noldeforestasi
TS
noldeforestasi
PBB dan IMF Tagih Janji Jokowi Gebuk Batubara


Inilah yang terjadi ketika para pengurus negeri ini hanya menebar janji dan janji dan janji, tanpa menunjukkan komitmen yang serius untuk memenuhi janji tersebut.

Saat menghadiri acara Indonesia Mining Award 2019 yang dihadiri para pengusaha tambang kelas kakap di Ritz Carlton, Rabu (20/11), Presiden Jokowi bercerita dirinya kembali mendapat teguran serius dari petinggi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Dana Moneter Internasional (IMF) soal batubara.

Tidak tanggung-tanggung, sentilan itu keluar dari mulut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres saat pagelaran ASEAN Summit di Bangkok, Thailand pada 1-4 November lalu.

Teguran juga datang dari Managing Director IMF Kristalina Georgieva. Orang nomor satu di organisasi moneter internasional itu juga mewanti-wanti sang eks Walikota Solo soal masih tingginya penggunaan batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik di Indonesia.

https://m.kontan.co.id/news/jokowi-p...ubara?page=all

Kenapa ada kata "kembali"? Karena ternyata "teguran" serupa sudah pernah juga dilayangkan oleh PBB sewaktu menggelar Climate Change Action Summit di New York, Amerika Serikat, 21-23 September 2019 lalu.

Dari tiga hari pelaksanaannya, sidang ini menghasilkan dokumen 'The Ambition Call' yang berisi rekomendasi aksi perubahan iklim untuk negara-negara anggota PBB, termasuk Indonesia.

PBB mengingatkan bahwa emisi karbon Indonesia lebih tinggi dari negara-negara anggota G20 lainnya. Indeks emisi karbon rata-rata negara anggota G20 tercatat sebesar 8 per kapita, sementara Indonesia ada di angka 9,2 per kapita.




Mereka bilang, jika pemerintah Indonesia terus bersikap business as usual tanpa adanya usaha serius dalam mengurangi bahkan menyetop pembangkit listrik berbahan bakar batubara, maka tahun 2020 emisi karbon Indonesia akan mencapai puncaknya.

https://m.kbr.id/berita/internasiona...ra/100585.html

Kekhawatiran itu sangatlah masuk akal mengingat energi Indonesia masih didominasi batubara. Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028, dalam tiga tahun ke depan Indonesia bahkan akan terus meningkatkan kapasitas pembangkit listrik batubara yakni: 62,7% (2019), 65,5% (2020) dan 68,2% (2021).

RUPTL tersebut menjelaskan bahwa Indonesia baru akan mengurangi penggunaan batubara mulai tahun 2022. Itu pun tidak langsung masif. Sampai tahun 2028 mendatang, batubara diproyeksikan masih akan menopang sekutar 54% dari total kebutuhan listrik nasional.

Kembali ke teguran-teguran tadi, apa jawaban yang diberikan Jokowi?

"Saya jawab, sekarang masih dibutuhkan. Nanti kami switch ke energi baru terbarukan, baik yang sudah kami coba, seperti angin di Sidrap dan Jeneponto atau hydropower di Mambamo, Sungai Kayang, atau geothermal."

Mungkin karena sudah terbiasa berjanji, jadi terdengar enteng sekali menjawabnya...

Reaksi ideal yang kita harapkan justru muncul dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Beberapa waktu lalu dirinya kerap kali diundang berkali-kali dalam acara konferensi energi baru terbarukan (EBT). Dan ketika berbicara dalam forum-forum tersebut, ia mengaku seringkali jengah dengan Menteri ESDM kala itu, Ignasius Jonan.

Jonan berulangkali membangga-banggakan soal pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) atau kebun angin yang ada di Sidrap, Sulawesi Selatan. "EBT apa, fotonya itu ada angin di Sidrap, itu dipamerin terus, padahal itu hanya berapa megawatt? Ya bagus sih fotonya keren, jangan bangun cuma untuk digambarin aja."



Sri Mulyani juga mengatakan, Kementerian ESDM juga kerap mepresentasikan solar cell, panas bumi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Padahal jumlahnya tidaklah seberapa. "Solar cell itu berapa, do we have geothermal? nggak juga, hydro? Indonesia yang katanya mayoritas air, do we have hydro, yes we do. Ya sebatas untuk bikin presentasi."

https://m.detik.com/finance/energi/d...rgi-terbarukan

Harus diakui pemanfaatan energi terbarukan di Tanah Air sangatlah minim. Menteri ESDM Arifin Tasrif bilang, pemanfaatan energi baru terbarukan di Indonesia masih berada di angka 8% dari total potensi keseluruhan yang mencapai kurang lebih 400 giga watt.

Artinya, penggunaan energi terbarukan di Indonesia masih sekitar 32 giga watt saja. Padahal pemerintah memasang target bauran energi terbarukan di Indonesia sebesar 23% pada 2025. Jauh panggang dari api...

Teguran sudah terlontar disana-sini.. Tapi janji Jokowi jauh dari realisasi .. Kalau sudah begini, mari kita bersiap diri.. Hingga Rezim Nawacita jilid II usai nanti, Indonesia masih akan tetap seperti ini..
Diubah oleh noldeforestasi 22-11-2019 03:40
cloudstrife1987jeffrey.maulana4iinch
4iinch dan 12 lainnya memberi reputasi
7
11.6K
137
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan