tafakoer
TS
tafakoer
Ketika Maaf Hanya Sekedar Kedok
Melihat fenomena di zaman ini banyak sekali yang menarik untuk disoroti, terutama sesuatu yang viral seringkali ditemukan di mana saja mulai dari sesuatu yang tak penting hingga sesuatu yang penting ada di masa kini. Pro kontra seringkali muncul saat sesuatu yang viral itu hadir terlebih bila sesuatu yang viral tersebut adalah sesuatu yang negatif dan penuh dengan kontroversi di dalamnya. Dunia maya turut andil dengan banyaknya sesuatu yang viral di masa kini hingga menjadi perbincangan banyak orang.

Credit : ytimg.com

Salah satu hal yang menarik untuk disoroti adalah permintaan maaf. Hampir di setiap waktunya setiap kasus yang viral dan membuat gaduh banyak orang pasti ujungnya meminta maaf. Hal ini seringkali terlihat permintaan maaf dari para konten kreator di dunia maya yang sebelumnya berbuat salah mulai dari membuat konten yang memfitnah orang lain, menyampaikan ujaran kebencian, menampilkan konten yang tak pantas bagi anak-anak dan lain sebagainya.

Meminta maaf itu adalah sesuatu yang baik, karena sudah semestinya orang yang berbuat salah harus meminta maaf. Hal tersebut lebih baik daripada berlaku salah namun tak mengaku salah ataupun di desak dan ditekan oleh banyak orang baru kemudian meminta maaf. Memang sudah semestinya orang berbuat salah meminta maaf dengan segala kegaduhan yang telah tercipta sebelumnya, namun terkadang dibalik kata maaf itu seringkali hanya sebuah kedok bagi seseorang untuk terhindar dari hal-hal tertentu seperti dipenjara dan lain sebagainya.

Ketika maaf hanya sekedar menjadi kedok tentu hal tersebut seakan menjadi ironi tersendiri. Saat orang tersebut meminta maaf dan melakukan kesalahan lagi tentu hal tersebut menjadi sebuah pertanyaan mengapa orang tersebut tak belajar dari pengalamannya di masa lalu. Hal wajar bila sebagian orang menganggap bila maaf saja tidaklah cukup karena sudah semestinya terkadang orang yang melakukan kesalahan dan viral hingga merugikan orang lain sudah selayaknya dihukum agar timbul efek jera baginya.

Viral lalu minta maaf, itu dan itu saja seakan tak ada habisnya. Entah mengapa banyak orang melakukan kesalahan dan tak belajar dari pengalaman orang lain. Tak hanya mereka yang membuat status di media sosial saja yang viral, namun juga para konten kreator juga pun seringkali viral karena perilaku buruknya. Maaf seringkali menjadi sebuah tameng bagi dirinya untuk melindungi dari tekanan, hal wajar bila mereka yang berbuat kesalahan yang fatal kata maaf saja tidaklah cukup dan butuh hukuman untuk membuatnya jera.

Credit : tribunnews.com

Viral lalu minta maaf dan juga menjadikan maaf sebagai kedok tentunya menjadi pelajaran untuk kita semua baik para pengguna media sosial maupun para konten kreator untuk hati-hati dalam menyebarkan sesuatu hal. Terkhusus bagi para konten kreator sudah semestinya berpikir ulang untuk membuat sebuah konten. Jangan hanya karena views dan juga pendapatan hingga tak menyadari resiko di lain hari yang ujungnya repot sendiri. Daripada membuat salah hingga viral dan ujungnya meminta maaf sebagai kedok meredakan masalah lebih baik hindari untuk membuat kesalahan dengan tidak asal buat status atau buat konten agar tidak menimbulkan permasalahan di lain hari. Demikian paparan tulisan ane kali ini, agan dan sista ingin menambahkan atau menanggapi? Silahkan sampaikan di kolom komentar dan sampai jumpa di tulisan selanjutnya. emoticon-Big Grin

Sumber : Opini Pribadi dan diolah dari berbagai sumber (via google)
Sumber gambar via google images
anasabilasebelahblog4iinch
4iinch dan 22 lainnya memberi reputasi
23
28.9K
157
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan