wartawan untuk wawancara, pria tersebut menolak.

"Gak, gak usah tanya- tanya. Ini saya cuma mikirin keluarga saya," kata dia sambil pergi meninggalkan wartawan.

Protes kedua datang dari seorang ibu yang datang menghampiri Anies sambil menangis dengan alasan serupa.

"Pak tolong ini, anak saya masih di bawah ga ada yang nemenin. Listriknya sudah bener tadi mati, kenapa dinyalain lagi?" kata Ibu rumah tangga itu sambil tersedu- sedu.

Menanggapi protes tersebut baik Anies, maupun Wali Kota Jakarta Timur M Anwar yang ada di lokasi segera menelpon pihak PLN untuk segera memadamkan listrik.

Tak lama berselang, kondisi lampu yang terang menjadi gelap seketika dan diikuti riuh warga.

"Akhirnya," kata warga ramai- ramai.

Untuk diketahui, saat ini kondisi Kampung Pulo tergenang air hampir dua meter yaitu sebesar 180 sentimeter akibat air kiriman yang berasal dari wilayah Selatan Provinsi DKI Jakarta.
sumber

******

Akhirnya.
Ada yang berani bicara apa adanya juga dengan Anies di lapangan. Padahal kalau aja boleh menyentuh sedikit wajah Anies, pengen banget nampar muka dia.

Harapan banyak masyarakat DKI Jakarta yang malam ini masih tergenang banjir agar luapan banjir segera surut nampaknya harus sedikit bersabar, sebab malam ini hujan kembali mengguyur Jakarta.

Tadi istri dan anak TS iseng berkeliling dengan motor. Pondok Jaya, tempat dimana Rhoma Irama bermukim menurut dia masih tergenang banjir dan belum bisa dilalui kendaraan bahkan truk sekalipun sebab ketinggiannya masih diatas 1 meter. Jalan Kapten Tendean juga masih terputus tak bisa dilalui. Jalan Bank masih diblokir. Kemang Raya masih tinggi. Alhasil untuk menuju wilayah Kemang dari Jalan Raya Mampang hanya mengandalkan lewat perempatan Pejaten Village.

Konsep penanganan banjir era Anies memang amburadul. Wilayah yang tadinya bagus progres penataannya agar terhindar dari banjir harus terhenti. Semua karena alasan keberpihakan. Padahal kalau sebuah wilayah tak mau ditata, imbasnya menyebar kemana-mana.

Ciliwung di 16km yang sudah ditata jelas tak akan mendapat luapan banjir. Tapi ibarat bentuk botol, kawasan yang belum ditata ibarat leher botol. Ketika disana tersumbat, aliran air tidak lancar, maka itu akan berbalik meluber kebelakang. Imbasnya yang sudah tertata akan terkena banjir juga. Ini yang tidak dipahami saat Anies mendebat Menteri Basuki.

Coba berpikit tentang dua botol yang kepalanya disatukan berjajar. Jika badan botol kesatu adalah wilayah yang sudah ditata, sementara leher botol kesatu dan kedua adalah wilayah yang belum ditata, lalu badan botol kedua adalah wilayah yang juga sudah ditata, maka wilayah yang sudah ditata yang dimaksud di botol kedua tak akan berdampak jika ada banjir karena aliran air lancar. Ini juga tak dipahami Anies. Entah apa kerja TGUPP.

Anies ini tipikal manusia sombong. Dia tak pernah mau mengaku salah. Jika berpikir bahwa orang yang punya gelar PhD pasti pintar, sekarang kita punya contoh untuk membantahnya. Sebut aja Anies.

Berapa drainase vertikal yang sudah dibuat Anies? Berapa diameternya? Berapa dalamnya? Hitung volumenya. Lalu bandingkan dengan volume air hujan dan air kiriman dari luar Jakarta. Sanggupkah menampung?

Bahkan jika hanya air hujan yang mengguyur Jakarta tanpa adanya air kiriman dari wilayah luar Jakarta, Jakarta tetap akan banjir jika penanganan Anies tetap seperti ini.

Berterima kasihlah pada bapak-bapak yang berani bicara ketus sama Anies dihadapan banyak orang. Bersyukur bukan TS yang bicara. Kalau TS yang bicara, ceritanya bisa lain.

Kalau ada yang bertanya, kenapa Kampung Pulo dan Bukit Duri masih terkena banjir? Ini jawabannya :

Ciliwung Dibeton di Era Ahok, Mengapa Kampung Pulo Masih Banjir?


knoopyAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 38 lainnya memberi reputasi
37
13.3K
126
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan