Perkembangan teknologi banyak sekali mempengaruhi kehidupan dan memberikan dampak pada gaya hidup dimana semakin sering menjadi kebiasaan.

Memiliki pasangan entah suami, pacar, Teman rasa pacar, atau Hubungan tanpa status dengan asas rasa cinta😂😂 adalah hal banyak terjadi di kehidupan sosial, karena dengan meningkatnya tekanan hidup pasangan menjadi sebuah kebutuhan untuk beberapa kalangan.

Namun pasangan bisa menjadi pisau bermata dua, menjadi melindungi atau malah menyakiti. Untuk itu perlu di ketahui masalah untuk dapat memtakan masalah dan mencari solusi terbaik.

Dibawah akan dibahas tanda-tanda pasangan yang harus di tinggalkan:

1. Memaksa mengikuti keinginan sepihak

Hal ini mungkin bisa diterima dengan alasan yang logika, namun bila sudah sampai ditahap memasuki kenyamanan kita, pertimbangkan lah sebelum menjadi semakin parah. Karna sebuah hubungan adalah 2 pemikiran menjadi satu dan sejalan.

2. Terlalu kepo

Menjadi pasangan memang harus saling percaya dengan komunikasi yang terjalin agar tidak terjadi praduga yang dapat menjadi masalah hingga berujung pada perpisahan. Namun walau memiliki pasangan kita tetap harus memiliki wilayah privasi dimana ada hal-hal yang tidak kita ingin bagikan. Pasangan yang benar tidak akan memaksa, sehingga jika tiba waktunya pasti akan diberitahukan.

3. Temperamental

Setiap orang normal memiliki emosi yang bisa berubah karena sebuah kejadian, pemikiran, atau kenyataan lainnya yang berhubungan dengan diri seseorang tersebut. Menjadi pasangan adalah menjadi melengkapi bukan menyakiti, jika emosi pasangan menjadi pisau yang menyayat, secara fisik ataupun verbal, langsung move on karna pasangan bukan pelampiasan emosi yang salah.

4. Kebohongan
Hal menjadi penting juga adalah kepercayaan dalam sebuah hubungan. Bahkan ada pepatah, lebih mudah mendapatkan perhatian daripada kepercayaan. Dalam hal kepercayaan adalah kejujuran yang menjadi tombaknya. Kebohongan yang menyakitkan adalah kebohongan orang yang kita percaya, sehingga menjadi pertimbangan mendalam saat ini terjadi, baik sengaja maupun tidak.





Lebih baik terlambat daripada salah pilih, dan untuk yang sudah memilih perpisahan dalam sebuah pernikahan sangat tidak dianjurkan, sehingg diskusi dan pengertian kedua belah pihak harus dilakukan dengin kepala dingin