babygani86Avatar border
TS
babygani86
Kelemahan yang Dapat Menyebabkan Kita Gagal Menjadi Technopreneur
Teknologi telah berkembang sedemikian pesat dan mampu mempengaruhi berbagai sudut kehidupan manusia, tak terkecuali dunia usaha. Teknologi sudah menjadi bagian vital sebuah perusahaan untuk mendorong kemajuan usahanya. Mereka para pebisnis yang banyak memanfaatkan teknologi sebesar besarnya itulah yang kemudian berkembang dengan sebutan technopreneur.

Apa saja jenis bisnis yang berbasis teknologi, tentu sangat luas cakupannya. Semua bidang usaha nyaris semua menggunakan kekuatan teknologi. Mulai dari bisnis kuliner hingga traveling. Dari pelayanan kesehatan hingga birokrasi, semua memanfaatkan kehandalan teknologi untuk service maksimal kepada konsumen.



Teknologi yang utama digunakan sebagai pendukung usaha adalah internet. Bila semula teknologi internet masih menggunakan pc atau laptop untuk akses, lambat laun kini sudah jauh lebih mudah karena sudah disematkan ke perangkat yang lebih mobile, seperti smartphone. Perpaduan mobile dan internet inilah yang bisa mempercepat pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha sekarang.

Perbandingannya seperti ini. Untuk menjangkau 100 juta pemirsa, membutuhkan waktu bertahun-tahun. Internet membutuhkan waktu sekitar 8 tahun untuk merebut jumlah yang sama. Sementara teknologi mobile hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 tahun untuk jumlah pengguna yang sama di seluruh dunia.

Melihat fenomena demikian, khususnya di Indonesia, harusnya benar-benar memulai menggunakan teknologi khususnya internet, untuk semua bidang dan jenis usaha. Untuk bidangnya terutama infrastrukturnya. Misalnya, ketika kita ingin makan di sebuah restoran yang tempatnya agak jauh, bagaimana caranya agar kita bisa pesan selama di perjalanan sehingga ketika sampai di tempat, makanan sudah siap saji. Artinya, restoran itu mesti mengembangkan teknologi yang bisa melayani kebutuhan seperti itu dan semacamnya, termasuk juga di bidang contentnya.

Enterpreneur yang hendak memanfaatkan teknologi, perlu mengetahui beberapa hal berikut. Pertama, seorang enterprenur harus mengetahui masalah apa yang akan dihadapi. Enterpreneur mesti peka dan tahu cara memecahkan masalah itu. Apa yang dilakukan tiga sekawan dengan rbnb-nya (makelar kos-kosan) berbuah karena kepekaannya melihat peluang. Saat itu di AS sedang terjadi kelangkaan property, sementara turis banyak berdatangan ke negeri adikuasa itu. Tiga sekawan memanfaatkan teknologi internet untuk memasarkan kamar kos-kosan untuk disewa. Harganya tentu tidak semahal hotel. Disamping itu mereka memberikan value added dengan cara menyediakan jasa penjemputan ke bandara, melayani makan, atau menjadi guide ke tempat-tempat yang ingin dituju. Mereka akhirnya menuai sukses. Mereka melihat masalah, menawarkan peluang, dan akhirnya menuai uang.



Melihat fenomena seperti itu, tentu tantangannya, ide menjadi sangat murah. Tinggal bagaimana eksekusinya. Di saat informasi demikian meluber, tantangannya bukan seperti dulu di mana susah menemukan ide, sulit melihat peluang, dan kesulitan yang sejenis. Sekarang ide berkeliaran di sekitar kita, bahkan kita menemukan beragam ide yang peluangnya bagus. Namun kerapkali mentah di saat mengeksekusinya. Bahkan tak jarang, kebanyakan ide itu justru membuat bingung dan ragu untuk melangkah. Menjadi sangat banyak pertimbangan untuk mewujudkan ide itu, sporadis, dan tidak fokus.

Kelemahan lain yang membuat gagal eksekusi adalah maunya bekerja sendiri. Seseorang yang menguasai programing, misalnya, lalu merasa bisa melakukan segala sesuatu sendiri, membuat program sendiri, memasarkan sendiri, semua ingin dilakukan sendiri. Padahal yang demikian kini tidak berlaku lagi. Kini semua telah berkolaborasi, dengan siapa kita bekerjasama dan saling melengkapi.


Spoiler for Referensi:


0
1.3K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan