Taman nasional di Indonesia ini sungguh bertebaran dari Sabang hingga Merauke sebanding dengan kekayaan alam Ibu Pertiwi yang tiada tara. Pemerintah tentunya memberikan dedikasi terbaik agar kekayaan alam ini dapat dilestarikan dengan baik, salah satunya dikonservasi. Hal itu menjadikan pariwisata Indonesia sebagai jalur pengenalan budaya kepada dunia Internasional. Mulai dari Taman Nasional Bunaken di Sulawesi Utara hingga Taman Nasional Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur.

Pulau Komodo? Pasti udah gak asing lagi kan GanSist denger kata Pulau Komodo. Apalagi ada isu yang mengatakan bahwa Pulau ini bakal ditutup. Lha terus gimana nasib komodonya? Yang dikhawatirkan bukan hanya komodo, tapi juga penduduk di sana. Yuk, langsung simak ulasan berikut.

Pulau Komodo yang telah menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO tidak hanya sebagai habitat komodo, tapi ditinggali pula penduduk asli Pulau ini. Kebayang kan gimana reaksi penduduk pribumi Pulau Komodo ketika mendengar pulau ini akan ditutup? Pastinya menolak keras. Karena bagaimana pun penduduk di Pulau Komodo telah hidup berdampingan dan harmonis dengan komodo. Tidak ada masalah yang signifikan untuk pulau ini ditutup.

Pulau yang luas ini dikelilingi lautan yang dulunya dijadikan sebagai mata pencaharian penduduk pribumi. Tapi, sudah sebagian besar penduduk Desa Komodo beralih mata pencaharian sebagai pelaku pariwisata. Kalau Pulau Komodo ditutup otomatis mata pencaharian itu pun akan terputus dan memperburuk ekonomi penduduk di sana. Terlebih jika resikonya ekosistem di laut akan rusak karena penduduk kembali menjadi nelayan dan berusaha mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara menggunakan metode yang dapat mengeksploitasi kekayaan laut di Pulau Komodo ini.

Pulau Komodo ditutup, penduduknya pindah? Penutupan pulau ini juga meresahkan penduduk setempat. Bayangkan kalau kita yang menjadi penduduk di sana, dari kecil hidup di sana, dan sekarang disuruh pindah, apakah kita rela pindah dari daerah sendiri? Belum lagi berat hati untuk meninggalkan berbagai kenangan dan peninggalan nenek moyang. Maka dari itu, penduduk Desa Komodo akan mempertahankan wilayahnya. Konon kalau penduduknya pindah, komodonya juga ikut pindah lho GanSist.hmm emang udah erat banget ya hubungan penduduk sana dengan komodo.

Jika penutupan Pulau Komodo benar adanya, maka ini akan menutup akses eksplorasi kekayaan alam dan budaya bagi para traveller. Walau masih banyak taman nasional lainnya, tapi wilayah konservasi ini juga menjadi kebanggaan tersendiri untuk dikunjungi. Apalagi komodo yang memang sudah jinak karena terbiasa hidup dengan manusia, memudahkan para wisatawan lokal maupun asing untuk bercengkerama dengan hewan purba satu ini.

Memang sih jika pulau ini ditutup, berarti Pulau Komodo ini akan semakin lestari dan bersih dari sampah. Karena biasanya sampah dibawa dari para wisatawan, kalau dibuang sembarangan di Pulau Komodo otomatis bakal merusak lingkungan terutama jika terjadi penumpukan sampah plastik di laut kan merusak kehidupan makhluk laut. Tapi, bukan berarti melestarikan itu harus membentengi antara manusia dan hewan. Interaksi manusia dan hewan pun merupakan interaksi alamiah untuk saling mengenal antarmakhluk di dunia ini.

Isu ini pun diperparah dengan harga berwisata yang akan naik selangit, yaitu jadi sekitar Rp14 juta karena Pulau Komodo akan dijadikan wisata eksklusif. Dari segi keuntungan, jelas akan sangat menguntungkan karena akan meningkatkan profit daerah. Itu jika yang berkunjung wisatawan asing. Tapi tidak bagi kita wisatawan lokal. Tentu ini membatasi kita untuk mengenal lebih dekat kekayaan di bumi pertiwi sendiri. Adanya isu kenaikan harga tiket ini menurunkan daya tarik para wisatawan juga. Bayangkan kalau kita udah berencana akan berkunjung ke Pulau Komodo, kemudian mendengar harga wisata yang naik, pasti akan mikir berulang kali kan untuk tetap pergi ke sana. Sehingga menutup kemungkinan kalau kita ingin berkunjung ke sana (kita yang ingin berwisata dengan harga terjangkau)

Semoga pemerintah bisa menentukan keputusan yang tepat karena belum ada keputusan resmi mengenai isu ini. Meskipun baru isu, tapi kabar ini cukup membuat masyarakat Indonesia menjadi pihak oposisi dalam mempertahankan Pulau Komodo. Karena isu ini dapat memicu kontravensi di kalangan masyarakat Indonesia terutama penduduk pribumi. Jika pembenahan yang ingin dilakukan pemerintah untuk Pulau Komodo ini adalah keputusan yang tepat, semoga bisa memberikan eksternalitas positif bagi sekitar. Tapi, jika yang dikontrakan masyarakat lebih benar daripada keputusan pemerintah, semoga aspirasi rakyat mengenai hal ini dapat didengar.
Komodo juga teman kita yang perlu disayangi.

Dan ternyataaaaaaa...


Sumber Gambar
Pulau Komodo tidak jadi ditutup😄