esportsnesiaAvatar border
TS
esportsnesia
Melihat Kesuksesan Fortnite: Battle Royale (Bagian 2)


Perjalanan dari posisi yang bukan apa-apa hingga menjadi bagian dari sejarah masyhur sudah terlebih dahulu dijelaskan pada bagian satu dari Sejarah Fortnite: Battle Royale.

Topik menarik berikutnya yang bisa kita amati dari fenomena ini adalah, apakah Fortnite bisa berumur panjang? Apakah konsep Battle Pass musimannya bisa mempertahankan para pemainnya untuk kembali bermain?

Epic Games tentu harus mempunyai banyak jurus rahasia untuk menjawab hal ini.

Season 4: Fortnite dan Esports

Melihat kembali semua season sebelumnya, di season 4 inilah akhirnya Fortnite bisa menunjukkan jati dirinya. Untuk pertama kalinya item kosmetik penyemprot grafiti serta outfits yang bisa diperoleh seiring bertambahnya level pemain, ditambahkan ke dalam permainan.

Di musim ini juga, alur cerita aneh dari Fortnite mulai muncul. Dalam perjalanannya menuju season 4, sebuah peristiwa meteor terjadi. Kejadian ini membawa perubahan besar untuk peta yang dimainkan. Lokasi “Dusty Depot” hancur!



Hal ini menunjukkan bahwa peta permainan yang selama ini kita kenal akan mengalami perubahan dramatis sebagai bagian dari evolusi game. Dan seiring musim ini berjalan, permainan juga kembali memberi kejutan kepada para pemainnya.

Pada tanggal 30 Juni 2018, roket NASA diluncurkan; akan tetapi, kejadian peluncuran roket tersebut juga dihadirkan dalam game! Sungguh sebuah pengalaman perdana dimana apa yang terjadi di dunia nyata bisa turut dirasakan di dalam dunia game.
Di musim ke-empat ini juga Fortnite menghadirkan kendaraan pertamanya yang disajikan dengan khas komedi Fortnite sebagai shopping cart.



Tren ini masih terus berlanjut hingga memasuki hypeAvengers: Infinity Wars, dimana pada Mei 2018, Thanos dan Infinity Gauntlet dihadirkan ke dalam permainan!
Pada tanggal 22 Mei 2018, Epic Games menjatuhkan ‘bom’ yang mengumumkan bahwa Fortnite akan menyediakan 100 juta dolar Amerika untuk pertandingan esports hingga akhir tahun 2019.

Dalam sekejap, permainan yang awalnya terlihat menyenangkan namun tidak kompetitif, tiba-tiba menjadi salah satu ajang esports terbesar di dunia.

Pengumuman ini juga yang menyebabkan ledakan pemain Fortnite yang mencapai 125 juta user pada bulan Juni 2018 untuk platform iOS, mengingat Fortnite sudah diluncurkan sejak Maret 2018.

Epic Games juga mengadakan acara amal sebesar 3 juta dolar Amerika di acara Fortnite Pro-Am di E3 pada tanggal 12 Juni 2018 kemarin. Acara perdananya tersebut menghadirkan para top streamer untuk berbaur bersama para penggemarnya.

Acara ini lagi-lagi adalah sebuah gebrakan dari Fortnite bagaimana ia bisa mengubah sensasi dari menonton permainan seorang individu, menjadi sensasi menonton siaran esports.

Kesimpulan dari acara Pro-Am ini pun melahirkan pemenang, yaitu Tyler ‘Ninja’ Blevins, bersama dengan mitra selebritinya, Marshmello. Jumlah audiens streaming di Twitch mencapai 1 juta penonton di semua saluran siaran, membuat sebuah rekor baru untuk Fortnite.

Setelahnya, Blevins mulai menjalin hubungan kemitraan sponsorship dengan Red Bull dan mengumumkan projek esports pertama mereka: “Red Bull Rise Till Dawn” yang akan berlangsung sebagai kompetisi sepanjang malam dan memiliki siaran langsung pada 21 Juli.

Season 5: Pertempuran di Musim Panas dan “Kevin”

Setelah pengumumannya pada bulan Mei, ajang esports Fortnite dimulai melalui Summer Skirmish, serangkaian acara turnamen online yang berlangsung dari 14 Juli hingga 25 Agustus. Peluncuran ini hanya dua hari setelah awal Season ke-5, yang juga meresmikan kedatangan kendaraan serius pertama.



Dengan hadirnya kendaraan baru, rift, dan juga perubahan pada desain peta, Epic Games berhasil membuat sebuah standar bahwa beradaptasi terhadap fitur baru akan menjadi sebuah prasyarat bagi para pemain esports untuk bisa sukses.

Dalam upayanya menjadi sebuah game kompetitif, atau esports; Epic tidak serta merta menjalankan Summer Skirmish dalam format skor tunggal layaknya turnamen satu malam, melainkan berdurasi 8 minggu dengan sistem pengumpulan poin dan babak eliminasi.

Di bulan Agustus, Epic Games kembali mengambil langkah mengejutkan. Fortnite: Battle Royale diluncurkan di Android, dan tanpa melalui Google Play Store!

Langkah yang sangat kontroversial ini tentunya memberi peluang bagi para pemain terkena serangan pada piranti ponsel pintarnya; namun Epic berpendapat bahwa ini didasari karena biaya dari Play Store terlalu mahal.

Game ini pertama kali diluncurkan secara eksklusif untuk para pemilik Samsung Galaxy S9, sebelum membuka akses bagi komunitas Android yang lebih luas.
Baca juga:  CEO Newzoo: Analitik Esports Telah Mencapai Tahap Dua

Popularitas Ninja sendiri terus meningkat, dan pada bulan Agustus 2018; ia resmi menjadi streamer Twitch pertama yang melampaui 10 juta pengikut.



Kembali ke peristiwa dalam game. Kali ini, muncul sebuah kejutan berupa kemunculan sebuah kubus ungu raksasa pada 25 Agustus 2018. Cube ini secara perlahan bergerak ke arah Loot Lake, dan para pemain pun menjulukinya “Kevin.”



Pada tanggal 19 September, si Kevin larut dengan Loot Lake dan mengubah sifat danau itu menjadi permukaan yang pantul, seperti trampolin.

Dua hari setelah Kevin menghilang, pada tanggal 21 September 2018, Skirmish Series edisi Fall pun dimulai, tentunya setelah mengalami perubahan besar pada peta.

Berlangsung selama empat minggu, turnamen ini pun masuk ke Season6, dimana perubahan lebih lanjut akan terus terjadi, khususnya di Loot Lake.

Ketika permainan mendekati Season 6 dan melewati ulang tahun pertamanya, dengan pertumbuhan di arah yang benar; tampaknya Epic Games sedang mempersiapkan diri untuk semakin memanfaatkan kesuksesan Fortnite untuk bisa mengalahkan salah satu rivalnya dalam industri game, yaitu Valve.

Sumber : Esportsnesia
0
520
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan