Yunani dengan sejuta pesonanya adalah sebuah negara yang jadi impian banyak orang. Salah satu yang katanya paling memanjakan mata, hati, dan nurani adalah Semenanjung Mani. Jazirah yang disebut-sebut rumah dari para Dorian dan Spartan di masa lalu.

Kepingan dunia masa lalu masih tersimpan dan terjaga di sini. Seolah tak tersentuh oleh modernisasi, GanSis, karena memang medan yang cukup sulit untuk menuju tempat ini. Dikutip dari tulisan dan pengalaman Dos Kinas dan Vėjūnė Rimašiūtė dari situs , Jazirah Mani sebelumnya hanya bisa diakses melalui jalur laut untuk perjalanan tercepat.

Namun baru-baru ini dibuka akses jalan yang tak terlalu lebar dan tak juga mulus di sepanjang garis pantai barat Yunani. Jalanan ini terbentang dari Kalamata menuju ke Akrotainaro yang merupakan bagian paling selatan dari Yunani. Jalanan ini menyambung lagi ke utara ke kawasan Gytheio. Kamu harus menempuh ratusan kilometer untuk melihat indahnya pedesaan di Jazirah Mani.

Beberapa desa yang dikunjungi oleh Vėjūnė Rimašiūtė dan Dos Kinas menampilkan pesona yang nggak akan didapatkan di belahan dunia manapun. Beruntung banget negara ini masih mempertahankan keaslian dari sisa-sisa masa lalu yang bisa dinikmati oleh masyarakat modern seperti sekarang ini.

Beberapa lokasi yang didatangi mereka antara lain:

Village of Kardamyli



Menuju ke tempat ini kamu harus mengarungi trail E4 (European long distance path) dari Diakopto sepanjang 240 kilometer. Di hari yang cerah kamu akan melihat pemandangan lautan luas menyatu dengan langit biru.

Village of Stoupa



Vėjūnė Rimašiūtė dan Dos Kinas menyebut tempat ini sebagai lokasi yang cocok untuk wisata bersama keluarga. Pantai yang tenang dengan air jernih dan bangunan-bangunan antik di sekitarnya memberi pemandangan Yunani yang khas, seperti dalam film Mamma Mia.

Village of Lumeni



Tempat ini menawarkan ketenangan. Kalau kamu ingin menghabiskan waktu liburan dengan menyendiri, menikmati waktu menulis dan menggali ide untuk buku, novel, atau proyek kamu selanjutnya bisa banget dilakukan di sini.




Pantainya juga tenang, nggak terlalu dalam jadi kamu bisa snorkeling, pasir putih dan air benih yang membuat mata kamu segar!

Village of Aeropoli



Ini adalah lokasi transit dari perjalanan Vėjūnė Rimašiūtė dan Dos Kinas di Semenanjung Mani. Desa ini terbilang sangat kuno dan masih terasa nuansa masa lalunya. Ada banyak wisatawan yang akan kamu temui kalau kamu terus berjalan. Tapi stay sebentar di sini pun bukanlah sebuah pilihan yang buruk.



Caves of Diros



Gua Diros adalah salah satu yang paling panjang di dunia. Kamu bisa mengeksplor gua ini dengan menaiki kapal kecil yang dipandu oleh ferrymen hingga ke ujung yang lainnya. Kalau kamu ke sini kamu harus banyak bawa koin lokal untuk membayar.

Village of Vathia



Lokasi ini menawarkan reruntuhan-reruntuhan yang pastinya akan sangat estetik untuk feed Instagram kamu. Dari ketinggian kamu bisa melihat bukit-bukit, lautan, hingga pedesaan yang ada di bawah sana. Garis pantai terlihat jelas dan kelokan jalan pun menjadi pemandangan khas di Desa Vathia.



Wild beach of Marmari



Mengunjungi pantai lain? Kenapa nggak! Pemandangan di Marmari dilengkapi dengan bukit yang tak terlalu sulit untuk didaki. Di puncaknya kamu akan menemukan reruntuhan bangunan lain dari masa lalu.

Cape Tenaro



Di sini adalah lokasi perbatasan antara laut Aegean dan Ionian. Ada pintu masuk Hades menuju kuil Poseidon. Menurut legenda, di sini juga jadi lokasi ketika Hercules menyeret Cerberus, anjing berkepala tiga, sebagai salah satu dari 12 tugas yang diberikan kepadanya. Tempat ini, menurut Vėjūnė Rimašiūtė dan Dos Kinas, seperti ujung dunia.



Porto Kagio

Perjalanan Vėjūnė Rimašiūtė dan Dos Kinas  ditutup di Porto Kagio. Selonjoran di pinggir pantai sambil meneguk martini akan sangat seru sekali.



Mau banget kan, ke Yunani?