storm69Avatar border
TS
storm69
Budaya Kerja : Melempar Kesalahan ke Orang lain

Beberapa hari belakangan ini,
telah ramai dibicarakan mengenai pejabat A
yang melempar kesalahan atau tanggung jawabnya
ke orang lain.

Di sini TS tidak ingin menambah kekisruhan
dalam masalah tersebut karena bagi TS sendiri
budaya "melempar kesalahan ke orang lain"
bukanlah fenomena baru
tapi sudah ada bahkan sudah turun temurun.


Banyak istilah mengenai budaya ini, seperti "mencari kambing hitam", atau "melempar bola panas" (yang harus segera dilempar ke orang lain).

Dalam dunia kerja, budaya ini bukanlah sesuatu yang baru. Melempar kesalahan kepada bawahan atau rekan kerja pun sepertinya sudah biasa terjadi demi menyelamatkan diri sendiri.

Tidak hanya melempar kesalahan ke sesama rekan kerja, tapi bahkan mencari kambing hitam dari orang yang sudah resign, dimutasi atau dipecat.


Hal ini pernah ane alami sendiri ketika menggantikan suatu jabatan seseorang (dimutasi) karena orang tersebut sudah mau pensiun.

Selain harus beradaptasi dengan rekan kerja di divisi tersebut, ada masalah lain dengan tidak adanya serah terima pekerjaan atau laporan sebelum-sebelumnya. Data seakan dihapus dari muka bumi supaya tidak meninggalkan jejak. Dan ketika ane meminta data (dengan sopan dan baik-baik), orang tersebut menolak.
Di sini, ane hanya berpikir... untuk bekerja dengan ikhlas.

Tapi ane bersyukur, ane bisa melewati hal-hal tersebut dengan beberapa inisiatif :

1. Mengecek kondisi existing (keadaan sebenarnya) pada minggu pertama. Ane cek seluruh jumlah barang-barang inventaris yang berhubungan dengan lingkup pekerjaan. Pengecekan ini, ane tidak lakukan sendiri tapi meminta bantuan staff yang terkait.
Ada hal yang janggal, ane temui... yakni dalam kondisi pembelian (misalnya 100), laporannya ada 98 tapi kenyataannya hanya 28. Semuanya ane catat dalam bentuk tabel (termasuk data tanggal pengecekan) dan tangan tangan staff yang terkait.

2. Ane juga mencoba membuat formulir data barang keluar-masuk setelah pengecekan terbaru dengan rincian tanggal, nama pemakai dan sebagainya (termasuk tanda tangan yang menerima dan memberikan barang tersebut).

3. Mengajak diskusi secara santai para bawahan dan rekan kerja dengan mencatat segala permasalahannya.

4. Mendokumentasikan (berupa foto) segala kondisi yang berkaitan dengan lingkup pekerjaan.

Semuanya ane susun dalam suatu file.

Ane masih ingat, waktu itu sekitar 3 minggu setelah ane bekerja...salah satu direksi operasional menelepon ane untuk segera menghadap ke ruangannya.
Pertanyaan awal atau tepatnya makian dilontarkan ke ane ,"Coba elo ngaku, sudah berapa puluh atau berapa ratus juta yang sudah elo ambil dari uang perusahaan !!!"


Pertanyaan yang menyakitkan atau tepatnya tuduhan yang sangat merendahkan.

Tapi ane bersyukur dengan adanya data-data yang telah ane susun, itu justru menjadi perisai bahkan menjadi senjata yang ampuh.

Mengapa ? Karena dari situ, kita dapat mengetahui bahwa kitalah yang merubah manajemen yang sudah rapuh dan kita pulalah yang berusaha membuat segala sesuatu jauh lebih baik tanpa menjatuhkan orang lain.

Akhirnya, sebagai penutup...
tetaplah semangat dalam bekerja
walau banyak rekan kerja
yang ingin menjatuhkan dari berbagai arah.


Jujur kepada diri sendiri dan orang lain
adalah modal utama dalam bekerja.
Jujur akan menghapus ketakutan
dalam menghadapi berbagai tantangan
dan jujur tidak bisa dibeli
apalagi ditutupi dengan segala kebohongan.


Sumber gambar : google
Diubah oleh storm69 03-11-2019 21:46
evywahyuniAvatar border
samerin12Avatar border
knoopyAvatar border
knoopy dan 3 lainnya memberi reputasi
4
3.3K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan